.
.
Bacaan
Pribadi
“ Dunia milik kita bersama, walau berbeda bangsa dan Agama namun satu tujuan”
1
Hanya dengan “Akal” dapat menerima kenyataan
AKAL SEHAT
Kalau awal membaca sudah marah berarti tidak waras.
HATI BERSIH
Kalau membaca belum habis sudah marah berarti hatinya kotor.
HATI SUCI
Kalau membaca sampai habis/tamat masih juga marah, berarti Dosa.
Kalau dibaca tidak dihayati, maka kelak kita termasuk orang-orang Yang merugi.
SELAGI MASIH BISA BACA, BACALAH BAIK-BAIK.
Tujuan tulisan ini bukan untuk membenarkan suatu kelompok, bahkan bukan untuk menyalahkan Akidah serta Aturan yang telah ada dalam suatu kelompok.
Tapi semata-mata hanya untuk bahan pengkajian pribadi, karena setiap pribadi pembaca pasti akan masuk ke “Alam Ghaib” yang kekal, yaitu Alam Kubur.
“Surat Terbuka”
Mengkaji kembali Ayat-ayat yang terhalang Ghaib
2
PERHATIAN !!!
BAHAN PENGKAJIAN SEDERHANA
TETAPI TINGKAT TINGGI.
Tulisan ini di utamakan bukan untuk orang awam.
Tetapi untuk Mu’min yang mengerti makna dari Pengkajian.
Kepada Pembaca,
disarankan saat membaca tulisan ini terlebih dahulu harus kembali pada Fitrahnya.
Pengkajian ini lebih mudah bagi Mu’min yang sudah tingkat Hakekat.
Hanya dengan “Akal” dapat menerima kenyataan
3
PENGKAJIAN AL QUR’AN DENGAN MENGGUNAKAN AKAL SEHAT SERTA HATI YANG BERSIH DAN SUCI
1.
Misteri arti dari beberapa kata yang mendominasi ayat ayat dalam AL QUR’AN berbunyi :“ALLAH “, Tuhan , Isa , Dia dan Kami.
Karena semua Firman ALLAH yang ada dalam AL QUR’AN menurut historisnya disampaikan melalui Malaikat Jibril kepada Rasul Muhammad, jadi apabila Jibril berkata untuk menyatakan SANG HALIQ yaitu dengan sebutan ALLAH.
Untuk sosok yang diberi kuasa mengatur ciptaan ALLAH yaitu dengan sebutan Tuhan.
Sebutan Isa, yaitu untuk sosok Nabi yang diizinkan ALLAH untuk melakukan mujizat-mujizat besar yang tidak pernah diizinkan kepada Nabi siapapun juga, di mana nama "Isa" ini mengisahkan gambaran tentang Yesus Kristus (dalam Injil) yang diceritakan hanya dari sudut pandang sifat sosok seorang manusia suci saja.
Supaya semua manusia yang membaca tidak menjadi sesat karena mengkultuskan "nama Isa", maka ada kalimat yang bernada ancaman :
Kafirlah orang yang mengatakan Isa itu Tuhan !
Bersyukurlah bahwa hingga saat ini kalimat tersebut dimengerti oleh semua manusia yang ada diseluruh dunia, termasuk Nasrani sekali pun.
Sehingga tidak ada yang berani menyebut "Tuhan Isa".
2.
Mengapa gambaran sosok nabi pembawa Injil di dalam Al Quran harus memakai "nama Isa" dan tidak memakai nama seperti tertulis di Injil.. yaitu "namaYesus Kristus" ?
Karena ALLAH Maha Tahu, saat Yesus Kristus hidup di dunia sebagai manusia telah bersabda dengan kesimpulan :
“ Namaku akan dibenci orang tanpa sebab ”.
Oleh karena itu Allah Yang Maha Tahu memerintahkan Jibril untuk menyampaikan Firmannya dengan menyebut nama Al’ Masih Isa Putra Maryam.
Dengan demikian apabila pembaca menjadi ragu ragu tentang kisah Isa dan supaya tidak menimbulkan perbantahan bagi-
4
mereka yang membaca, maka Jibril menyampaikan ayat (Q.5:68) menghimbau pembaca harus membaca Taurat dan Injil saja !, (sebab yang sedang dibaca adalah Al Qur-an) jadi oleh karena ayat Al Qur-an'lah sehingga kita mengetahui himbauan tersebut.
Karena Allah bersabda dalam ayat tersebut; seorang Ahli Kitab saja kalau melalaikan himbauanNYA, maka orang tersebut tidak dipandang beragama (apapun agamanya), apalagi kita orang yang awam !
Jadi jelas, untuk mengetahui isi ajaran dalam suatu Kitab, maka dengan pasti Kitab tersebut harus dibaca.
Begitu pula ayat di (Q.10:94), ayat ini ditujukan kepada Rasul Muhammad, yaitu orang pertama yang menerima wahyu AL QUR’AN, dengan makna: Apabila Beliau juga ragu tentang “kisah anak Maryam” maka harus bertanya kepada orang Nasrani yang lebih dahulu telah membaca kitab Injil (sebelum ada kitab Al Quran).
Ayat ayat tersebut diturunkan karena ALLAH Maha Tahu, tentang apa yang ada dalam hati serta pikiran setiap manusia yang membaca Al Qur-an.
Dimana Q. 5:68, sudah pasti untuk semua orang yang membaca AL QUR’AN.
Karena itu perlu dipahami : Bahwa setiap kelompok ayat diawali dengan sebutan “Surat”. Apabila kita “membaca Surat”, dimana suatu Ayat dalam kalimatnya didapati suku kata / kata ganti yang berbunyi: “Kamu”/ “Mu” : Berarti makna dari Ayat itu ditujukan untuk kita yang membacanya.
5
Peringatan !
Tulisan ini bukan pelajaran Agama !
Tulisan ini berisi penjelasan hubungan antara
Kitab Al Qur-an dengan Kitab Injil,
yang selama ini oleh sebagian orang,
Injil dianggap tabu untuk dibaca !
Kalau mau melanjutkan membaca tulisan ini, terlebih dahulu jangan’lah berprasangka buruk.
Karena tidak ada satu dalihpun yang dapat merubah Akidah !
Tulisan ini mengungkap “hubungan tersembunyi” antara ayat-ayat Al Qur-an dengan Injil., yang merupakan "Kebenaran tersembunyi".
Tulisan ini bukan membahas peraturan yang berhubungan dengan kehidupan manusia.
Akan tetapi membahas tentang Firman Allah yang ada di dalam Kitab Suci.
Jadi kita harus membedakan hal tersebut !
6
3.
Karena ALLAH Maha Tahu…, jika pembaca AL QUR’AN menyatakan bahwa Isa disalib :“ITU SUATU KESALAHAN BESAR” sebab tidak masuk akal, karena AL QUR’AN hanya mengisahkan nama Isa sebagai gambaran manusia biasa saja, yang dikenal dengan Nabi Isa.
Sebab Salib (dalam INJIL) adalah lambang Kematian dan Kebangkitan Yesus Kristus.
Dengan dibuktikan disaat Dia dalam keadaanNya sebagai manusia tergantung di kayu Salib, berseru : "Eli, Eli, lama sabakhtani? Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku? Saksi hidup / manusia pada waktu itu mendengar langsung dengan jelas, semua orang saat itu dan kitapun sekarang dapat mengambil kesimpulan dari makna arti seruan Nya, bahwa Dia saat berada (napak) di Bumi ROH ALLAH bersemayam di dalam diri Nya.
Contoh kasar : apabila manusia kerasukan roh syaitan, maka mulut manusia yang berbicara suara syaitan !, begitupun YESUS KRISTUS saat “Dia” hadir di dunia sebagai Anak Manusia, dimana ROH ALLAH diam di dalam diri Nya, maka jelas apa yang diucapkan Yesus saat hidup di bumi, semua perkataan Nya adalah KALIMAT ALLAH, sehingga “Dia” disebut Kalam Hidup.
Hal inilah yang tersamar di Q.4:171 dengan makna bertujuan menjelaskan kembali, bahwa semua perkataan yang diucapkan oleh Anak Maryam yang dikenal dengan nama Isa, semua perkataannya disebut kalimat Allah karena Isa Roh Allah, oleh karena itu “Dia”disebut Manusia Illahi (Ilaahin naas).
Jadi sesungguhnya tujuan dari “seruan” yang keluar dari diri Yesus saat tergantung di kayu salib, yaitu secara tidak langsung memploklamirkan diriNya bahwa Ia “Manusia Illahi”, bagi pendengar berakal.
Karena itu kisah YESUS KRISTUS di dalam INJIL adalah gambaran “MANUSIA ILLAHI”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Injil adalah catatan tentang Firman Allah karena semua perkataan yang keluar dari mulut Yesus adalah suara Allah.
Inilah bukti kebenaran tentang nubuat akan kehadiran "anak manusia Yesus", yang tertulis di Kitab Ulanagn 18:18
Ulangan 18:18; seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firmanKu dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Jadi jelaslah siapa sebenarnya manusia Yesus Kristus itu yang pernah hidup dalam Dunia.
Oleh karena itu Ia "harus mengalami proses mati dahulu sebagai manusia" kemudian bangkit dari antara orang mati walaupun belum tiba hari berbangkit yang sesungguhnya.
4.
Sangatlah benar AL QUR’AN dengan kenyataan yang ada (Q. 4:156) hanya menceritakan keadaan “Mereka” (Yaitu orang Yahudi yang kafir terhadap Isa), dan ayat 157 menggambarkan keadaan “Mereka” yang berselisih paham antara yang percaya dan yang ragu ragu oleh karena berita simpang siur tentang penyaliban dimasa lalu, sehingga sebagian mengikuti prasangka belaka.
Oleh karena prasangka belaka, jadi jelas isi, di Q. 4:157, tidak ada ketegasan bahwa Isa disalib atau tidak.
7
Perlu kita perhatikan !, bahwa kisah di ayat 157 itu menggambarkan dari hasil UCAPAN “MEREKA” YANG TETAP KAFIR TERHADAP ISA!!!,
Q. 4:157 (pada kalimat kedua) mengisahkan perbedaan pendapat “MEREKA” orang-orang keturunan Yahudi dijazirah Arab yang masih ragu karena pengaruh ceritera dimasa silam tentang "Dusta Makamah Agama" setelah Yesus bangkit dari kuburNya (Injil Matius 28:15).
Yang pasti dimasa lalu sebagian besar orang Yahudi sangat membenci Yesus dan pastilah “MEREKA” yang berniat membunuhNya.
Oleh karena itu dalam Q.4 ayat 157 pada kalimat pertama tersirat pengakuan "MEREKA" keturunan orang-orang Yahudi yang percaya tentang pembunuhan / penyaliban tersebut.
("Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah").
Dengan demikian jelas kisah di Injil (sebelum ada Al Quran) tertulis bahwa Yesus Kristus disalibkan, wafat dan dimakamkan, dan pada hari ke 3 bangkit dari antara orang mati dan naik ke SURGA ketempat ALLAH YANG KEKAL hingga saat ini, dan Ia akan datang di akhir zaman untuk membangkitkan orang hidup dan mati, yang “PERCAYA KEPADA NYA”(Yahya.6 : 37~39).
5.
Jadi jelas, “ucapan MEREKA” bukannya ucapan Jibril, kalau kita percaya dengan ucapan “MEREKA” orang kafir itu (...... orang yang diserupakan dengan"Isa bagi mereka) maka kita jadi ikut - ikutan Kafir, seperti “MEREKA” yang dijelaskan pada ayat tersebut!
Oleh karena itu jangan’lah asal membaca ayat Al Qur-an, sehingga diartikan tanpa diteliti terlebih dahulu !
Sekali lagi ditegaskan bahwa, ayat tersebut merupakan penjabaran dari INJIL (Matius 28:15), yang menggambarkan usaha orang Yahudi yang tetap kafir terhadap YESUS dizaman itu, berupaya menyebarkan berita bohong, bahkan upaya “mereka” (orang-orang yang benci Yesus) sampai saat ini menimbulkan Isyu Injil yang sekarang adalah “PALSU”.
Jadi jelas Al Qur-an menceritakan sebagian orang-orang di Jazira Arab dizaman itu, setelah 600 tahun Yesus bangkit masih banyak yang terpengaruh dari cerita bohong yang tersiar diantara orang Yahudi !
Tanpa kita sadari, kita sendiri yang menjadi korban berita itu, karena kita tidak hidup di zaman itu, dan hanya tahu dari kisah yang ada, sehingga kita termasuk orang yang ragu dan berbantah bantah !
Contoh Apabila orang Nasrani mengatakan Yesus disalib, dengan pasti kita membantahnya.
Hal ini karena ketidak tahuan kita, sebab kisah Yesus Kristus disalib hanya ada di dalam Injil saja.
Jadi kita harus tahu bahwa Isa dalam Al Qur-an bukan menceritakan Yesus Kristus sesungguhnya.
Karena itu kita harus berhati hati membaca semua kisah tentang Nabi Isa dalam Al Qur-an.
Jika tidak hati-hati pasti kita akan menyangkal tentang Yesus Kristus mentah-mentah !
8
Sebab semua kisah tentang nabi Isa termasuk ayat yang samar-samar / Mutasyaabihaat (Q. 3:7) yang bisa menimbulkan Fitnah, kecuali kalau kita membaca dengan menggunakan akal yang sehat dan hati yang Suci dan Bersih, dan teliti terhadap petunjuk apa saja yang berhubungan. (Bab 30)
Oleh sebab itu kita sebagai Umat Muslim dihimbau membaca INJIL (Q. 5:68).
Sebab AL QUR’AN terdapat dalam Induk AL KITAB (Qs 43:4).
Oleh karena itu dalam melaksanakan pengkajian, Injil merupakan sebagai salah satu nara sumber kisah nyata tentang kehidupan Yesus Kristus anak Maria. (bab 26)
Dengan demikian ayat-ayat di Injil menjadi suatu petunjuk bagi para pembaca supaya mengetahui siapa sesungguhnya yang disebut nabi Isa dalam Al Qur-an, agar tidak terpaku oleh nama tersebut sehingga tidak menimbulkan fitnah terhadap nama Yesus Kristus yang terlebih dahulu ada di dalam Kitab Injil sebelum Al Qur-an ada.
6.
Siapa yang disebut “Dia” dalam AL QUR’AN ?, Tata Bahasa, “Dia” adalah kata ganti ORANG ketiga tunggal yang dibicarakan.
Janganlah kita menambah kedurhakaan (Q.5:68), dari generasi ke generasi, karena tanpa kita kaji dengan benar sehingga tidak kita sadari, maka dengan beraninya kita menyebut “Dia” dalam AL QUR’AN ditafsirkan derajatnya sama dengan ALLAH.
Karena jelas Jibril saja kalau menyebut SANG HALIQ dengan sebutan ALLAH dan
kita saja menyebut Rasul ALLAH dengan kata “Beliau”.
Jadi jelas Jibril tidak berani
kurang ajar dengan sembarangan menyebut “Allah:” dengan kata ganti “Dia”.
PERHATIKAN ! makna isi dari Q.3:18 pada kalimat pertama ; ALLAH SENDIRI MENYATAKAN : TIDAK ADA TUHAN SELAIN “Dia”..!
Sangatlah jelas berarti kalau difahami dengan benar bahwa “Dia” yang dimaksud adalah Tuhan !
Kalimat pertama dalam Q.3:18, merupakan kalimat sederhana saja, tetapi sangat FATAL bagi orang yang hanya sekedar membacanya. Maka jika diperhatikan dengan cermat kalimat tersebut menyimpulkan, bahwa secara tidak langsung ALLAH dalam FirmanNYA menegaskan kepada siapa saja yang membaca Al Qur-an, bahwa Tuhan adalah “Dia” yang sudah dikenal manusia sebelum Al Qur-an diturunkan.
9
Sehingga Allah berFirman untuk menegaskan lagi bahwa “Dia” adalah Tuhan, seperti di Q.26:213 : Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain disamping Allah… .
Ayat tersebut jika dibaca dengan cermat, mengandung makna suatu pertanyaan ?
Jadi : Siapakah Tuhan yang “resmi” berada disamping Allah itu ? yang berhak boleh disembah !
Jadi Siapa “Dia”…?, Jawabannya pasti ada di ayat samar samar (Mutasyaabihaat)….!
Tetapi bisa dipastikan kesimpulan dari ayat tersebut sangat sulit sekali bagi kita untuk memahaminya.
Karena kita sudah berpegang pada pengertian yang sudah ada dalam pikiran kita selama ini, yaitu Kalimat Agung, Syahadat ; Tiada Tuhan selain Allah……. . . . , yang selalu kita kumandangkan.
.
Kalimat Agung tersebut amat sangat lah benar, tetapi kita perlu pahami bahwa kalimat Agung tersebut merupakan inti dari kesimpulan ayat-ayat yang menjabarkan, tentang siapa sebenarnya Tuhan itu?
Jadi kalau kita mengartikan sekilas saja arti dari kalimat Agung tersebut, dipastikan kita akan sulit untuk memahami ayat-ayat seperti Q.3:18, Q.26:213 dan masih banyak lagi Ayat-ayat yang mempunyai makna serupa.
Bahkan kita akan meremehkan ayat-ayat yang bersangkutan (Q.25:30)
7.
Dari pernyataan Allah pada FirmanNYA di Q.3:18, menegaskan bahwa “Dia” itu sosok yang bisa /dapat, pernah dikenal.
Coba baca Q.19:35, dikaji dengan cermat dan harus ekstra hati hati, Karena Ayat ini adalah KUNCI PEMAHAMAN TENTANG “Dia”.: TIDAK LAYAK BAGI ALLAH MEMPUNYAI ANAK, Maha Suci Dia.
Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya BERKATA kepadanya : “Jadilah”, maka jadilah ia >>> Jelaslah ALLAH itu “ZAT / ROH MAHA SUCI”, yang tidak pernah tampak oleh mata dan tidak terdengar oleh telinga.
Jadi “Dia” di ayat ini adalah rupa sosok MANUSIA SEMPURNA (Q.19:17) yang terjadi dari Jelma’an ROH ALLAH menjadi Zhahir Laki – laki Suci (Q.19:19) yang bukan diperanakan seperti manusia biasa dari hubungan badan, karena itu “Dia” dalam ayat tersebut adalah sosok seorang manusia yang disebut “ILLAHIN NAAS”, sehingga tidak ada SEORANGPUN di dunia ini yang SETARA dengan “Dia” (Q.112:4).
Karena “Dia” sosok Zhahirnya Manusia Illahi maka mulut Nya sangat sakti, sehingga cukup BERKATA saja : “Jadilah”.
Sedangkan sampai saat ini manusia tahu bahwa ALLAH MAHA DIATAS MAHA SEGALANYA, oleh karena itu Allah tidak perlu berucap / BERKATA melainkan hanya “BERKEHENDAK” saja sudah jadi.
Jadi jelas Q.19:35 tersirat secara tersamar untuk menegaskan bahwa "Dia" yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah gambaran dari "Manusia Suci" yang disebut Ilaahin naas, yang menggambarkan sosok asli dari anak Maryam dengan nama "Yesus Kristus", yang sudah tertulis di Injil sebelum ada Al Quran.
10
Disinilah harus kita pahami bahwa ayat yang menyangkut tentang Isa tergolong “Mutasyaabihaat”
Karena itulah kita dihimbau membaca INJIL (Q.5:68), sehingga kita faham gambaran “Dia” dalam AL QUR’AN adalah SOSOK tersamar dari “YESUS KRISTUS”.
8.
ALLAH SENDIRI bertanya kepada pembaca AL QUR’AN, dalam Firman NYA di Q.19:65 : ……. “APAKAH KAMU MENGETAHUI ADA SEORANG YANG SAMA DENGAN “DIA” (yang patut disembah).
Makna dari ayat tersebut seakan menguji kita, supaya mengenal siapa “Dia”?
Dimana kita sangat yakin bahwa Al Qur-an adalah Firman Allah yang disampaikan melalui Jibril kepada Rasul Muhammad, maka sangatlah jelas bahwa suku kata “Dia” yang diFirmankan Allah dalam semua ayat Al Qur-an, ditujukan untuk suatu sosok yang harus kita pahami.
Sehingga ALLAH berfirman, pada pesan terakhir NYA dengan memberikan kesimpulan bagi seluruh manusia yang membaca AL QUR’AN, yang ditulis diakhir “Surat NYA” (Q.114) untuk dipahami bahwa “Dia” adalah : RAJA MANUSIA DAN MANUSIA ILLAHI. “Dia” yang menciptakan Langit dan Bumi dalam enam masa….. .. (Q.57 : 4), kesimpulan: ” Dia” disebut Tuhan yang patut Disembah.
Jelas “Dia” adalah Tuhan yang pernah nampak dalam rupa Manusia, yang sudah dikenal sebelum AL QUR’AN diturunkan, yang dikenal dalam INJIL : “TUHAN YESUS KRISTUS” yang ber Firman pada Yahya (Wahyu.22:13) “AKU INILAH ALIF DAN YA’ YANG AWAL DAN YANG AKHIR”.
Karena itu ALLAH MENEGASKAN LAGI 600 TAHUN KEMUDIAN di Q.57 : 3 & 4 :“Dia” lah YANG AWAL DAN YANG AKHIR, YANG ZHAHIR (pernah terlihat) DAN YANG BATHIN (sekarang ada di alam Surga yang kekal).
Oleh sebab itu di (Q.2:255) Ayat Kursi : Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. …….. .. .. .. .
Ayat tersebut seakan menggambarkan bahwa “Dia” adalah sosok yang mempunyai sifat manusia.
Yang mana Ayat tersebut sebenarnya penjabaran dari sabda Yesus Kristus, di Injil, Kitab Wahyu 1: 17 - 18, yaitu : …… . .,,Jangan takut. Aku inilah yang awal dan yang akhir, dan yang hidup. Aku sudah mati, maka tengoklah, sekarang Aku hidup selama – lamanya, serta padaku anak kunci maut dan alam maut. (Sumber bunyi text dari Injil cetakan 1971 / ejaan lama)
11
9.
Begitu pentingnya pesan ALLAH pada Q.5:68, Jika kita sudah membaca INJIL dengan benar, akan mudah memahami ayat-ayat AL QUR’AN, dan harus hati-hati secara cermat dalam mengartikan seluruh ayat, mengkaji dengan benar dengan menggunakan AKAL DAN PIKIRAN YANG SEHAT, SERTA HATI YANG BERSIH DAN SUCI, supaya pembaca tidak menjadi SESAT, seperti di (Q.3:7).
Jadi jelas beberapa ayat-ayat INJIL itu memang terdapat di dalam AL QUR’AN, dimana ayat-ayat di dalam Kitab INJIL merupakan sabda YESUS yang bernada "pemberitahuan", dan setelah 600 tahun kemudian sabda itu disampaikan lagi oleh Jibril tetapi sudah berubah / dipertegas, untuk manusia yang berkeras hati / tidak mengkaji dengan benar, sehingga disajikan bernada "peringatan" dan jika dilanggar menjadi “Hukuman”.
Contoh salah satu ayat Injil, yang terlebih dahulu telah ada sebelum Al Qur-an diturunkan !
Di Injil Markus 16:16 ; Tuhan Yesus berkata :Siapa yang percaya dan di baptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum.
Contoh ayat di Al Qur-an yang diturunkan Allah, setelah 600 tahun lamanya berita Injil Kristus sudah tersiar di jazirah Arab.
Q.19 : 71 ; Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. (Liht >> Bab 30 – Kesimpulan)
Kalau kita perhatikan makna dari ayat (Q.19:71) tersebut merupakan suatu ketetapan Tuhan, dimana kita semua sudah diVonis (ditetapkan) masuk neraka. (Siapa Tuhan yang sekejam itu ?)(Bab 30)
Kalau Allah sudah mengatakan seperti di Ayat tersebut, hal ini tidak main-main karena Ayat itu sangat jelas ditujukan kepada kita semua pembaca Al Qur-an (daripadamu).Bab 2
Kalau sudah tersurat seperti itu, pasti kita semua diVonis masuk neraka seperti (Q.19 : 71).
Tetapi ayat tersebut (Q.19:71) menggambarkan bahwa:
Allah Maha
Tahu dimana semua umat Islam pembaca Al Quran (daripadamu) dengan sengaja menolak / tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai “Juru Selamatnya”, yang artinya sama saja dengan sengaja (mendatangi) menerima akan “dihukum” seperti apa yang sudah dikatakan oleh “Tuhan” Yesus Kristus 600 tahun sebelum
ada Al Quran !
Jadi untuk apa ada ayat Q.5:69 yang menyarankan kita ber Amal Saleh ? Dimana ayat tersebut merupakan suatu pertentangan dengan Q.19:71, dan terhadap ayat yang lainnya.
Disinilah harus kita sadari disaat kita membaca Al Qur-an, keadaan kita dalam suasana mengkaji.
Jadi pada saat membaca dan mendapati Ayat-ayat yang saling bertentangan tersebut tidak lain bertujuan agar kita terjaga, supaya kita lebih memahami tentang Al Qur-an dari mana narasumbernya ? (Q.4 : 82).
12
Karena itu Al Qur-an suatu petunjuk, dimana petunjuk itu merupakan arahan yang sudah diketahui dengan pasti titik tujuan akhirnya !
Jadi harus mengikuti petunjuk itu dengan teliti dan hati-hati.
Bentuk “Petunjuk” dalam Al Qur-an berupa tulisan, dimana “Petunjuk” itu bersifat tanpa paksaan, jadi tergantung dari pribadi masing-masing orang, mau atau tidak untuk dibaca dan dipikirkan !
10.
Kalau kita sudah berpegang pada prinsip yang mendasar bahwa Allah itu Esa dan kekal adanya.
Berarti semua Kitab berasal dari Allah yang sama, karena satu sumber sehingga dapat dipastikan semua Kitab mempunyai maksud baik dengan satu tujuan yang sama, yang merupakan mata rantai.
Tetapi kalu kita mendapatkan suatu ayat bertentangan dengan ayat yang lain dalam satu kitab yang kita baca, maka kita harus berpikir untuk menyimpulkan bahwa kitab tersebut bukan dari sisi Allah seperti tersurat di Q.4:82
Jika Akidah kita sudah benar dan sudah merasa memiliki keyakinan yang besar terhadap Allah, mengapa kita lalaikan FirmanNYA (Q.5:68) sehingga enggan atau takut untuk baca semua Ayat-ayat Injil, yang jelas-jelas ayat (Q.5:68) tersebut merupakan himbauan untuk kita semua pembaca Al Qur-an.
Apabila kita sudah membaca Injil, maka kita dapat menyimpulkan bahwa beberapa ayat yang ada di AL QUR’AN mengulangi kembali apa yang pernah di sabdakan Yesus Kristus, seperti terdapat di Injil.
Ironisnya ayat ulangan dari sabda Yesus, hanya yang berhubungan dengan wewenang ke Illahi anNya.
Dengan demikian Al Qur-an secara tersamar menegaskan kembali tentang ke Illahi an Yesus Kristus.
Contoh : Kalimat sabda YESUS tentang diri Nya di Injil dan ditegaskan lagi tersamar di Al Qur-an :
Dalam INJIL Wahyu 22 ayat 12 dan 13, yaitu : (“AKULAH YANG AWAL DAN YANG AKHIR”)
Ditegaskan lagi di Surat 57 AL HADIID ayat 3, yaitu: (“DIALAH YANG AWAL DAN YANG AKHIR”)
Jadi jelaslah suku kata “Dia” dalam ayat itu untuk kata ganti yang menunjukkan secara samar samar bahwa Dia adalah YESUS KRISTUS (Yahya.4:26 & 13:13/Injil th 1970), begitu pula ayat lainnya.
Oleh karena tidak ada satu ayat pun di dalam Al Qur-an terdapat nama Yesus Kristus, jadi apabila ada ayat yang menggambarkan sosok ke Illahi’an Yesus, maka disebut tersamar dengan kata ganti “Dia”.
13
Kenapa di ayat 3 Surat 57 Al Hadiid itu tidak memakai suku kata “ISA”….?,
SEBAB :TIDAKLAH MASUK AKAL, KARENA NAMA ‘ISA’ HANYA GAMBARAN KISAH TENTANG YESUS KRISTUS DARI SUDUT PANDANG MANUSIA BIASA SAJA, sedangkan arti dari ayat tersebut menyangkut ke ILLAHI’an, karena hanya satu nama saja dalam sejarah hidup manusia, yang mempunyai “HAK BERSABDA” seperti itu, yaitu “MANUSIA YESUS KRISTUS”. (Bab 20)
Oleh karena itu “Dia” disebut ILLAHIN NAAS, atau Manusia Illahi. (hub> bab 3)
Apabila kita sudah membaca semua Kitab (Taurat, Injil dan Al Qur-an), maka dari antara semua kisah para Nabi, hanya Yesus Kristus saja mengatakan “...Akulah yang Awal dan yang Akhir” (Wahyu 22:13).
Jadi kalau kita mengkaji dan memperhatikan dengan cermat semua ayat-ayat, bahwa secara tidak langsung AL QUR’AN menegaskan gambaran tentang siapa “Dia” itu yang tertulis di dalamnya.
Sebenarnya pemahaman semua ayat-ayat Al Qur-an yang menyebut tentang “Dia”, mudah dimengerti, kalau kita patuh melaksanakan perintah tersamar di Q.5 : 68, yaitu membaca Injil dengan hati yang tulus.
Sehingga kita akan tahu dengan jelas bahwa salah satu ayat yaitu, surat 57 ayat 3 dan 4, berisi ringkasan dari kumpulan sabda Yesus Kristus yang terdapat di ; Wahyu dan Injil Matius.
Dengan demikian secara tersamar Al Qur-an menegaskan kembali tentang siapa Yesus Kristus yang sesungguhNya, bahwa “Dia” adalah Tuhan yang sudah dikenal sebelum Al Qur-an diturunkan.
11.
Jadi jelas suku kata “Dia”gambaran dari sudut Zhahir sosok ILLAHIN NAAS yang pernah dikenal manusia, walaupun sekarang sosokNya tidak terlihat, tapi manusia tersebut dinyatakan masih hidup (Injil Wahyu.1:18)
Suku kata “Tuhan” adalah gambaran Global Wewenang Mutlak Kekuasaan yang ada pada “Dia”.
Itulah suku kata yang ada dalam AL QUR’AN, ALLAH adalah SANG HALIQ Langit dan Bumi telah bersabda kepada Rasul Muhammad yang disampaikan melalui Malaikat Jibril, isi dari Sabda NYA tidak jarang memakai kata “KAMI”.
Dimana suku kata “Kami” sebagai kata ganti untuk mewakili yang berbicara lebih dari satu ; sedangkan hampir semua orang berpendapat bahwa ALLAH itu Esa (Tunggal)!
Jadi, kalau Allah itu Esa adanya, mengapa dalam FirmanNYA memakai suku kata “Kami”…?.
Seperti di (Q.2:3) dan yang lain nya, hal ini secara tidak langsung Jibril berkata meng-atas namakan ALLAH yang di Sorga berikut penghuniNYA.
14
Hal tersebut menegaskan bahwa Allah Sang Haliq, dan suku kata “Dia” adalah sosok Tuhan yang pernah dikenal Wujud ZhahirNya dalam sejarah hidup manusia, dan agar manusia tahu bahwa Tuhan itu berdiri sendiri, sehingga ada ayat yang memberi penegasan tersamar di (Q.3:2 & Q.7:206).
Karena sampai saat itu (600 tahun setelah zaman Yesus sebagai manusia) masih tetap banyak manusia yang belum juga mengenal ALLAH DENGAN SEBENAR-BENARNYA. (Q.22:74).
.
Jika kita sudah membaca Injil kemudian mengkaji Al Quran dengan hati tulus, maka kita akan tahu bahwa Q.22:74 merupakan peringatan kembali untuk kita semua, karena 600 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan, yaitu saat Yesus Kristus hadir di dunia terlebih dahulu sudah memberitahukan supaya manusia menyembah Allah dengan Roh dan kebenaran (Injil Yahya 4:23-24).
Jadi Al Qur-an memberikan pelajaran dengan perumpamaan di (Q.22:73) supaya melalui jawaban dari perumpamaan itu di (Q.3:49), pembaca diberikan gambaran tersamar untuk mengenal Allah yang benar.
Karena Allah itu Roh Kudus adaNYA, sejak saat Yesus Kristus hadir di dunia, saat itulah manusia mulai diperingati perihal penyembahan terhadap Allah, supaya kita dan semua orang harus mengetahui dengan tepat, yaitu : melalui media roh siapakah kita menyembah Allah ?
Sedangkan hal tersebut dalam ayat Al Qur-an sudah dijabarkan, tetapi jarang kita perhatikan, yaitu sebuah kalimat yang merupakan “sandi” bagi kita yang mengkaji, dengan bunyi : jalan yang lurus itu !
Karena dalam alam Ghaib banyak sekali roh jahat yang mengganggu dan hadir menyamar sebagai malaikat terang (tersirat di 2 Korintus 11:14) disaat manusia melakukan penyembahan terhadap Allah.
Karena kehadiran apapun dari jenis roh-roh tersebut merupakan seteru bagi Allah (Roh Kudus), dimana roh tersebut ber usaha menipu manusia, sehingga manusia menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk . (Q.43 : 37)
Tujuan utama dari roh tersebut untuk menghalangi manusia bersekutu dengan Tuhan.(Q.72 :2&19)
12.
Karena sampai saat ini bahwa ALLAH hanya sebatas dalam imajinasi manusia, disebut Sang Haliq.
Supaya manusia tahu hanya melalui gambaran “Dia”lah mengenal ALLAH dengan sebenar-benarnya.
Karena Dia Manusia ILLAHI, penuh kasih yang telah ALLAH karuniakan dengan Nama “YESUS KRISTUS”
(Yahya.17:11). (bab 28 & 29)
15
Di mana Dia pernah diutus Allah untuk hadir melawat bumi dengan misi pemberitaan Firman, karena utusan dari Allah, maka dibuktikan dengan kebangkitanNya dan waktu itu juga telah kembali ke AsalNya secara utuh.
Yaitu sekarang sudah berada disisi Allah yang Kekal (Q.31:34 >> Q.43:61) (Q.16:96 & Wahyu 1:17 & 18).
Karena itu manusia diseluruh dunia mengakui akan kebangkitanNya, (yaitu tercantum pada Kalender) dengan memperingatiNya setiap tahun akan kejadian Wafat dan Kenaikan Yesus Kristus ke Sorga, yang kita kenal dengan Wafat Isa AlMasih dan kenaikan Isa AlMasih, hal itu tidak dapat kita pungkiri.
Dia sudah dikenal manusia sebelum Al Qur’an ada, sampai saat ini Dia berada disisi Allah.(Q.31:34)
Karena kehadiran “Dia” di bumi dan kenaikanNya ke Surga, yaitu kembali ke asalNya Surga
Maka jelas hanya Dialah satu-satunya Manusia Illahi “SEKUTU ALLAH” !, yang sudah dikenal.
Oleh sebab itu
DIA BUKAN MAKHLUK / MANUSIA DUNIA (pengakuanNya di Injil Yahya 6 : 38).
Sehingga tidak ada manusia yang setara dengan “Dia” (tersamar di Q.112:4) karena ada kata “setara”, berarti “Dia” itu adalah manusia juga, sebab kata setara dalam logika dipakai untuk penjelasan tingkatan (level) yang masih dalam jenis kelompoknya, dan hanya “Dia” seorang saja yang terkemuka di alam dunia dan Akhirat (Q.3:45). (sabda Yesus di Injil Matius 28:18)
Karena itu 600 th kemudian Allah berpesan melalui FirmanNYA untuk memberi peringatan kepada manusia, di (Q.4:116) : Bahwa ALLAH akan murka kepada orang yang mempersekutukan “Dia”.
Itulah sebabnya ada Firman : “ALLAH TIDAK DAPAT DIPERSEKUTUKAN OLEH MAKHLUK APAPUN JUGA YANG ADA DIDUNIA INI ”!
Kalimat inilah jika diartikan mentah-mentah akan membuat kita sulit memahami bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan (berarti sekutu Allah), bahkan menimbulkan anggapan orang Nasrani / Kristen sesat karena memper Tuhankan Yesus.
Bahkan kita terkadang berpendapat keliru, menganggap orang Nasrani / Kristen tidak sujud kepada Allah.
Itulah sebabnya ayat Al Qur-an di Q.5:68 menghimbau kita semua supaya membaca Injil, agar kita mengerti gambaran siapa “Dia” sesungguhnya ? yang terdapat di dalam Kitab Suci Al Qur-an .
Hal itu supaya kita tahu, siapakah sosok “Dia” yang diFirmankan Allah melalui Jibril ??? (Bab 10)
Firman Allah di Q.43:64 bermakna: Karena “Dia” Tuhan, menyembah “Dia” adalah jalan yang lurus.
Q.43:64 ; In-nal laaha huwa rab-bii wa rab-bu-kum fa’buduuhu haadzaa shiraathum mustaqiim.
16
Kesimpulannya, jika kita sudah memahami bahwa suku kata “Dia” adalah kata ganti untuk sosok gambaran tersamar dari Yesus Kristus, maka semua ayat-ayat Al Qur-an dibaca akan jelas maknanya.
Disinilah pembaca Al Qur-an dituntut harus konsisten, dimana sejak awal surat pertama (Q.1:6) yaitu meminta di tunjukkan “jalan yang lurus”, dipertegas pada ayat 7, dijabarkan di Q.5:110, dan yang lainnya.
Maka cari dahulu dengan teliti petunjuk yang hanya berkaitan dengan “jalan yang lurus” itu !, oleh karena banyak sekali petunjuk - petunjuk yang dapat membuat pembaca kesasar bagaikan di persimpangan jalan.
13.
Setiap Surat Al Qur’an selalu diawali Kalimat :
“Dengan menyebut nama ALLAH yang Maha Pengasih dan Penyayang”.
Kalimat ini selalu diucapkan setiap awal melangkah dalam hidup ini.
Kalau dipahami dengan benar arti dari kalimat itu adalah suatu penjabaran yang bisa mengandung makna sebuah Pertanyaan bagi mereka yang mengkajinya..?.
Bahwa ALLAH yang keberadaan NYA hanya dalam gambaran Imajinasi manusia yang disebut sebagai SANG HALIQ, pada kalimat tersebut dapat disimpulkan seakan akan tersirat ada sosok yang sudah dikenal namaNya, yang biasa kita sebut hanya dari sifatNya saja yaitu MAHA Pengasih dan Penyayang, sedangkan Allah MAHA Murka juga, dan masih banyak lagi sifat Allah yang diatas segala MAHA….
Sehingga di kalimat tersebut Nama yang sesungguhnya tersamar, karena yang disebut sifatNya saja.
Karena arti sebuah “Nama” adalah sebutan yang diberikan kepada benda yang bersifat Zhahir atau dapat terdeteksi oleh Manusia, jadi “Nama” tersebut sudah pasti diketahui / pernah dikenal /pernah dilihat oleh manusia di dunia ini.
Jadi jelas kesimpulan dari Nama itu ditujukan kepada sosok “Dia” yang tersamar di dalam Al Qur’an.
Umum-nya nama benda hanya untuk satu sosok (Tunggal) dan bersifat .
Tetapi Nama sifat banyak sebutannya & berwujud Bathin.
17
Hal tersebut dibuktikan bahwa Allah dalam FirmanNYA menuntut Rasul agar menyebut Nama Tuhan, terdapat di Q. 76 : 25, yaitu : Dan sebutlah nama Tuhanmu pada (waktu) pagi dan petang.
Kalau dilihat dari bunyi Ayat tersebut, tersirat bahwa Rasul sudah mengetahui nama Tuhanmu yang Allah perintahkan menyebutnya.
Oleh karena itu ayat tersebut menegaskan dengan tersamar, bahwa di dalam nama Tuhanmu manusia mengenal Allah, sebab Allah adalah Roh Suci, dan di bumi ini banyak sekali nama roh-roh lainnya.
Jadi Nama Tuhan siapakah ? yang disebut mempunyai sifat Pengasih ?
14.
Diingatkan bahwa membaca Al Qur’an tidak sama dengan berdoa, kalau berdoa meminta dan menunggu terkabul atau tidaknya dari YANG MAHA KUASA.
Lain halnya dengan kita mengaji, yaitu hanya membaca sambil dikaji makna dari semua ayat ayat yang ada di dalam-nya;
Contoh: Q.1, AL Faatihah, ayat 1 s/d 7 , dimana makna kalimat pada ayat 6 yaitu meminta ditunjukkan jalan yang lurus, dan jawabannya pasti sudah ada pada ayat yang lainnya, karena itu kita harus berusaha mencari..!!!.
Jadi harus sungguh-sungguh dipelajari (Q.36:69).
Akan tetapi tidaklah semudah seperti membaca Ilmu Pengetahuan Dunia, dikarenakan kalimat dalam ayat ayat Al Qur-an mengandung cerita Ke ILLAHIAN dengan tegas dan lugas tapi tersamar.
Dimana ke Illahian lebih dominan berhubungan dengan dunia ghaib / roh, oleh karena Al Qur-an mengulas dengan penjabaran yang tegas tapi tersamar, agar dengan mengkaji sungguh-sungguh supaya manusia mengenal Roh Allah dengan sebenar-benarnya.
Jadi tanpa disadari waktu kita mengkaji ada kekuatan Ghaib yang jahat tanpa terlihat (Syaitan/Da’jal) dan yang Baik (Roh Suci), yang saling mempengaruhi pembaca untuk memilih pemahamannya, tetapi syaitan lebih gencar menggoda manusia.
Misteri ini tidak ada pada Kitab yang lainnya, dimana hampir semua orang Mu’min tidak mengetahui.
Karena saat mengkaji bartujuan untuk mengenal siapa Tuhan itu ? selain ”keberadaan Allah”./ Q.7:206
Dimana supaya manusia tetap tidak mengenal siapa yang dimaksud dalam ayat Al Qur-an dengan sebutan Tuhanmu atau Tuhannya, hal itu dikarenakan syaitan / Da’jal menghalanginya ! (Q.72:2)
Misteri itulah yang selalu kita dengar “ kata orang” bahwa Al Qur-an mengandung Ghaib.
18
Contoh untuk memahami salah satu ayat tersebut : Q.16:99 ayat ini pengertiannya tersamar : Sesungguhnya syaitan tidak berkuasa bagi orang-orang berIman dan bertawakkal kepada Tuhannya .
Perhatikan Q. 16 : 99 dipertegas dengan sebutan ”Tuhannya, mengapa bukan “ALLAH nya”???
Sedangkan di ayat 98, yaitu : Apabila kamu membaca Al Qur-an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Di ayat ini ditegaskan dengan jelas bahwa Allah tempat kita meminta.
Kesimpulannya bahwa di ayat 99, kalau dikaji dengan cermat, ayat ini mengandung suatu pertanyaan : Kepada Tuhan siapakah kita harus ber Iman ?, dan kepada Tuhan siapakah kita harus bertawakal ?
Jadi jelas dikedua ayat itulah ( 98 & 99 ) penegasan secara tersamar tentang Allah dan Tuhan.
Hal itu dijabarkan lagi di Q.23:32, yaitu : …..…tidak ada Tuhan selain dari padaNya…………
Walaupun hal itu hingga saat ini kita yakini satu kesatuan yang memang tidak dapat dipisahkan.
Sebab sampai saat ini yang kita tahu bahwa Allah tetap dalam gambaran Imajinasi manusia .
Karena itulah FirmanNYA di Q.22:74 > Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya….
Oleh sebab itu melalui NamaTuhan lah kita mengenal Allah yang benar, dimana Tuhan adalah “Dia” yang hidup kekal, senantiasa berdiri sendiri.
Seperti dijelaskan di Q.3:2. (= bab 11)
Dengan dijelaskan lagi di Q.7:206 > Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi Tuhanmu tidak merasa enggan menyembah Allah…… . . .
Di ayat ini jelas mengapa ditegaskan Tuhan itu mempunyai pasukan malaikat sendiri ? yang tidak enggan menyembah Allah, SANG HALIQ.
Kalau kita pahami ayat tersebut membuktikan bahwa Tuhan senantiasa berdiri sendiri.
Itulah contoh ayat dari sekian banyak ayat yang bermakna sama, dimana kita bukan sekedar asal membaca saja, yang paling utama dilandasi hati yang bersih serta minta Hikmat kepada Allah.
Karena diwaktu mengkaji ayat-ayat tersebut sangat rentan terhadap kekuatan roh Pengganggu yang mempengaruhi pembaca, agar tidak memperhatikan dan tidak menterjemahkan dengan benar !
Maka Al Qur-an tidak tepat diterjemahkan ke bahasa Indonesia, masalahnya bukan karena kata ganti.
Seperti di Q.43:64, yaitu suku kata Huwa diterjemahkan dengan kata : “Dia” saja, bahkan ada yang menterjemahkan dengan suku kata : “itu”, arti yang sebenarnya untuk kata ganti : “Dia laki-laki”
19
Mengapa di ayat itu tidak diterjemahkan dengan arti kata yang lengkap / sebenarnya ?
Karena “Tuhan” dalam Al Qur-an hanya dijelaskan sebagai Sang Kuasa yang ghaib adanya, yang ditegaskan di Q.57:3-4 yaitu : “Dialah” yang Bathin, yang menciptakan langit dan bumi.
Jadi selama pembaca belum memahami sosok “Dia” dalam Al Qur-an, maka tidak ada satu orang pun yang sanggup menterjemahkan dengan kata ganti yang sebenarnya !
Sehingga banyak yang berpendapat, lebih baik Al Qur-an dengan bahasa aslinya saja : Bahasa Qur-an.
Hal itu tidak perlu diherankan, karena kitapun saat mengkajinya terkadang berdalih akan arti yang hakiki dari suku kata “Huwa” yang ada di Q.43:64.
Dengan demikian tanpa disadari, kita sudah menyangkal “Dia” gambaran dari sosok Illahin Naas yang disebut Tuhanmu yang patut disembah, karena “Dia” adalah “jalan yang lurus” (Q.43:61)
Jadi perlu diingatkan lagi, bahwa hampir semua orang bahkan kitapun saat membaca Al Qur-an, jika menemukan ayat yang menyangkut dengan suku kata “Dia”, selalu ditafsirkan bahwa “Dia” itu ditujukan / diartikan untuk posisi Allah.
Hal tersebut sangat keliru, sebab kita sangat yakini bahwa Al Qur-an adalah Firman Allah, jadi bagaimana mungkin Allah sendiri yang berFirman dengan menyebut memakai kata “Dia” .(Bab 6)
15.
Kalau kita perhatikan dengan cermat, tidak ada satupun ayat Al Qur-an yang mengatakan :“Allahnya” atau “Allahmu” tetapi yang ada “Tuhanmu” / “Tuhannya” dan “Tuhan kita”.
Jadi Siapakah “Tuhannya”…???.
Sebenarnya para pembaca Al Qur’an berada pada posisi netral, dalam keadaan berserah diri kepada ALLAH, dengan harapan besar untuk dapat ditunjukkan “jalan yang lurus” itu, karena malas /tenggelam dalam kehidupan, jadi kita merasa cukup mendengarkan saja, yaitu menuruti saja kepada para pemimpin (sifat manusia “akulah yang paling benar”) Q.33:67.
Sehingga tanpa disadari kita sudah meremehkan Al Qur’an.(Q.25:30), karena tidak mau membaca / mengkaji secara pribadi, walaupun sudah diterjemahkan untuk memudahkannya (Q.19:97).
Hal itu membuat kita terlena hanya berserah saja tanpa ada kehendak dari diri sendiri (Q.76:30).
20
Di mana ALLAH mengatakan bahwa Al Qur’an kitab yang harus dipelajari (Q.36:69) dan dengan mengutus Rasul Muhammad hanya untuk memberi peringatan, seperti di Q.38:70 atau Q.68:52.
Ironisnya bahwa “Tuhannya” yang tertulis di Al Qur’an, adalah milik orang yang sudah percaya.
Hal ini diakui pembaca Al Qur’an dengan ucapan :
“Tuhannya orang Kristen”(Tuhan YESUS).
Tanpa kita sadari, Firman Allah di Q. 34:26
yaitu : Katakanlah:” Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar…. .
Sebenarnya ayat tersebut gambaran dari Injil Matius 25:31~32
yaitu: Apabila Anak Manusia datang kelak………. Maka sekalian bangsa manusiapun akan dikumpulkan di hadapanNya…………
Karena itu, Siapakah Tuhan kita di Q. 34:26 ?, dan siapa Anak Manusia itu di Injil Matius 25:31-32?
Jadi jelas sebutan Anak Manusia di Injil Matius 25:31~32 yang mempunyai hak atas kuasa tersebut, 600 th kemudian sosok tersebut sudah diganti di dalam Al Quran di Q. 34:26 dengan sebutan Tuhan kita.
Oleh karena itu ayat Al Qur-an secara tersamar mendukung kalangan Nasrani menyebut Yesus Kristus bukan lagi disebutan Anak Manusia tetapi setelah kebangkitanNya sampai kini disebut Tuhan kita!
Jadi karena itulah kita tidak dapat menyalahkan mereka (Nasrani / Kristen)
dengan menyebut Tuhan Yesus !
Itulah FAKTA bahwa Injil terdapat di dalam Al Qur-an, dengan penyajiannya yang telah mengalami perubahan, lebih di pertegas dari pada apa yang tertulis di dalam Injil, supaya semua orang yang masih ragu setelah membaca Injil, sekarang menjadi tahu bahwa “Dia” anak manusia yang ada kisahnya di Injil sesungguhnya Tuhan !
Semua pembaca Al Qur-an dengan pasti tidak akan dapat memahami kesimpulan tersebut, apabila tidak membaca Injil Kristus sebagai nara sumbernya.(mengapa kita tidak mau membaca Injil ? >>penjelasan di bab 26 & 27)
Seperti Q.34:26, itu salah satu dari sekian banyak ayat yang mengisahkan : Bahwa kisah “Dia” Yesus Kristus di dalam Injil yang disebut Anak Manusia sudah diganti setelah Al Qur-an diturunkan, kalimat dalam ayatnya dengan tegas menghimbau pembaca (katakanlah”) agar menyebut “Dia” adalah Tuhan, jadi bukan lagi disebut Anak Manusia !.
Melainkan “Katakanlah” Tuhan kita !
21
Jadi jelas duduk persoalannya, Siapakah sebenarnya Anak Manusia itu yang pernah ada di Dunia ini,dan sekarang kita tahu kisahNya terdapat di dalam Injil ?
Kenyataan dari 6666 ayat Al Qur-an, tidak ada satupun Ayat yang melarang menyebut Tuhan Yesus.
Karena itu jika kita mengkaji dengan berserah diri dan ber Iman kepada semua ayat, dengan pengertian bahwa segala petunjuk di yakini adalah FirmanNYA, dengan demikian semua petunjuk / perintahNYA dijalankan dengan patuh dan teliti, termasuk membaca kitab-kitab terdahulu (Q.5 : 68)
Niscaya kita akan memahami mengapa Kitab Suci Al Qur-an harus dikaji, bukan sekedar dibaca saja.
Sehingga kita sebagai umat Muslim akan mengerti bahwa : Islam dengan Kitab Suci Al Qur-an mempunyai Slogan yang Agung : “Menegakkan Kebenaran”
Yaitu supaya Umat manusia diseluruh Dunia lebih mengerti bahwa kebenaran terdahulu yang memang benar adanya, agar lebih ditegakkan lagi.
Jadi jelas bertujuan “Menegakkan” bukan “Membenarkan” (memperbaiki/merevisi) yang salah.
16.
“Tuhannya orang Kristen yang disebut “Tuhan YESUS”.
Hal ini memang benar dan dapat dibuktikan di Al Qur’an dan dengan kisah legendaries, yaitu cerita klasik yang diberikan kepada murid tentang Jembatan keselamatan / Shiraathum Mustaqiim atau jalan yang lurus.
Dimana sabda YESUS dalam Injil (Yahya.14:6) diulangi lagi dengan memakai nama Isa di Q.43:61 dan sebelumnya yaitu di ayat 59, ditegaskan bahwa Isa diutus ALLAH sebagai hamba NYA.
Kalau nabi Isa (gambaran dari Yesus Kristus) seorang hamba biasa dan hanya untuk Bani Israil saja, mengapa gambaran sabda Nya di Injil Yahya 14 : 6, diulang lagi setelah 600 tahun berlalu..?, dan tidak ada Nabi siapa pun di dalam Al Qur-an yang berkata :
“Ikutilah Aku, inilah jalan yang lurus”.(Q.43:61)
Dan bukankah’ ayat ini merupakan suatu makna jawaban yang tertulis, dari sebuah permohonan yang selalu dibaca saat awal me-ngaji, yaitu di Q.1:6, yang berbunyi ; Tunjukilah kami “jalan yang lurus”.
22
Jika kita masih ragu dengan ayat itu coba ingat cerita klasik “Jembatan Keselamatan”..?.
Dimana gambaran sebuah jembatan adalah suatu sarana penghubung atau lintasan yang menghubungkan antara tempat “A” dengan tempat “B”, berarti letaknya di tengah tengah…!!!
Karena ALLAH MAHA TAHU, maka ditengah-tengah Kitab Al Qur’an yang jumlahnya 114 Surat, yaitu Surat.57 : 3, (Dialah Yang Awal dan Yang Akhir) >> bilangan 114 : 2 = 57 (penjelasan bab 8 & 10).
Di Surat inilah sebagai penengah tentang apa-apa yang selalu “diperselisihkan”oleh para penafsir !
17.
Jadi karena Allah Maha Tahu, maka Surat 57 : 3 dan 4, pasti ada maksud “Penting”, yaitu letaknya bukan secara kebetulan tepat ditengah tengah urutan dalam surat Al Qur’an, yang berjumlah 114 surat
Maka di surat itulah untuk kita yang mengkaji sebagai “PENENGAH” terhadap masalah yang selalu di “PERSELISIHKAN” terus menerus tentang pemahaman siapa sesungguhnya Tuhan yang Esa itu ! (hub.10)
Kesimpulan tersebut tidak bisa dibuktikan tanpa membaca Injil, sebab Injil sebagai nara sumber, bagian dari AlKITAB (Q.43:4)
Dimana Akidah itu tidak dapat dirubah dengan alasan apapun, sebab Tuhanpun tidak berubah, apapun zamannya.
Siapa pun orangnya dan apapun Agama dan Akidahnya, satu tujuan yang ALLAH kehendaki yaitu supaya manusia ciptaan NYA dan Milik NYA dapat kembali kepada NYA
(waktu kematian), tanpa ada yang tertahan di Alam penyiksaan (siksa kubur).
Mengapa ada siksa kubur saat ajal menjemput ?
Dimana keyakinan tersebut sangat kita yakini dan akan dialami oleh kita umat Mu’min semuanya.
Contoh ilustrasi dalam kehidupan nyata hari-hari : Apabila seseorang yang mengalami kesulitan dalam hidup kemudian akal pikirannya mati (buntu), sehingga melakukan kesalahan dan hanya terlihat kesalahan saat itu saja, maka orang itu dihakimi orang lain dengan penyiksaan semaunya.
23
Hal tersebut dikarenakan tidak adanya petugas yang berwewenang (polisi).
Tetapi jika ada petugas maka orang yang bersalah itu dibawanya untuk diamankan / diselamatkan, demi Hukum yang sudah dibuat dan sudah diputuskan oleh penguasa Negara .
Setelah diamankan, orang yang bersalah itu tercatat dalan daftar buku pengadilan, sehingga pada saat diadili, orang yang bersalah itu masih mempunyai pengharapan untuk mendapatkan keadilan.
Nah” bagaimana kalau dalam ilustrasi di atas, orang itu tidak di amankan / diselamatkan ?
Pasti “CELAKALAH” karena dihakimi masa, bahkan bisa jadi berakhir hidupnya dengan sia-sia sehingga tidak sempat untuk mendapat hak keadilan nya
Begitu pula kalau manusia saat dijemput ajal.
Maka mulai saat itulah akan terjadi dialam roh (Ghaib) malaikat Mungkar / Nangkir akan menyambut untuk menyiksa manusia itu .
Tetapi apabila manusia menerima RahmatNYA yang merupakan suatu perkara yang sudah diputuskan oleh Allah (Q.19:21), yang sekarang dikenal “Dia”lah Tuhan (Q.57:4), maka pasukan malaikat yang berada disisi “Dia” (Q.6 : 61), tidak akan lalai melakukan tugas untuk menyelamatkan manusia yang berkenan kepadaNya supaya luput dari malaikat penyiksa Mungkar / Nangkir, dan dibawa ketempat penantian, agar dihari Kiamat nanti manusia mendapatkan haknya saat Pengadilan terAkhir untuk dipertimbangkan perbuatan baiknya.
Jadi kunci Utama agar Jiwa manusia diselamatkan / diamankan terlebih dahulu, oleh karena RahmatNYA, supaya tercatat namanya di dalam kitab Hayat (kitab kehidupan), disaat tiba Hari penghakiman.
Yang berarti manusia tersebut mempunyai pengharapan untuk mendapat kebijaksanaan dari Allah, atas perbuatan baik serta amal Ibadah selama hidupnya.
Hal di atas suatu penjabaran, mengapa ada tertulis di Injil Wahyu.20 : 15, tentang Hari pengHakiman.
Jadi apabila RahmatNYA diingkari / ditolak, maka sia-sialah Amal Ibadah selama hidup ini (Q.24:21)
Karena itu Allah berFirman di Q.57:4 bahwa …….“Dia” bersama kamu di mana saja kamu berada…..
Sebenarnya ayat tersebut di atas adalah gambaran dari sabda Yesus Kristus yang tertulis di Injil Matius pasal 28 ayat 20 yaitu …… Maka ketahuilah olehmu : Aku ini beserta dengan kamu senantiasa hingga kepada kesudahan alam”.
24
Jadi keyakinan kita tentang “siksa kubur” memang benar adanya.
Hal itu akan terjadi kelak kepada semua umat manusia yang menolak RahmatNYA.
Janganlah kita termasuk orang-orang yang Ingkar terhadap RahmatNYA , seperti Firman di Q.43:15.
Di sinilah kita yang mempunyai akal budi dan pikiran, kita diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih pemahaman itu, yang terdapat dalam Kitab-KitabNYA yang masih ada sampai saat ini.
Hal tersebut disebabkan karena ALLAH MAHA SUCI tidak kompromi dosa sekecil apapun, maka ALLAH memberikan Rahmat NYA untuk membersihkan dosa manusia akibat perbuatan mungkarnya (Q.24:21), karena itu Al Qur’an diturunkan untuk memberi peringatan kepada manusia, sebab manusia benar-benar pengingkar Rahmat ALLAH (Q.43:15).
Oleh karena itu dengan tegas dikatakan di Qs.43:15, bahwa kita manusia peng-Ingkar RahmatNYA ?
Setiap manusia di dunia kalau ditanya pasti tidak ada yang mau meng-Ingkari Rahmat Allah.
Kenyataannya yang ada sekarang tanpa disadari mungkin oleh kita sendiri, bahwa yang dingkari yaitu kehadiran YESUS KRISTUS sebagai Juru Selamat manusia dari Dosa, yang sudah ada 600 tahun silam sebelum Al Qur’an diturunkan, yang sampai saat ini pada umumnya tetap diingkari.
“Dialah” merupakan Rahmat "Keselamatan" dari ALLAH untuk semua umat manusia, tergambar di Q.19:21.
Tapi dalam kenyataannya manusia mengingkari RahmatNYA oleh karena ketidak tahuan-nya.
Hal ini terbukti dengan tanpa sadar bahwa “salam” yang selalu harus diucapkan oleh kita terhadap sesama Mu'min, yang mana mengandung makna Doa : “Semoga di berikan RahmatNYA”.
(ucapan: assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh).
Jadi Rahmat yang bagaimana sesungguhnya ?, yang kenyataannya diingkari oleh manusia (Q.43:15)
Jawabannya tidak lain adalah : “Dia Sang penebus dosa”!!! (> Bab 24)
Di mana kehadiran Yesus Kristus di dunia merupakan kabar gembira terutama untuk semua manusia.
Oleh sebab itu Yesus Kristus bersabda di Injil Markus 16:15, yaitu : ,,Pergilah kamu keseluruh bumi, beritakanlah Indjil itu kepada sekalian alam. (Bunyi text dari Injil cetakan 1971 / ejaan lama)
Oleh karena Injil berisi tentang berita keselamatan sehingga merupakan “berita gembira”.
Jadi semua manusia yang sudah percaya Yesus Kristus, sejak dulu sebelum AL Qur-an ada sudah dihimbau supaya memberitakan kabar gembira tersebut, agar manusia yang tidak tahu jadi mengetahui.
25
Hal itu tidak perlu diherankan, karena himbauan tersebut juga di ulangi lagi dalam Al Quran, yang tersamar di Q.34:28.
Yaitu: Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, karena kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Perlu diingatkan !
Begitu pentingnya kita membaca Injil, supaya kita tahu lebih jelas lagi bahwa saat Yesus Kristus ada di dunia sebagai manusia, maka segala yang dikatakanNya selalu memakai suku kata “Aku”.(Injil)
Sedangkan 600 tahun kemudian Allah berFirman di Al Qur-an, apabila menyimpulkan sabda Yesus yang ada di Injil selalu memakai kata “Dia”.
(Hal ini pasti tidak bisa dipahami, jika tidak membaca Injil)
Di mana suku kata “Dia” untuk kata ganti orang ketiga yang dianggap belum Almarhum.
Hal ini membuktikan bahwa sosok “Dia” adalah Yesus Kristus yang tetap hidup dalam Roh.
Sedangkan keadaan Yesus Kristus sampai saat ini, telah ditegaskan di Injil dan Al Qur-an.
Yaitu :Injil Matius 28 :20 ; … Aku ini beserta dengan kamu senantiasa hingga kepada kesudahan alam”
Al Qur-an 57 : 4 ; …….Dia bersama kamu di mana saja kamu berada…… .
Injil Matius 28:18 ;..Bahwa segala kuasa dikaruniakan Kepadaku, baik di surga baik di atas bumi ini.
Al Qur-an 3:45: …. Al Masih ‘Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat…...
Jadi sungguh jelas Q.3:45 menegaskan (tersamar Isa) bahwa Yesus Kristus tetap hidup dan berkuasa di Surga / Dunia hingga saat ini, di mana ayat Q.3:45 tetap berlaku kebenarannya sampai kini !
18.
Dengan tegas Al Qur’an memperingatkan umat yang membacanya, mengapa surat Yaa Siin pada umumnya selalu dibacakan diwaktu ada manusia yang telah dijemput ajalnya..?
Hal ini menyangkut keadaan di mana manusia secara alami akan berada dialam ghaib, yaitu kematian.
Pembacaan surat Yaa Siin tersebut untuk kita yang masih hidup di alam dunia supaya memperhatikan Ayat-ayat tersebut agar tersadar, apakah nanti siap menghadapi alam kubur dengan keadaan tersebut.
Ironisnya pembaca Al Qur’an sadar bahwa keadaannya nanti mengalami “siksa kubur” !,
yang sesungguhnya bukan itu yang ALLAH kehendaki !
26
Karena itu ALLAH memberi peringatan di Q.36:52, bahwa pembaca diberikan gambaran kelak yang akan dialami orang yang menolak Rahmat ALLAH, yaitu Juru Selamat manusia yang pernah hadir di dunia dalam rupa “Manusia” yaitu : YESUS KRISTUS.
Q.36 : 52 yaitu : Mereka berkata : “Aduhai celaka’lah kami ! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur) ?” Inilah yang dijanjikan (Tuhan) Yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul-rasul(Nya).
(Ayat tersebut adalah keadaan orang-orang mu-min dihari kiamat / Terjemahan Alqur-an Dept Agama RI 1984)
Dalam ayat itu tersirat nanti “manusia” di alam kubur menyesal, karena Tuhan Yesus tidak mau membangkitkannya, dan orang itu baru ter Ingat “Inilah yang dijanjikan Tuhan”.
Hal itu dibuktikan pada kalimat ter akhir di ayat tersebut, dimana kita hanya mengenal hanya Rasul Muhammad saja, jadi siapa Rasul-rasul(Nya) yang lain itu?, berarti ada Rasul lain yang sudah / pernah memberi tahu tentang ucapan dari janji Tuhan yang akan membangkitkan setiap orang dari kubur pada hari kiamat.
Ucapan tersebut juga menggambarkan di waktu orang itu masih hidup, entah dari mana pernah mendengar bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, tetapi orang itu tetap tidak percaya selama hidupnya, sehingga menyesali saat ajal sudah menjemputnya, karena tidak akan pernah mengulangi hidup di dunia.
Sehingga jelas di ayat itu, siapapun orangnya dan apapun perbuatannya, hanya satu yang disesali setelah di alam kematian, bahwa dia baru teringat ada Tuhan yang pernah dia tahu akan membangkitkan orang mati !
Pengertian dari ayat tersebut pasti diremehkan oleh kita saat mengkajinya, hal itu dikarenakan dalam Al Qur-an tidak ada satu ayatpun yang menjelaskan tentang Tuhan siapa yang telah mengucap janji !
Tetapi yang ada semua Ayat Al Qur-an tentang hari Berbangkit disebutkan ”hanya di sisi Allah”, jadi semua penjelasan tersebut tersamar, sehingga merupakan pelajaran yang harus dikaji. (Q.33:63)
Yesus Kristus di hari kiamat akan membangkitkan semua orang mati yang percayaNya.(Yahya.6:38-39)
Dimana Yesus Kristus setelah kebangkitanNya dan para pengikutNya percaya bahwa “Dia” adalah Tuhan.
Jadi setelah 600 tahun, karena Yesus mempunyai wewenang untuk membangkitkan orang mati, maka ditegaskan kembali di dalam Al Quran tetapi tidak menyebut namaNya, melainkan dengn menyebut status / jabatan dari wewenangnya saja . Tertulis di Q.36:79, diawali dengan bunyi “Katakanlah” : Katakanlah; “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan……… .
27
Dengan demikian jelas, bahwa ayat di Q.36:79 menegaskan kembali secara ringkas isi dari sabda Yesus yang ada di Injil Yahya.6:38-39, akan tetapi tanpa menyebut inisial dari nama Tuhan (sepert di Injil) yang sudah dikenal dan diakui bagi yang sudah percaya yaitu disebut ;Tuhan Yesus. (Bab 13)
Hal itu tidak dapat dipahami apabila tidak membaca Injil, sebagai nara sumbernya /ilmu pengetahuan sejarah.
Oleh karena itu Q.36 : 52 & 79, mengapa tidak berkata : “INILAH JANJI ALLAH” ? (hub> bab15)
Dimana Q.36 ayat 52 tersebut, adalah penjabaran yang bermakna “ancaman” bagi semua orang yang tetap tidak percaya, setelah melaksanakan himbauan Q.5:68 yaitu membaca Injil yang mengandung makna pernyataan Yesus Kristus tentang diriNya, (Yahya 5 :28 serta 1Tesalonika 4 :16).
Oleh karena itu semua ayat di Al Qur-an tentang alam kematian mengandung pesan peringatan !!!
19.
Kalau pembaca Al Qur’an sudah juga membaca Injil, maka dapat membuktikan, bahwa Al Qur’an Kitab Suci yang Universal, yaitu untuk siapa saja yang Awam / belum mengenal “Tuhan YESUS”.
Hal tersebut tergambar di Q.43:58.
Q.43:58 ; "Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?" Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
Makna dari ayat di Q.43:58 yaitu, dimana mereka orang-orang penyembah berhala setelah mendengar ayat-ayat Al Qur-an, lalu mereka membandingkan tuhan-tuhan mereka dengan Isa !
Mengapa tidak dibandingkan dengan nama Nabi yang lainnya dalam Al Qur-an ?
Jawabnya :Karena mereka sudah mengetahui, bahwa kisah Isa adalah gambaran sifat zhahir dari Tuhan Yesus yang terlebih dahulu 600 tahun sebelum Al Qur-an..
Di sinilah kita harus tahu, bahwa Isa dalam Al Qur-an tidak bisa disamakan dengan Yesus dalam Injil.
Oleh sebab itu banyak pembaca Al Qur-an terjebak karena menyamakan Isa dengan Yesus di Injil.
Hal ini merupakan dilema bagi kita, sehingga kita sulit untuk memahami siapa yang disebut “Dia”dalam Al Qur-an, apalagi untuk memahami bahwa Yesus Kristus Tuhan, itu akibat melalaikan Q.5:68.
Jadi jika tidak membaca Injil, maka dapat dipastikan menolak YESUS KRISTUS sebagai Tuhan dan Juru Selamat umat manusia yang percaya Kepada Nya, kenyataan ini tidak mengherankan.
28
Karena pada umumnya kita tahu nama Yesus Kristus entah dari mana atau “kata orang” saja,.
Oleh sebab itu jika kita sudah membaca Injil (Q.5:68), mengkaji Al Qur-an dengan hati yang tulus, suci dan bersih dan menempatkannya pada posisi yang netral (kembali kefitrahnya) dan memohon kepada Allah agar diberikan HikmatNYA.
Maka kita dengan mudah memahami bahwa : “Dia” adalah ILLAAHIIN NAAS yang disebut Tuhan, oleh karena “Dia laki-laki” ada unsur manusia (zhahir), maka bisa ada lukisanNya. (bab 10)
Sehingga kita dapat memahami bahwa Tuhan yang sekarang adalah Roh, bisa ada gambarNya.
Itulah bukti Al Qur-an menjabarkan kembali secara bertahap siapa gambaran tentang “Dia” yang sesungguhnya , dengan tujuan memberi penerangan kepada orang awam dan kita, agar kita mengerti tentang sesuatu yang tidak masuk akal yang terdapat dalam Injil,
yaitu : selama ini orang awam bahkan kitapun bertanya-tanya ; mengapa kalau Yesus Kristus disebut Tuhan bisa ada GambarNya ?
Apabila kita sudah membaca Injil, kemudian mengkaji Al Qur-an dengan asal membaca saja tanpa meminta Hikmat dari Allah, maka dipastikan tetap akan menolak bahwa “Dia” adalah Tuhan yang pernah hadir di dunia dengan menjelma dalam rupa manusia (tersamar di Q.19 : 17- 21).
Hal itu tanpa disadari ada kekuatan roh Da’jal yang berusaha memutar balikkan pikiran manusia
(Da’jal yaitu roh yang menyangkal bahwa YESUS yang sudah datang dalam rupa manusia bukan berasal dari ALLAH) di Injil 1 Yahya 4 : 3. (edisi tahun 1970 / ejaan lama).
Jadi jelas bahwa Da’jal adalah roh yang mempengaruhi manusia supaya menyangkal Yesus Kristus !
Oleh sebab itu di Hadits terdapat kisah “Isa” diakhir Zaman akan membunuh Da’jal, sebab si Da'jal adalah musuh utamanya yang menyesatkan manusia supaya menolak Isa / "Yesus".
Kita harus waspada dengan roh Penyangkal, yang menghalangi pengertian bahwa “Dia” adalah Tuhan Karena syaitan tidak akan mempersekutukan manusia dengan Tuhannya, maka dihalangi ! (Q.72:2)
Disinilah harus kita ketahui bahwa banyak orang awam generasi sekarang tidak paham apa itu Da’jal.
Hal ini dikarenakan Injil cetakan sekarang tidak lagi memakai istilah Da’jal tetapi roh anti Kristus.
29
20.
Dampak dari roh Da’jal itu, pembaca menjadi terpengaruh, sehingga menimbulkan anggapan, bahwa orang Nasrani adalah “SESAT”. (Bab 12)
Sedangkan di dalam tulisan asli Al Qur-an tidak ada yang menegaskan bahwa orang Nasrani adalah orang sesat / kafir, tetapi yang ada ditegaskan bahwa pengikut Isa yang nota bene orang-orang Nasrani ditinggikan dari orang Kafir. Tertulis di Q3:55.
Mengapa dalam Al Quran sendiri hanya orang Nasrani (pengikut Isa) yang ditinggikan dari orang Kafir ?
Jadi jelas tidak layak orang Nasrani disebut Kafir !
Ironisnya anggapan yang salah itu kebanyakan bukan hasil dari mengkaji sendiri, melainkan dengar dari cerita atau kata orang saja.
Sedangkan mereka yang mengkaji sendiri, kebanyakan terperangkap di Q.5:72 s/d 77, Q.43:59, dengan pengertian sendiri tanpa membaca referensi ( Injil ) yang merupakan sebagai nara sumber (Q.43:4) (Q.5:68).
Karena tanpa membaca Injil, maka akibatnya tanpa disadari banyak kalimat-kalimat Mutasyaabihaat dalam ayat-ayat Al Qur-an yang merupakan ulangan dari sabda Yesus Kristus diartikan mentah-menta.
Contoh ; Wahyu.22:9, saat YESUS berkata kepada Yahya :
“janganlah kamu menyembahKu”, “sembahlah ALLAH”,
potongan kalimat larangan menyembah tersebut disalah artikan tanpa menyimak dengan cermat kisah duduk persoalannya.
(Karena itu baca nara sumbernya yaitu Injil)
Yang mana perkataan tersebut karena saat itu roh jiwa Yahya sudah dibawa malaikat kealam Ghaib /Surga dengan dibuktikan di Wahyu. 22:12.
Bahwa YESUS menyampaikan pesan kepada Yahya, dengan berkata :
“AKAN DATANG kebumi dengan segera”, jadi YESUS saat itu melarang diri Nya disembah.
Karena waktu Ia berkata bukan lagi dibumi, tapi sudah bangkit berada di Surga dan disitu ada ALLAH YANG MAHA TINGGI.
Itulah jika pembaca tidak mengindahkan Q.5:68.
30
Perlu kami ingatkan lagi, bahwa sosok Isa tidak bisa disamakan dengan sosok Yesus Kristus di Injil.
Sebab semua cerita nabi Isa di Al Qur’an, menggambarkan bukan sifat ke ILLAHIAN YESUS.
Maka dengan pasti tidak ada satu ayat pun di dalam Al Qur-an yang mengatakan sosok Isa akan datang membangkitkan orang mati dihari kiamat, jadi tidak mungkin melanggar statement Injil.
Sebab hanya sosok nama Yesus Kristus saja yang berhak akan datang dihari kiamat (Injil Yahya 6:39).
Disinilah harus kita sadari, bahwa Firman Allah disemua Kitab Suci tidak mungkin ada kesalahan, karena Allah Maha Tahu, sehingga penjelasan Nama siapa yang berhak atau bukan, tidak akan keliru.
Tetapi sifat manusia yang terkadang terlampau tahu, apa lagi tanpa didukung ilmu pengetahuan. (bab 25)
21.
Kenyataan sekarang bahwa pembaca Al Qur’an berpendapat keliru tanpa disadari yaitu : ALLAH tidak dapat dipersekutukan dengan apapun !
Peringatan kalimat itu memanglah benar ; Karena YESUS KRISTUS , hanya “Dia” lah sekutu ALLAH yang sudah dikenal 600 tahun sebelum Al Qur’an ada, yang pernah hadir di bumi membawa misi ALLAH dan kembali keasalNya Surga./Bab 12
“Dia” sekarang berada disisi Allah (Q.31:34), sehingga “Dia” mengetahui Hari Kiamat (Q.43:61)
Karena sebelum Al Qur-an diturunkan, Yesus sudah berkata di
Injil Yahya 6:38 yaitu : Aku turun dari surga………, dan di
Injil Yahya 8:58 yaitu : ……….. , sebelum Ibrahim ada, Aku ini sudah ada”.
“Tidak Layak ALLAH mempunyai Anak” ; Peringatan kalimat tersebut benarlah adanya, karena ALLAH itu ROH adanya dan tidaklah mungkin ALLAH YANG MAHA SUCI mengambil anak manusia dari hasil benih yang ada di planet bumi ini, karena semuanya berdosa (Penjelasan Bab 7) .
Jadi dari dua kesimpulan itu jika sudah dapat dipahami dengan benar tanpa ada kekeliruan, maka sangatlah jelas, sekali lagi ditegaskan bahwa :ISLAM agama YANG MENEGAKKAN KEBENARAN, yang sebelumnya sudah benar adanya.
Tetapi kenyataannya mengapa hampir semua "orang ISLAM" menyangkal bahkan "anti terhadap Yesus Kristus"?
Hal itu disebabkan karena setiap pribadi "orang ISLAM" dipengaruhi oleh ghaib jahat yang disebut "roh si Dadjal"
31
Disinilah harus kita sadari, yaitu suatu permasalahan sederhana dimana Al Qur-an sering kali terlalu kita puja, tetapi isinya tak benar-benar dipahami.
Sehingga pada umumnya pembaca Al Qur’an hanya tahu dari mendengar “kata orang saja”, bahwa Islam agama yang disempurnakan dan Al Qur’an kitab yang mengandung Ghaib.
Hal tersebut perlu kita akui, bahwa hampir semua orang Mu,min dapat dipastikan tidak mengetahui makna sebenarnya, sehingga pendapat itu hanya perkataan saja tanpa bisa membuktikannya.
Keyakinan setiap orang tentang Allah tidak dapat dibuktikan dengan Logika Manusia.
Dan sebenarnya “Bisa Dibuktikan”!!!
Oleh karena kita tahu bahwa Tuhan adalah Roh Suci / ghaib adanya.
(bukan dunia kasat mata)
Maka segala ilmu pengetahuan dunia (alam zhahir) tidak akan sanggup membuktikan kehadiranNya !
22.
Pembuktian hal tersebut sangat bisa dilakukan.
Dimana setiap pembaca sesungguhnya harus / dapat mengalami proses Ghaib, untuk membuktikan secara pribadi (Q.72:26 dan 27) dengan tujuan mengenal ALLAH sebenar benarnya (Q.22:74), yaitu menemui Tuhan yang memang Ghaib adanya.
Hal ini bukan sekedar omong kosong, dimana Misteri ghaib ini bisa dialami (aneh tapi nyata).
Syarat utamanya harus beriman kepada semua ayat termasuk nara sumbernya (Injil).
Setelah membaca Injil, jika masih ada keraguan tentang pemahaman “Dia” adalah Tuhan, yang telah dikenal di Injil dengan “Tuhan YESUS”, maka jangan bertanya kepada manusia !
Saat keraguan inilah yang merasa Mu’min dapat menemui Tuhan dalam Shalat Tahajud .
Seperti petunjuk di Q.2:45 s/d 47 :Karena tingkatan manusia hanya meminta, maka mintalah kepada Allah untuk dibuktikan.
Yaitu lakukan Tahajud dengan didasari Hati yang Tulus, dalam Tahajud
Bertujuan : Hanya Bertanya Saja Kepada ALLAH !
Dengan berkata :
“YA ALLAH, Kalau benar Tuhan YESUS ada, tolong buktikan kepada saya”.
32
Disaat awal pelaksanaannya pasti diganggu dengan nyata oleh ghaib yang jahat. (harus dilawan).
Itulah bukti roh jahat tidak menyukai niat kita, sehingga ada rasa takut yang menghalangi nya.Q.72:2
Akan tetapi apabila Allah berkenan atas ketulusan hati kita,
maka saat kehadiran Roh ALLAH bukan untuk men-takut-takuti manusia, melainkan suasana ghaib yang Indah Menakjubkan.
Shalat Tahajud tersebut pasti tidak pernah dilakukan semua umat,
karena tidak mau atau tidak tahu atau sudah berpendapat apa gunanya ???,
“Yesus itu bukan Tuhan saya”!!! (penjelesan bab 15)
“Janganlah Ragu, Cobalah”
Shalat Tahajud tersebut bukan anjuran yang sesat karena bukan bertanya dengan syaitan !
Melainkan kita bertanya kepada ALLAH yang kita yakini selama ini.
Karena sudah tersirat di Qs.3:7, bahwa hanya Allah saja yang mengetahui Ta’wilnya.
Supaya tidak sesat ,maka bertanyalah dengan benar kepada ALLAH yang mengetahui Ta’wilnya, dalam Tahajud.
Shalat Tahajud ini, merupakan jalan terakhir yang paling baik, untuk kita semua tanpa terkecuali.
Hal ini langkah yang bersifat paling pribadi,
sebab manusia cenderung berkeras hati dikarenakan mengandalkan pikiran sendiri.
Oleh karena itu perlu kita ingat, hanya dalam keyakinan kita saja ada Tahajud, akan tetapi manusia pada umumnya melakukan Tahajud untuk urusan keduniaan saja, lupa akan urusan bathin yang kekal kelak.
Dimana keyakinan tentang Allah
TIDAK DAPAT DIUKUR
dengan LOGIKA manusia !
JANGANLAH BERTANYA KEPADA MANUSIA !!!,
apapun Agamanya.
Karena manusia mempunyai sifat
“Akulah yang paling benar ”!!!
Jika Anda melakukan Tahajud tersebut, akan membuktikan kebenaran Ayat di Q. 72 : 26 – 27, bahwa ghaib itu nyata adanya.
Karena Anda mengalaminya sendiri bukan mendengar kata orang saja!
Sehingga Anda akan tahu bahwa Q.2:45-46 & 47 merupakan petunjuk penglihatan Ghaib, untuk mendapatkan jawaban atas permintaan tertulis setiap kita awal mengkaji, yaitu di Q.1: 6 & 7.
Dimana Ayat 6 tergambar pada Ayat 7, dan dipertegas oleh Ayat di Q.5 : 110, penjabaran dari Q.2:47.
33
Ayat-ayat tersebut merupakan petunjuk / saran, agar manusia jangan bertanya kepada manusia juga.
Karena Allah Roh Suci adanya, yang sampai saat ini tidak pernah tampak oleh kasat mata manusia.
Perlu diketahui, apabila seseorang hanya membaca Injil saja dan sekilas membaca ayat Al Qur-an Q.2:45-47, maka menilai ayat 45 dan 46 tidak ada hubungan maknanya dengan ayat 47.
Tetapi apabila pembaca Al Qur-an kemudian membaca Injil dengan teliti dan hati yang tulus, maka akan memahami bahwa ayat 47 merupakan jawaban setelah pelaksanaan perintah di ayat 45 dan 46 !
23.
Kenapa kita takut menemui “Tuhan..nya..?...dan jangan menjadikan kita berteman dengan syaitan dan Da’jal, yang pasti tidak suka kalau kita menemui Tuhan dengan menjalankan petunjuk yang ALLAH berikan di Al Qur’an.
Jadi harus dilawan dengam keImanan yang ada dalam diri kita’,
jangan karena syaitan dan Da’jal sehingga kita jauh dari Tuhan”….yang dikenal dengan “Dia” Tuhan yang sebenar benarnya, kalau kita dekat dan mau mengenal Nya’, jadi Tahajudlah dengan benar dan bertanya dengan benar’,
pasti kita akan menemui Nya”, jangan kita hanya berserah diri saja tanpa usaha…!!!
Kita harus ingat bahwa ALLAH mempunyai tujuan,
mengapa Al Qur’an diturunkan harus dikaji ?
Karena itu kita jangan terbelenggu dengan kekuatan yang tidak kelihatan (syaitan dan Da’jal), karena syaitan mengingini kita menemaninya di Neraka.
Yaitu dengan cara mempengaruhi kita supaya tidak mau mencari / menerima yang HAK untuk kita,
yang sudah disediakan ALLAH yaitu : JURU SELAMAT MANUSIA DARI DOSA.
Maka dengan tipu dayanya syaitan, tanpa disadari kita meng-
“Amienkan Siksa Kubur”.
Mau Jalan keluarnya…? , Cobalah “SHALAT TAHAJUD.
Sesungguhnya Allah tidak menghendaki manusia nanti berada ditempat terkutuk yaitu “siksa kubur” !
Hal itu tanpa disadari bahwa Allah sudah berpesan untuk kita, dengan tegas dalam FirmanNYA,
di Qur-an surat 23. AL MU MINUUN ayat 29 :
Dan berdo’a lah : Ya Tuhanku, tempat-kanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.”
34
Jika dikaji dengan seksama ayat di Q.23:29 menegaskan bahwa Allah melalui FirmanNya menyarankan kita semua, dalam do’a untuk meminta kepada Tuhan (Tuhanku) tempat yang diberkati.
Jadi jelas ayat tersebut, supaya kita yang mengkaji berpikir, Tuhan siapa yang di Firmankan Allah ?
Sedangkan Tuhan Yesus berkata di Injil Yahya 14 : 3, dengan makna : bahwa Dia (Yesus) menyediakan tempat bagi (roh jiwa) semua orang yang percaya kepadaNya.
Jadi selama kita tidak membaca Injil sebagai nara sumber,
maka kita tidak akan tahu bahwa hanya Yesus yang berhak memberikan tempat yang diberkati, bukan di kutuki (siksa kubur),
seperti yang telah dinyatakan Allah pada FirmanNYA di Al Qur-an, tersirat di surat 23:29 yaitu : Tuhanku.
Jadi jelas siapa saja yang menolak Tuhan Yesus, maka di Alam Baka Jiwanya tidak ada keselamatan.
Oleh sebab itu Al Qur-an di 19:71 dengan nada ancaman memperingati semua manusia di Dunia.
Dimana Q.19:71 adalah gambaran sabda Yesus ( Injil Markus 16:16 ),
yaitu suatu pemberitahuan ulangan untuk semua manusia dengan bermakna ancaman yang sudah ditetapkan bagi yang melalaikan pemberitahuan tersebut, yang terlebih dahulu telah ada sebelum Al Qur-an diturunkan.
Sehingga ada Firman Allah yang tersamar dengan gambaran (Isa) di Q.3 : 55,
yaitu : ………. . . . menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu diatas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat….. . .
Jika dipikir dengan teliti mengapa dijelaskan hanya pengikut “Dia” saja yang ditinggikan ? (Bab 20)
Apa bedanya dengan pengikut Nabi-nabi terdahulu yang sama-sama sudah ribuan tahun lalu?
Dalam ayat tersebut, tidak dijelaskan pengikut dulu atau sekarang ?
Yang jelas sampai saat ini hari kiamat belum tiba !
Ingat saja sekarang Kiamat kecil yaitu kematian,
yang pasti kita akan alami harinya tanpa terduga !
Dan kita pernah mendengar bahwa :
tanda-tanda akhir Zaman mangkin banyaknya orang Nasrani.
Hal itu tidak usah diherankan, karena 600 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan,
bahwa Yesus telah bersabda :
Injil Kerajaan ini diberitakan keseluruh bangsa barulah tiba kesudahan itu.(Matius.24:14)
Tanda-tanda akhir zaman tersebut, sudah dijelaskan oleh Rasul di Hadits HR Bayhaqy.
Karena dari waktu ke-waktu dalam hidup ini, bertambahnya orang mendengar berita keselamatan,
maka bertambah lah orang yang percaya akan
“Dia” Yesus Kristus Sang juru selamat manusia.
35
Yang mana “Dia” tetap hidup karena berada disisi Allah yang kekal.
Tersamar di Q.31:34 >> Q.43:61
Perlu di ingat, bahwa Allah menyelamatkan kita karena Iman dan bukan karena pengertian kita.
Dimana manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan keselamatannya, selagi masih hidup di Dunia.
Oleh karena itu tertulis di AlQur-an , Q3:55 bahwa orang-orang yang percayaNya disebut pengikut Dia,
(Yesus Kristus >> Kristen…....................….)
Perlu di pahammi disini, bahwa yang disebut pengikut berarti yang di ikuti itu tidak mati.
Karena itu FirmanNYA di Q.3:55, ditegaskan dengan sebutan ….yang mengikuti kamu…..
Sehingga ada sabda Nabi dalam Hadits Shahih Bukhari 1501 , Beliau bersabda :
Saya yang lebih dekat dengan Isa Putra Maryam, di Dunia dan Akhirat…………… .
Mengapa bunyi dari sabda Rasul Muhammad saw seperti itu ?
Dimana Beliau adalah panutan kita !
Sedangkan keberadaan Isa (gambaran Yesus) saat itu, waktu Beliau ber-sabda, tidak ada lagi di Alam Zhahir,
(karena sudah 600 tahun yang lalu Yesus disalibkan, mati, dikuburkan dan bangkit kembali).
Dan yang menjadi suatu renungan untuk kita,
mengapa Beliau mengatakan paling dekat di Akhirat ?
Sedangkan kita semua tahu, bahwa Beliau belum wafat saat bersabda (masih di alam Zhahir).
Isi Sabda tersebut disebabkan Beliau tahu pasti tentang Yesus Kristus yang sebenarnya,
di dalam Injil (Matius 28 : 18) Yesus bersabda : ,,Bahwa segala kuasa dikaruniakan Kepadaku, baik di surga baik diatas bumi ini.
Terdapat juga di Wahyu 1:17&18, dan tergambar di Q.3 : 45,
yaitu : ……………………. …..….namanya Al Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat……….
Oleh karena itu Beliau diwaktu hidup memperingati para Umatnya supaya jangan memuji dirinya, seperti sabdanya di Hadits 1503 :
Janganlah memuji (memulyakan) saya berlebihan, sebagai orang Nasrani memuji (memulyakan) Isa Putra Maryam.
Jadi kesimpulan utama dari sabdanya tercermin Beliau sangat rendah hati.
Dimana waktu Beliau masih hidup, seakan sudah meramalkan keadaan Umatnya dikemudian hari.
36
Bahwa kalau Umatnya melanggar larangan memuji dirinya, maka Yesus Kristus (tergambar Isa) seorang terkemuka di Dunia dan Akhirat akan kehilangan pamor bahkan terlupakan oleh Umatnya.
Oleh karena salah penafsiran dari isi Hadits 1503, seakan orang Nasrani salah memuji "Yesus Kristus" Anak Maryam yang sesungguhnya. Sehingga membuat semua orang Mu'min berpendapat bahwa orang Kristen sesat, kenyataan itu sekarang ini bisa dilihat dan memang benar adanya, bahkan tidak sedikit orang yang membenci nama Yesus Kristus tanpa ada sebabnya.
Hal itulah yang menjadikan penyabab kesedihan rasul Muhammad karena hampir semua Umat Mu'min tidak mau membaca Injil. tersirat di Q.5:68
Disinilah kita perlu ketahui,
bahwa Hadits merupakan perincian dan / atau tafsiran dari Al Qur-an. Hadits berlandaskan Al Qur-an. Karena Hadits disusun setelah Nabi wafat, maka dalam menilai kebenaran pemberitaan Hadits, Al Qur-an dipakai sebagai batu ujian.
Oleh karena itu kisah tentang kedatangan Isa dihari kiamat hanya ada di Hadits saja, sedangkan sosok yang mempunyai wewenang pada hari kiamat di dalam Al Qur-an disebut bukan memakai nama inisial "Isa" melainkan dengan menyebut status / jabatan dari oknum yang bersangkutan yaitu: "Tuhan" kita. Q.34:26 >> Bab15
Jadi apabila masih ada sekelompok orang meyakini / berpendapat akan adanya nabi diakhir zaman dan akan turun ke dunia yaitu nabi Isa, serta keyakinan itu dibantah oleh kelompok lainnya.
Hal tersebut dikarenakan mereka yang meyakini dan membantah belum memahami tentang siapa yang berhak datang di akhir zaman, sebab mereka belum membaca nara sumbernya yaitu Injil Kristus !
Dengan demikian nama yang Hak datang diakhir zaman yaitu nama "Yesus Kristus".
Oleh karena itu karena Allah Maha Tahu maka tidak ada di dalam ayat Al Quran yang mengatakan bahwa diakhir zaman nabi Isa akan turun ke dunia !
“IMAN MU MENYELAMATKAN MU”.
Begitu pula nanti yang akan terjadi saat ajal menjemput,
kalau kita meng Amien kan“Siksa Kubur”.
Karena kita sudah termasuk orang yang
MENGINGKARI RAHMAT ALLAH,
tertulis di Q.43:15, yaitu menolak
ANUGRAH, YANG MERUPAKAN RAHMAT ALLAH,
yang diberikan Cuma-Cuma dengan kehadiran
YESUS KRISTUS, yang sudah Allah rencanakan.
( tergambar di Q.19:21 ).
Itulah HAK untuk manusia dari Allah, bagi siapa saja yang mau mempercayaiNya.
Karena hanya “Dia” lah manusia yang pernah ada dibumi ini tidak berdosa, Manusia Yang Suci.
Karena itu ALLAH memberikan gambaran tertulis di dalam Al Qur-an :
Q.17:15 dan Q.53:38, supaya kita berpikir dengan akal,
di mana Islam adalah agama berakal,
bahwa semua manusia berdosa tidak akan dapat memikul dosa manusia lain..!!!.
37
Oleh karena adanya masalah terhadap dosa kita / semua manusia (Q.17:15 >> Q.24:20-21),
sehingga kehadiran Isa (gambaran Yesus Kristus) ke dunia merupakan Rahmat dari Allah untuk kita semua,
hal itu merupakan wujud dari Kasih Allah kepada manusia,
suatu perkara yang harus diputuskan (Q.19:21).
Dimana bagi Allah penciptaan Isa itu soal biasa seperti saat menciptakan manusia pertama / Adam .
Disinilah harus kita pahami: penciptaan nabi Adam untuk beranak cucu di bumi. Akan tetapi penciptaan nabi Isa (gambaran Yesus) bukan untuk beranak cucu, oleh sebab itu ditegaskan bahwa "Dia" tidak beranak dan tidak diperanakkan !
Jadi tujuan dari maksud Allah atas kehadiran Isa (gambaran Yesus) di muka bumi sangat penting.
Maka jangan’lah kita hanya terpaku pada kisah soal penciptaan Isa saja !
Sehingga lupa akan tujuan yang utama dari penciptaan Isa
(gambaran Yesus Kristus),
yaitu membuat sosok manusia Suci / tanpa dosa sebesar zahrapun (Q.19:19),
agar dosa setiap manusia dapat dipikul olehNya.
Hal itu hanya bagi manusia yang mau percaya dengan akalnya .
Jadi kalau kita berpikir ; “YESUS KRISTUS” itu,
oleh karena Dia Manusia Suci, berarti “Dia” bisa / dapat menanggung dosa manusia ( Injil Matius 9 : 6 ) yang percaya kepada Nya,
tanpa paksaan, artinya :“Dia” tidak dibutuhkan kalau kita merasa tidak pernah berdosa terhadap ALLAH..!
(Q.42:25> 76:3> 43:61)
Hal tersebut sudah disabdakan Yesus di Injil Matius 9:13
yaitu ; ………, karena bukannya, Aku datang memanggil orang yang benar, hanyalah orang yang berdosa ( text Injil cetakan 1971)
Oleh karena tugas “Dia” membawa manusia kepada
ALLAH YANG MAHA SUCI, maka dengan demikian
nama YESUS dibenci Da’jal hingga saat ini.
Perlu diketahui pada saat Yesus Kristus hadir dibumi,
bahwa Dia bukannya untuk orang orang yang hidup pada zaman itu saja, atau dizaman sekarang ini, yang percaya “Dia” diselamatkan.
Tetapi orang orang berdosa yang hidup di Zaman dulupun sebelum kedatangan Nya (belum mengenal "Dia"), yaitu orang-orang diwaktu zaman Nabi Nuh, telah Dia selamatkan juga !
Hal tersebut dikisahkan di Injil 1 Petrus 3:18 s/d 21, di mana di kisahkan saat “Dia” yang dibunuh dalam keadaanNya sebagai manusia, dan Hidup di dalam Roh turun ke Penjara / Neraka memberitakan Injil.
Di ayat tersebut mengisahkan bahwa Yesus hanya memberitakan Injil saja di Alam Maut / Neraka.
Tetapi dalam ayat tersebut tidak disebutkan keadaan manusia saat itu di Neraka, setelah mendengar pemberitaan InjilNya, apakah Jiwa manusia masih tertahan di Neraka atau sudah terbebas?
38
Keterangan yang tidak lengkap tanpa bukti tertulis itulah yang menimbulkan keraguan, bagi sebagian orang yang membacanya, mungkin dari dulu (sebelum Al Qur-an ada) atau sampai saat ini.
Disinilah setiap orang bisa berfikir, kalau dirinya di dalam suatu tempat mengalami penyiksaan tanpa batas waktu,
orang itu pasti akan berpendapat :
Tidak ada satu orang pun yang mau tersiksa !
Berarti kisah yang ada dalam Injil pada ayat tersebut,
kita bisa memastikan bahwa waktu itu tidak ada satu orangpun yang mau tertinggal di Neraka,
pada saat SANG JURU SELAMAT datang !
Berarti bisa dipastikan bahwa Neraka kosong dari orang-orang dulu yang pernah hidup di Dunia ini.
Karena orang masih banyak yang ragu tentang kisah penyelamatan tersebut yang terdapat di Injil, maka Allah menurunkan Al Qur-an untuk menegaskan dan menegak kan kebenaran tentang kisah itu.
Hal itu tanpa kita sadari, di mana ayat yang singkat,
tegas dan lugas di dalam Al Qur-an,
membuktikan bahwa Yesus Kristus telah melakukan TugasNya menyelamatkan orang-orang yang percaya “Dia”,
yang pernah hidup diwaktu zaman Nuh,
yaitu dengan bukti dari perkataan para pendatang baru nanti (orang Durhaka) di neraka, hal tersebut tertulis di salah satu surat Al Qur-an,
yaitu; di Q.38:62 : Dan (orang-orang durhaka) berkata : “Mengapa kami tidak melihat orang-orang yang dulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat (hina).
Jadi Q.38:62, isinya menggambarkan bahwa situasi di neraka tidak ada lagi orang orang jahat (hina) yang pernah hidup dizaman dulu.
Itulah bukti bahwa Allah Maha Adil kepada seluruh UmatNYA yang pernah hidup dalam dunia ini,
yaitu manusia tanpa terkecuali untuk diselamatkan.
Bagi yang mau !
Itulah salah satu dari ayat di Al Qur-an yang membuktikan; bahwa Al Qur-an menegakkan kebenaran yang terlebih dahulu ada di Injil, bagi semua orang yang masih ragu-ragu dan berbantah-bantah.
Oleh sebab itu begitu pentingnya Al Qur-an diturunkan dizaman dulu setelah 600 tahun Injil tersebar di jazirah Arab,
jadi pertama sejak saat itu dengan tegas dan jelas ditujukan untuk “MEREKA” orang Yahudi dan semua orang yang tetap Kafir terhadap Yesus Kristus walaupun sudah membaca Injil (Bab 5)
Sehingga Al Qur-an merupakan pelajaran dan penerangan yang harus dikaji, bagi pembaca (Q.36:69)
Dilihat sejarah awalnya, Rasulpun dengan tegas memberi peringatan kepada “MEREKA” (Q.38:70)
39
Mengapa kita sekarang terbawa seperti “MEREKA”setelah membaca AL Qur-an, menyangkal Yesus Kristus.
Hal itu karena kita tidak patuh dan teliti terhadap ayat yang ada dalam Al Qur-an seperti ayat Q.5:68,
sehingga kitapun menolak Q.43:61 yang merupakan ulangan dari gambaran sabda Yesus di Injil Yahya 14:6
Karena itu perlu diingatkan kembali :
Jika membaca Injil sudah paham, kemudian membaca Al Qur-an,
maka akan tahu makna dari Al Qur-an .
Jika membaca Al Qur-an tanpa membaca Injil, maka kita selama hidup menjadi orang yang ragu-ragu.
Jadi perlu kita sadari bahwa keragu-raguan saat membaca ayat-ayat kisah tentang Ke Illahian,
disebabkan karena sampai saat ini, roh Da’jal berusaha hanya mempengaruhi manusia agar menolak tawaran Cuma-Cuma yang Allah berikan,
yaitu Sang Juru Selamat manusia dari dosa.(Bab 19)
Pembuktian pengaruh roh Da’jal mudah sekali sangat sederhana.
Coba kita lihat dalam kehidupan kita sehari-hari.
Apabila beberapa orang terlibat dalam suatu pembicaraan dalam hal membahas nama Nabi apapun yang kita tahu, bahkan nama tokoh dan dewa-dewa pun, suasana hati orang tetap tenang adanya.
Tetapi apabila menyangkut nama Yesus, pada umumnya suasana hati dan pembicaraan akan berubah agak memanas,
hal ini dikarenakan hati kita ada rasa antipati bahkan akan timbul amarah luar biasa tanpa ada sebabnya, sedangkan kita tidak mengenal “Dia” (Yesus Kristus),
atau menyentuh Injil pun tidak pernah.
Coba renungkan ada masalah apa dengan nama itu ???
Hal itulah yang membuktikan, bahwa Kharisma nama Isa dalam Al Qur-an berbeda dengan nama Yesus yang terdapat di dalam Injil !, terhadap kehidupan manusia.
Yang pasti Amarah timbul karena ada unsur ketidak suka-an atau penolakan.
Bahkan oleh karena nama Yesus, seseorang bisa dibenci oleh orang lain walaupun tanpa ada sebabnya.
Hal itu tidak perlu diherankan, karena Yesus sudah mengatakan tentang hal itu (Injil Matius 10:22) sebelum Al Qur-an diturunkan.
Kenyataan tersebut sangat dipahami oleh orang-orang Nasrani hingga saat ini.
40
25.
“MAHA BIJAK ALLAH DAN MAHA TAHU” ; Mengapa kalau ALLAH yang Maha Tahu,
masih harus mengandalkan Isa sebagai saksi dihari Kiamat…? ? ? di Q.4:159.
Sebab Ayat di atas adalah penjabaran yang dipertegas dari sabda YESUS waktu hidup (ada di alam Zhahir),
berkata : Barang siapa yang menyangkal Aku dihadapan manusia, maka Aku akan menyangkal dia (manusia) dihadapan ALLAH YANG BERADA DISURGA. (Matius.10:33).
Oleh karena itu janganlah kita beranggapan kalau sudah membaca Al Qur’an, kita tidak perlu lagi membaca Taurat dan Injil. (hub> bab 2)
Kenapa kita harus takut membaca Injil ?,
dimana Injil hanya kisah dan kumpulan sabda manusia Illahi yang dikenal dengan nama Yesus Kristus,
serta isinya tidak ada yang menyeramkan !
Apalagi kita sudah merasa bahwa Iman kita sudah kuat ! ,
jadi mengapa takut membacanya ?
Ada sebagian orang atau kita pun mungkin berpendapat bahwa Injil sudah ada dalam Al Qur-an .
Perlu kita sadari , bagaimana mungkin kita bisa mengatakan demikian ?
Sedangkan baca Injilpun tidak pernah,
jadi bagaimana kita tahu hal tersebut,
apa lagi untuk membuktikannya. (seperti bab 15)
Disinilah kita perlu akui, bahwa pendapat tersebut hanya dari mendengar saja apa kata orang !
Ingat Firman ALLAH (Q.5:68), bahwa kita harus mengimani Kitab-kitab sebelum Al Qur’an, termasuk mengimani Nabi nabi yang sebelumnya.
Perlu di Ingat, tidak ada satu Ayatpun dalam Al Qur-an yang melarang Umat Mu’min membaca Injil !
“Kalau ada yang melarang”,
jadi siapa yang melarang ? (Q.33:67)
Karena itu kita harus mengkaji dengan akal/pikiran serta dengan hati yang bersih, agar kekuatan yang jahat si Dajal tidak mampu mempengaruhi kita.
Hal ini karena ayat-ayat dalam Al Qur-an berisi dengan tegas dan lugas , yaitu suatu PETUNJUK yang harus dipelejari (Q.36 : 69).
Janganlah kita meremehkan dalam hal pengkajiannya,
sehingga kita menyesali Al Qur-an dikemudian hari,
setelah ajal menjemput seperti tertulis di Q.69 : 50.
41
Di mana kita tahu segala tulisan yang sudah tersusun menjadi suatu buku / kitab, termasuk bacaan yang merupakan ilmu pengetahuan, begitu pula kitab Taurat dan Injil, yang ada sebelum Al Qur-an.
Maka Allah pun memperingtkan kita di Q.22 AL HAJJ ayat 3 / 8 :
Bahwa manusia pasti akan membantah tentang Allah
tanpa ilmu pengetahuan sehingga mengikuti bisikan syaitan yang jahat.
Kesimpulan surat 22. AL HAJJ ayat 3 / 8,
merupakan peringatan kepada kita semua pembaca supaya mengindahkan Q.5 : 68, yaitu membaca Taurat dan Injil.
Sebab “apabila kita tidak mempunyai latar belakang pengetahuan yang lengkap,
maka akan sangat sulit memahami Al Qur-an dan memecahkan misteri Allah yang ada di dalamnya”.
Jadi sangatlah jelas, benarlah Firman Allah di Al Qur-an yang diturunkan lebih dari ribuan tahun yang lalu, sudah menggambarkan keadaan masa yang akan datang.
Di mana salah satu SuratNYA,
membuktikan situasi sekarang ini,
seperti di Q.22 AL HAJJ ayat 3 / 8.
Karena itu janganlah kita menjadi pelaku seperti di ayat tersebut,
yaitu membantah tentang Allah tanpa
Ilmu pengetahuan .
( Tanpa membaca Taurat dan Injil / Q.5:46 >> Q.22:8 )
Oleh sebab itu di Q.5:68 Allah sudah memberi tahu ( tentang keadaan nanti ) kepada Rasul supaya jangan bersedih hati, dengan apa yang diturunkan kepadanya.
Itulah kalimat terakhir pada Ayat tersebut, mengapa Rasul bersedih menerima Al Qur-an ?
Bukan karena Al Qur-an Rasul bersedih, tetapi karena Umatnya meremehkan Al Qur-an (Q.25:30)
Sehingga Beliau bersabda, terdapat di Hadits Shahih Bukhari 1577 pada kalimat terakhir
yaitu : ……..Tiadalah tinggal dalam Neraka kecuali orang yang dipenjarakan Qur-an dan mesti kekal di dalamnya.
Makna dari sabda tersebut dengan tegas memberi gambaran dihari Kiamat keadaan akan Umatnya yang meremehkan Al Qur-an. (hub> bab 9 & 18)
Di sinilah harus kita ketahui bahwa diwaktu kita mengkaji,
kajilah dengan niat hati yang tulus dan mintalah kepada Allah agar diberikan HikmatNYA.
Karena itu kita harus berpedoman dengan petunjuk dan berdasarkan pada FAKTA yang telah ada dari Ayat-ayatNYA yang tidak berubah dan masih ada hingga saat ini.
42
Janganlah kita terpengaruh dari : cerita / katanya / tentang sebab musababnya / kapan Ayat-ayat diturunkan,
bisikan – bisikan itulah yang membuat kita bingung sendiri.
Hal itulah yang mempengaruhi kita,
sehingga sulit bahkan takut untuk mengartikan secara harafiah.
Perlu di Ingat, Allah Maha Pengasih,
tidak mungkin FirmanNYA sulit untuk dimengerti UmatNYA.
Karena itu tidak ada satu ayatpun dalam Al Qur-an,
bermakna syarat yang mengharuskan pembaca terlebih dahulu menguasai ilmu-ilmu tertentu untuk memahami ayat Al Qur-an.
Sedangkan Firman Allah di Q.7:204 :
Dan apabila dibacakan Al Qur-an, maka dengarkanlah baik-baik,
dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.
Kesimpulan ayat tersebut bahwa Allah memberikan kebebasan kepada kita semua untuk mendengarkan dan memahami FirmanNYA secara pribadi masing-masing tanpa ada persyaratan.
Tetapi kenyataannya masih kita dengar persyaratan
(ilmu tertentu) untuk memahami FirmanNYA.
Jadi siapa yang membuat persyaratan tersebut ?,
dan bagaimana nasib orang awam nanti
yang tidak memahami persyaratan tersebut ?
Sedangkan Allah memberikan kebebasan kepada kita,
seperti Q.7:204
Hal ini Allah sudah memperingati di Q.4:171 pada kalimat pertama (jika diperhatikan dengan cermat dari bahasa aslinya),
untuk semua pembaca dan terutama para Pemimpin Umat yang menguasai dan ahli pada Kitabnya,
dengan makna agar jangan melampaui batas dalam agamanya,
dan supaya memberikan penjelasan / jawaban yang benar jangan menyimpang dari FAKTA yang ada. (>Bab 3)
Oleh karena itu supaya kita terjaga diwaktu mengkajinya,
maka Allah menegaskan pada FirmanNYA,
yaitu di Q.33:67 :
Dan mereka berkata “ Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar.
Ayat ini menggambarkan bahwa orang-orang awam nanti saat hari pengadilan,
akan mengeluh kepada Tuhan,
mereka merasa disesatkan oleh para pemimpin yang tidak memberikan jawaban yang benar.
43
Jadi siapa yang dimaksud para pemimpin tersebut ?,
sedangkan ayat ini ada di Al Qur-an Kitab Suci kita.
Dalam ayat itu juga ditegaskan bahwa mereka mengeluh kepada Tuhan.
Jadi Tuhan siapa yang dimaksud Q.33:67,
dimana Ayat tersebut merupakan Firman Allah ?
(penjelasan bab 15)
Dengan demikian dari semua penjabaran yang kami tulis,
dapat disimpulkan bahwa Al Qur-an ada sebenarnya untuk memancing kita agar berpikir kritis supaya kita tidak asal menerima mentah-mentah kata-kata yang ada di dalamnya.
“Ingat” tulisan ini bukan untuk menyamakan antar Kitab,
tetapi realita !
26.
Taurat dan Zabur ialah Kitab zaman Nabi-nabi terdahulu sebelum zaman YESUS, yang ber isi tentang pesan atau janji ALLAH kepada manusia melalui Nabi - nabi NYA yang telah berlalu sangat lama sekali sehingga disebut “Perjanjian Lama” / (WASIAT YANG LAMA >> Injil cetakan 1963)*
Injil ; Kitab ini ada beberapa ribu tahun setelah Kitab Taurat dan Zabur .
Dimana Kitab Injil yaitu kisah kelahiran YESUS KRISTUS sampai disalibkan,
mati sampai bangkit kembali,
dan berisi tentang sabda YESUS KRISTUS yang ditulis oleh saksi hidup yaitu para muridNya.
Kitab Injil dikenal dan disebut : “Perjanjian Baru”.
(bukan turun dari langit!)
Kedua kitab itu (Taurat, Zabur & Injil) tersusun menjadi satu buku,
yang disebut “Al Kitab”.
Perlu diingatkan !
Janganlah terpengaruh isyu bahwa Injil yang ada sekarang adalah "Palsu",
jadi kita urung untuk membacanya.
Isyu ini muncul karena salah paham yang terjadi dikarenakan keadaan Negara kita pada Tahun 1972 adanya penyempurnaan dari ejaan lama menjadi ejaan baru.
Hal inilah yang tanpa disadari oleh Lembaga Al Kitab Indonesia !
Dimana Al Kitab dicetak ulang dengan ejaan baru dan mengganti semua istilah lama
(Arab> Ibrahim) dengan istilah baru (Barat > menjadi Abraham),
dan berikut tata bahasa yang umum,
hal perubahan inilah yang memicu isyu,
bahwa Injil yang beredar sekerang tidak Asli alias Palsu.
(Ket : Injil versi lama masuk ke Indonesia oleh Belanda, dimana letak geografis Belanda dekat dengan Timur Tengah)
44
Permasalahan inilah yang merebak dan membuat kita menjadi anti pati untuk membacanya.
Tetapi kalangan pemegang Injil pun mereka berpendapat bahwa Al Kitab nya untuk kalangan sendiri.
Tanpa disadari oleh para penjabat di Lembaga Al Kitab Indonesia pada saat itu, seakan mereka lupa pada pesan YESUS kepada semua pembaca ;
bahwa diutus untuk memberitakan tentang keselamatan.
Keadaan ini yang menjadi gangguan secara tidak terasa bagi orang awam para pembaca Al Kitab,
hal inipun tidak bisa disalahkan kalau umat Muslim berkata:
bahwa “Injil sudah tidak asli lagi”.
Dari komentar itu, tidak ada satupun pemegang Injil yang mau perduli memberikan penjelasan,
mungkin karena ketidak tahuan mereka, jadi bersifat masa bodo.
Komentar itupun dapat dimaklumkan bagi kita yang bijak,
karena Umat Muslim sangat memegang teguh,
dengan prinsip bahwa kitab yang mengandung Firman ALLAH tidak dapat dirubah, walaupun hanya bunyi dari sebuah “kata” yang ada .
Sedangkan Lembaga Al Kitab pun melakukan perubahan Tata bahasa dengan tujuan supaya mudah dimengerti pembaca dengan bahasa sehari hari,
dengan tanpa merubah maknanya.
Injil dengan eja,an yang sudah disempurnakan dengan Istilah baru tersebut,
yang beredar dan digunakan oleh umat Kristen di Indonesia sampai sekarang ini.
Di mana isi dari seluruh ayat-ayatnya mempunyai arti dan makna yang sama dengan Injil yang beredar di seluruh Dunia saat ini,
dengan berbagai macam bahasa sesuai dengan suku bangsa.
27.
Dengan adanya perubahan tersebut tanpa disadari menimbulkan dampak berkurangnya hubungan harmonis antar agama hingga saat ini, dibandingkan dahulu kala sebelum tahun 1970.
Hal tersebut dikarenakan orang awam yang membuka Al Kitab cetakan sekarang dengan ejaan baru,
pada saat awal membuka halaman pertama tidak lagi menemukan ;
seperti keterangan judul :WASIAT YANG LAMA ,yaitu :
“Kitab Nabi Musa yang Pertama, >> sekarang “Perjanjian Lama”saja.
Saat membaca, dialur kisahnya tidak lagi ditemukan nama yang
sudah familier bagi Umat Muslim,
yaitu Nabi Ibrahim melainkan menjadi Abraham.
45
Istilah Arab pun seperti “ALLAH TA’ALA” tidak dijumpai lagi.
(Kejadian 14:18 / AlKitab cetakan 1971)
Kitab “Zabur, yaitu segala Mazmur”
dipersingkat menjadi “Mazmur”saja.
Judul Kitab “AL Chatib” sudah berubah menjadi bahasa Indonesia,
yaitu menjadi “Penghotbah”.
Sedangkan “Injil Yahya” sudah diganti dengan “Yohanes”,
dan “RUM”, menjadi “ROMA”.
Istilah di dalam Injilpun yang sudah dikenal Umat Muslim sudah mengalami perubahan,
seperti Da’jal dirubah menjadi “roh anti KRISTUS”.
Begitu pula bunyi Istilah seperti sabda Yesus di Wahyu :
“Pahala”, menjadi “Upah” ,
“Aku inilah Alif dan Ya”, menjadi “Aku adalah Alfa dan Omega.
Demikianlah kenyataan yang ada,
bahwa Injil sekarang memang sudah berubah Istilahnya saja,
tetapi tanpa merubah maknanya.
Hal inilah yang membuat orang awam salah arti, sehingga di isyukan :
katanya “Tidak Asli Lagi”.
Ada Isyu : Katanya” Injil yang Asli ada disimpan disuatu tempat di Dunia ini,
kalau memang benar ada dan bisa dibuktikan:
Berarti kita semua termasuk bodoh,
dan yang menyimpannya adalah JAHAT!
28.
Akidah dari masing-masing Agama merupakan ajaran turun temurun,
sejak ribuan tahun yang silam.
Jadi apapun agama serta Akidahnya,
tidak ada satu dalihpun yang dapat merubahnya,
karena Allah pun tidak berubah sifatNYA,
sama dengan bumi yang dulu dan sekarang tempat kita hidup.
Gambaran Trinitas
Dimana manusia sejak zaman Adam sudah mengenal sebutan Sang Haliq yaitu ALLAH.
Mulai dari zaman Adam, begitu dekatnya hubungan Allah terhadap ciptaanNYA (anak manusia), sehingga perintah dan hukumNYA, disampaikan langsung kepada Nabi-nabi terdahulu.
Karena dekat hubungan Allah terhadap manusia waktu zaman itu, sehingga HadiratNYA bagaikan seorang BAPA kepada anaknya, dengan tegas dan bijaksana. Itulah yang disebut zaman "Allah Bapa"
Roh Allah pun pernah menjelma dalam rupa ANAK manusia YESUS yang sempurna / tergambar di (Q.19:17). Itulah yang disebut zaman "Allah Anak"
Sampai sekarang pun Allah adalah Roh yang kita tahu yaitu
ROH KUDUS, dimana kehadiranNYA yang disapa dalam nama Yesus. Itulah yang disebut "Allah Roh Kudus". (zaman sekarang)
Oleh karena itu setelah zaman Yesus semua umat Kristen mengenal "Hadirat" Allah dengan sebutan : "Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus" --------------------------------------------------------------------------------------------AMIEN.
46
29.
Jadi jelas karena sampai saat ini ALLAH adalah Roh,
sehingga dengan pasti tidak dapat dipisahkan (seperti memisahkan orang) , yang sudah dikenal Hadirat NYA dari dahulu sampai sekarang yang merupakan gambaran dalam tiga zaman yang dipandang dari sudut rohani. (Bab 28)
Oleh karena itu dalam hal membaptis, mutlak harus menyebut di dalam nama Allah dengan benar dan "harus lengkap" (tersamar di Q.5:73) yaitu : "Dalam Nama Bapa, Anak dan Rohul Kudus". Jadi di dalam Al Kitab ajaran tentang "menyebut" Tritunggal hanya ada tertulis di Matius 28:19, yaitu perintah mutlak padasaat pembaptisan, yaitu tidak boleh menyebut salah satunya saja!
Jadi penyebutan "Allah" sekarang ini dengan banyak nama tidak perlu diherankan, sebab hal itu sudah dilakukan oleh orang orang terdahulu sebelum dizaman Yesus Kristus, yaitu; para nabi kalau ber doa selalu berseru dengan menyebut Allah yang dikenal oleh zaman pendahulunya seperti dengan menyebut : "Allah Abraham, Allah Isak, Allah Yakub"....... .
Itulah gambaran dari pengertian tentang pemahaman Tritunggal yang selama ini menjadi gambaran yang membingungkan bagi orang awam,
bahkan sulit diterima akal kita.
Perlu diketahui bahwa pemahaman tritunggal tidak perlu diperdebatkan oleh setiap orang, apalagi mereka yang sudah percaya Tuhan Yesus.
Jadi jelaslah bahwa Tuhan itu bukannya keberadaannya sekarang ada tiga !
Perlu kami ingatkan,
bahwa Allah adalah Roh yang Maha hadir,
kekal dan tidak berubah sejak zaman Adam hingga sampai saat ini,
maka saat ini manusia mengenal Allah yang kekal yaitu dari tiga masa akan gambaran HadiratNYA,
dengan bukti tertulis dalam Kitab-kitab terdahulu sampai yang terakhir.
Oleh karena itu, mengapa kita diajarkan harus meng-Imani semua Kitab ?
Hal itu supaya kita memahami Hadirat Allah seperti kesimpulan diatas,
dengan cara membacanya.
Hanya sebatas itulah manusia mengenal Allah,
dengan berdasarkan Kitab-kitab (Ilmu Pengetahuan).
Karena hingga sampai saat ini Allah Sang Haliq,
belum pernah terlihat ( zhahir ) oleh manusia.
Oleh karena itu melalui Yesus Kristus yang pernah nampak (Zahir) dan yang sekarang keberadaannya Bathin, sehingga manusia mengenal dan menyebut Dia sebagai "Allah yang hidup".
Jadi begitu pentingnya Ilmu Pengetahuan
(membaca Kitab-kitab),
dimana kita manusia mempunyai batas umur,
dan yang perlu kita sadari bahwa kita tidak akan pernah,
hidup di zaman Itu.( hub > bab 25 )
Karena itu bacalah semua Kitab sambil dihayati,
niscaya dengan hati yang bersih dan bertujuan
bukan mencari kekurangan,
atau kesalahan suatu pandangan.
Maka semua akan terungkap KEBENARAN YANG MENDUKUNG terhadap kitab-kitab sebelumnya, yang telah benar adanya.
30.
Dalam hidup ini kita harus tahu, bahwa manusia hidup mempunyai perasaan dan pikiran, keduanya itu diselubungi oleh roh yang ada dalam diri manusia, itulah yang disebut Jiwa manusia.
Dimana Allah Roh Suci adanya dan Maha hadir, maka roh yang ada dalam diri setiap manusia berfungsi untuk mengadakan kontak dengan Roh Allah yang Maha Suci.
47
Tetapi bukan Roh Allah saja yang ada dalam alam semesta ini,
melainkan ada roh-roh jahat berbagai tingkatan seperti Syaitan, Dadjal dan lainnya, yang selalu mempengaruhi manusia supaya melakukan kesalahan terhadap Allah tanpa disadarinya, dalam pikiran dan perbuatan.
Hal ini haruslah kita hati-hati dan waspada,karena roh jahat lebih gencar mendekati manusia untuk menyesatkan walaupun tidak dipanggil.
Roh-roh jahat ini lah yang mudah masuk dan bersatu dengan roh manusia yang mempunyai hati kotor.
Kehidupan dunia roh itu disebut alam ghaib, yang dikenal dalam hidup manusia dari sisi Bathin.
Setiap jiwa manusia akan masuk ke alam itu apabila mengalami kematian raga / di jemput ajal. (bab 17)
Dimana setiap manusia bisa berhubungan dengan alam ghaib dengan berbagai cara, contohnya seperti berhubungan dengan roh orang mati (perbuatan yang salah) dan Shalat dan Do’a dalam ritual shalat (Q.23:29) (perbuatan baik).
Sejak zaman Nabi-nabi terdahulu, manusia sudah melakukan yang salah hingga sampai saat ini.
Sehingga Allah melarang manusia bertanya kepada roh orang mati (Kitab Taurat / Ulangan 18 :11)
Diwaktu manusia bertanya kepada roh orang mati, saat itulah roh syaitan yang hadir dengan menyerupai orang yang sudah mati tersebut,
sehingga tanpa sadar manusia tertipu Syaitan.
Perlu diketahui disini, pada saat manusia bertanya pada roh orang mati berarti memanggil roh dengan nama orang mati yang bersangkutan.
Oleh karena manusia selalu melakukan perbuatan yang keliru itu, dan karena Allah Maha Tahu, sehingga Allah Sang Haliq Yang Maha Adil dan menyayangi UmatNYA,
memutuskan suatu perkara bahwa RohNYA akan menjelma menjadi Manusia Sempurna
(tergambar nabi Isa di Q. 19 : 17~ 19).
Keputusan Allah tersebut merupakan NubuatNYA, yang tertulis di Kitab Taurat (Ulangan 18 : 18).
Sehingga ribuan tahun kemudian hadirlah manusia Suci Yesus Kristus (tergambar Isa) di Dunia.
Jadi kehadiran Yesus Kristus merupakan suatu "perkara yang sudah diputuskan" dan merupakan Rahmat Allah untuk semua manusia, hal ini tersirat dalam Al Qur-an di Q.19 : 21.
Mengapa di Q.19:21 tertulis "perkara yang sudah diputuskan?"
Jawabnya: Karena ayat ini diturunkan 600 tahun setelah kelahiran Yesus Kristus sebagai manusia !
Setelah Yesus Kristus hadir dibumi (kisah di Injil) selama hidupNya, dimana Roh Allah diam di dalam diriNya,
sehingga Dia disebut Kalam Hidup sebab
Dia adalah Manusia Illahi. (bab 3)
48
Dimana Yesus hadir di dunia merupakan utusan Allah, untuk memberitakan Firman Allah.(bab 12 & 24)
Setelah melaksanakan pemberitaan Firman Allah, Yesus Kristus di akhir hidupnya wafat di kayu salib.
Hal itu memang suatu perkara yang sudah diputuskan, sehingga terkandung maksud Allah.
Oleh karena itu kehadiran Yesus Kristus merupakan Rahmat Allah, tersirat di Q.19:21
Jika diperhatikan dalam kisah penyaliban (dalam Injil) saat menjelang kematiaanNya di kayu salib,
ada satu "Isarat" yang Dia ucapkan, agar semua manusia sebagai saksi hidup waktu itu mendengarkan ucapanNya.
Dia ber seru :
Eli, Eli, lama sabakhtani?"
Artinya: “Allahku mengapa Engkau meninggalkan daku”.
Jadi jelas pada saat itulah Roh Allah yang bersemayam di dalam diri Yesus keluar dari ragaNya.
Sampai saat ini banyak manusia tidak memahami arti dari ucapanNya, bahkan sampai saat ini masih ada sebagian orang yang melecehkan ucapan tersebut
(di ejek dengan “cengeng”), karena tidak mengerti.
Seruan itulah yang mengandung sebuah Isarat, bahwa Dia adalah Manusia Illahi karena pada saat masih napak di bumi "Roh Allah" mendominasi diriNya..
Setelah beberapa jam kemudian Dia wafat sebagai anak manusia.
Dengan demikian kematian Yesus di kayu salib mempunyai satu kesimpulan penting untuk meng-Ingatkan manusia pada pesan Allah yang tertulis di Kitab terdahulu Taurat
(Ulangan 18 : 11). (bab 3)
Yaitu manusia dilarang bertanya kepada roh orang mati, oleh karena manusia banyak yang melanggar hal itu,
sehingga banyak manusia yang dengan mudahnya tertipu akan "kehadiran roh syaitan".
Oleh karena itu Allah Yang Maha Tahu,
memutuskan suatu perkara: yaitu sekarang Yesus telah wafat di kayu Salib
"sebagai manusia" (1.Petrus 3:18),
maka panggillah Nama Yesus orang yang telah mati di kayu salib itu, dengan demikian
pasti "yang hadir Roh Allah", karena Dia adalah Manusia Illahi !
Dari saat itulah bertambah jelas dan lebih nyata,
Syaitan/ Iblis bertambah benci terhadap Nama Yesus,
karena hal itu merupakan “Tandingan” di Alam Ghaib,
sebab roh manusia yang percaya kepada Yesus Kristus dengan
mudah melakukan kontak dengan Roh Allah yang Maha Suci melalui perantara "Nama Yesus".
Ket: Setelah Yesus Kristus kembali ke Sorga, maka sekarang apabila manusia menyebut memuliakan nama Yesus Kristus maka hadirlah Roh Allah yang disebut "ROH KUDUS".
Oleh karena itu sabda Yesus tentang Tritunggal diucapkan setelah Dia bangkit dari kematian sebagai manusia.
Dengan demikian jelas bahwa pemahaman Tritunggal hanya gambaran kehadiran Allah Yang Maha Kuasa berdasarkan urutan zaman dari awal sampai sekarang yang disebut Bapa, Anak dan "ROH KUDUS" yang hadiratNya dikenal dan disapa dalam nama Yesus Kristus.
Itulah asal-usul Misteri kebencian terhadap Nama Yesus,
(kebencian namaNya sudah dikatakan Yesus saat di dunia, di Injil Matius 10:22)
yang selama ini kita tidak memahaminya, dan hal tersebut merupakan kesimpulan dari arti seruan yang Yesus Kristus ucapkan saat “Dia” tergantung disalib.
Itulah salah satu sudut pandang tentang
misteri salib Kristus yang banyak mengandung makna.
Maka orang-orang yang sudah percaya kepada Yesus,
sebagai Tuhan dan juru selamatnya, apabila mereka ber Do’a, / berkata :
“Ya Allah yang di Surga, di dalam nama Yesus Kristus yang kami sapa”.
49
Jadi jelas Nama Yesus itu sebagai "kunci / sandi" kontak roh manusia menghubungi Roh Allah yang Kudus.
Dalam bahasa modern nama "Yesus Kristus"
merupakan "Password / Call Sign" bagi manusia
untuk menghubungi "Roh Allah".
Dengan kata lain bahwa Allah telah memberikan "password kebenaran" , dengan tujuan supaya manusia dengan "mudah menjalin kontak yang benar" antara roh manusia kepadaNYA, guna menghindari penyamaran-penyamaran dari roh-roh kegelapan yang ada di udara.
Oleh karena itu perlu kita ketahui bahwa dalam alam roh (Ghaib) bunyi sebutan dari sebuah nama sangat berperan penting terhadap kehadiran roh yang di sapa, yang akan terjadi "resonansi" dengan roh manusia ! !
Karena itu nama Yesus Kristus paling ditakuti oleh roh-roh apapun juga yang ada di dalam Dunia ini.
Hal itu disebabkan Dia Yesus adalah ROH ALLAH sendiri, oleh sebab itu Dia Yesus disebut Raja Manusia / Illahin Naas, tersirat di Q.114 - AN NAAS (Manusia). (Bab 8)
Ket: Disaat terakhir dalam keadaan tersalib Yesus menyerahkan nyawanya (mati sebagai
manusia) disaat itulah Dia dibangkitkan menurut Roh, dan di dalam Roh itu juga
Ia “turun ke alam maut” untuk membebaskan
orang-orang yang hidup dizaman dahulu (dari zaman Nuh) yang tertawan di alam
penyiksaan (tertulis di 1Petrus 3:18-20)
Oleh karena itu tercatat dalam sejarah disaat itulah
terjadi gempa bumi dahsyat dan bukit-bukit batu terbelah dan kuburan-kuburan
terbuka (tertulis di Matius 27:51-52).
Jadi peristiwa mulai Yesus dibangkitkan menurut Roh
untuk turun ke “alam maut”, maka saat itulah bisa disebut hari “Paskah”.
Perlu diketahui bahwa apa yang tertulis di 1
Petrus.3:18-20 tentang keadaan orang-orang dulu
yang hidup dizaman Nuh setelah mendengar Injil keselamatan dari Yesus, dalam ayat tersebut mereka
tidak disebutkan telah keluar dari penjara (alam maut), dengan kata lain tidak tertulis tentang hal itu.
Oleh karena tidak adanya bukti
tertulis dalam Alkitab yang menegaskan orang-orang dahulu telah keluar dari “alam maut”
(neraka), maka Alquran diturunkan untuk membenarkan bahwa 600 tahun yang silam telah terjadi peristiwa pembebasan
orang-orang tersebut! Dengan memberikan gambaran bahwa orang-orang dahulu telah keluar dari “alam maut” (gambaran neraka), tersirat di Qs.38:26.
Qs.38:62 yaitu; Dan (orang-orang durhaka) berkata: Mengapa kami tidak melihat
orang-orang yang dahulu (di dunia) kami anggap sebagai orang-orang yang jahat
(hina).
Ironisnya semua orang Islam tidak tahu apa sebabnya orang-orang dalam ayat tersebut sudah tidak ada lagi ! Oleh karena itu apa yang tertulis di Qs.38:62 merupakan "pertanyaan" yang harus dicari jawabannya oleh pembaca Al Quran! Dengan kata lain kalau tidak membaca Injil dengan benar maka tidak akan tahu maksud dari ayat tersebut, yang bertujuan untuk membuktikan dan menjawab tentang keraguan bahwa Yesus telah melakukan tugasNya yaitu menyelamatkan orang-orang yang pernah ada sebelum Dia datang ke dunia, yaitu dengan proses disalib dan mati kemudian turun ke alam maut dan bangkit kembali !
Jadi kehadiran Yesus Kristus merupakan rencana Allah,
supaya manusia mengenal Allah dengan sebenar-benarnya,
oleh karena Allah itu Roh adanya ;
maka orang yang menyembahNYA wajiblah menyembah dengan roh dan kebenaran, yang artinya: yang benar yaitu melalui nama "Yasus Kristus" maka Roh Allah yang disebut Roh Kudus akan hadir.
Oleh karena adanya kekuatan Syaitan / Dadjal yang merupakan seteru terhadap Roh Allah,
maka roh Da’jal selalu berusaha mempengaruhi pikiran manusia supaya menyangkal Yesus Kristus. (bab 19)
Sehingga tidak setiap mulut manusia di dunia dapat mengaku dan berkata : “Yesus Tuhan”.
Jadi jelas manusia tidak akan sanggup mengatakan Yesus Kristus Tuhan, tanpa ada kekuatan Roh Allah.
Memang hal itu nyata hingga saat ini dan hal itu sudah tertulis di Injil ribuan tahun yang lalu,
jadi hal itu tidak mengherankan.
(Injil. 1 Korintus 12:3)
Akan tetapi apabila kekuatan roh Da’jal dapat dilawan,
maka dengan pasti manusia dapat mengakui bahwa Yesus Kristus telah datang dengan keadaanNya sebagai manusia berasal dari Allah,
kemudian mengakui bahwa Yesus Kristus bangkit dari antara orang mati (secara total berikut raga), kembali ke Surga
Dengan demikian manusia dapat memahami bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah sekutu Allah yang pernah hadir di dunia.
Oleh sebab itu setelah Yesus Kristus bangkit dan sampai saat ini ada kalimat yang berbunyi :
“Allah tidak dapat dipersekutukan oleh mahluk apapun yang ada di dunia ini”. (Bab12)
Kalimat tersebut sangat nyata, jelas dan masuk akal,
karena hanya “Dia” Yesus Kristus (bukti) sekutuNYA.
50
Sejak KebangkitanNya banyak orang yang percaya akan Yesus Kristus, bahwa “Dia” adalah Tuhan.
Orang-orang generasi pertama yang telah percaya Tuhan Yesus,
yaitu mereka yang merupakan saksi hidup terhadap kehadiran sampai kebangkitan Yesus Kristus.
Dimana mereka mulai menceritakan hal tersebut kepada orang banyak : bahwa Tuhan telah bangkit ke Surga,
sosokNya tidak ada lagi di Dunia nyata dan tiada dapat dilihat lagi oleh kasat mata manusia.
Sehingga mulai saat itu,
sesama manusia memberitakan kesaksian tersebut bahwa :
“Tidak ada Tuhan lagi yang nampak di Alam nyata (Zhahir),
dan tidak ada Allah yang Maha Pengasih
selain Allah yang berada di Surga (Bathin),
yang disapa dalam nama Yesus Kristus ”.
Oleh karena berjalannya waktu dari abad ke abad, sehingga rangkaian kalimat kesaksian terdahulu mengalami penyingkatan dengan makna yang sama, menjadi satu kalimat awal dari kesaksian yang singkat dengan kesimpulan,
yaitu :”Tidak ada Tuhan selain Allah”.
Jadi kesimpulan kesaksian tersebut memang benar adanya jika manusia mengetahui sejarah aslinya.(Bab 25)
Tetapi apabila kesimpulan tersebut diartikan mentah – mentah,
tanpa mengetahui asal usulnya,
maka akan menjadi bumerang bagi manusia,
sehingga sulit memahami siapa Tuhanmu itu! (Q. 7:206)
Setelah Yesus bangkit berada di sisi Allah,
masih banyak manusia tetap tidak percaya kepadaNya.
Di mana Allah adalah Roh Kudus, oleh sebab itu 600 tahun kemudian melalui Rasul Muhammad, Allah menurunkan Al Qur-an, untuk memberi peringatan (Q.68:52, Q.38;70) kembali kepada semua manusia di dunia yang belum juga mengenal Allah dengan sebenar – benarnya (Q.22:74).
Setelah Al Qur-an diturunkan dan tersebar di seluruh dunia,
semua orang yang telah membaca dan mengkajinya berpendapat,
bahwa Al-Qur-an merupakan Kitab yang sudah berisi ringkasan dari Kitab Taurat dan Injil,
hal ini memang benar dan bisa dilihat dari beberapa Ayat yang ada didalamnya.
Di karenakan merupakan ringkasan dari Kitab terdahulu, sehingga tidak terperinci penjabaran dari kisahnya , seperti di Kitab Indukya (Al Kitab).
Oleh karena itu Allah menurunkan Ayat Q.5:68, agar semua orang harus membaca Nara sumbernya,
dimana hal itu sudah diingatkan dan ditegaskan,
bahwa Al Qur-an dalam Induk Al Kitab (Q.43 : 4)
Ayat tersebut untuk menghimbau manusia supaya mengetahui gambaran siapa sesungguhnya Nabi Isa itu ?
51
Sebab manusia mengenal Rasul Muhammad dari Al Qur-an,
dan kalau mau mengenal Yesus dari Injil.
Sedangkan membaca Injil tanpa membaca Taurat,
maka tidak akan tahu mengapa Yesus harus ada ?
Begitu pula kalau membaca Al Qur-an tanpa membaca Kitab terdahulu (Injil/Taurat),
maka tidak akan mendapatkan pengertian yang Hakiki,
bahkan dapat menimbulkan prasangka tidak mendasar.(Q.3:7)
Di sinilah harus dipahami bahwa Yesus Kristus hadir di dunia bukan untuk orang Nasrani / Kristen,
tetapi untuk semua orang yang mau percaya kepada Nya.
(JESUS IS for the whole people in the World, who Believe on HIM, Amen).
Banyak orang berpendapat bahwa Yesus Kristus hanya untuk orang Nasrani,
hal tersebut salah!,
karena saat Yesus hadir di Bumi sampai “Dia” bangkit belum ada kelompok Nasrani. (Bab 23)
Kesalah pahaman pendapat tersebut harus dihilangkan,
sebab anggapan itu salah satu unsur yang dapat mempengaruhi orang,
sehingga enggan membaca Injil,
yang berarti melalaikan Q.5 : 68.
.
Jadi apabila kita sudah membaca nara sumbernya,
yaitu Kitab Taurat dan Injil,
maka kita bisa perhatikan semua Ayat-ayat dalam Al Qur-an,
dimana Ayat-ayat yang mengisahkan tentang para Nabi yang ada di Kitab Taurat, selalu menggunakan nama Aslinya seperti yang tertera dalam Kitab tersebut.
Tetapi mengapa semua Ayat dalam Al Qur-an apabila mengisah kan hanya satu tokoh Nabi saja yang ada di dalam Injil,
tidak ditulis dengan nama Aslinya ? yaitu Yesus Kristus !
Hal itu janganlah kita herankan,
sebab Allah Maha Tahu,
oleh karena Nama Yesus Kristus dibenci orang tanpa sebab,
sejak kehadiranNya sebelum Al Qur-an diturunkan dan sampai saat ini ! (Matius 10:22)
Untuk menghindari penolakan, kemudian Allah ber-Firman melalui Jibril, memakai nama Isa . (bab 1)
Jadi Al Qur-an bisa diterima semua orang yang percaya dan “berserah diri” kepada Allah Sang Haliq.
Sehingga Al Qur-an menjadi Kitab suci yang bersifat Universal,
sebab Kitab Suci yang bermakna pelajaran dari Allah,
tentang ringkasan kisah Taurat dan Injil.
Oleh sebab itu ada Firman Allah di - Q.36:69 : …..
Al Qur-an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan Kitab yang memberi penerangan.
52
Disinilah harus kita ketahui,
bahwa sejak dulu hingga saat ini siapapun orangnya,
berapapun usianya, tidak ada satupun manusia di dunia setelah membaca Injil (walaupun sampai tamat) dapat mudah percaya begitu saja,
bahwa Yesus adalah Tuhan, kalau bukan karena di Karuniakan Hikmat Allah.
Hal tersebut disebabkan karena pada umumnya sifat manusia mengutamakan pikirannya sendiri, sehingga cenderung berpikir kritis.
Oleh karena sifat manusia tersebut, maka apabila membaca Injil akan banyak pertanyaan dibenaknya.
Salah satu contoh pertanyaan yang timbul dibenak para pembaca / penyelidik Injil, yaitu : Mengapa dari keempat isi Injil (Matius, Markus, Lukas dan Yahya) masing-masing tidak sama kelengkapan isinya?
Dasar dari pertanyaan tersebut disebabkan sumbernya hanya satu,
kumpulan catatan sabda Yesus Kristus.
Timbulnya pertanyaan seperti itu sangat masuk akal,
sebab Injil ditulis / disusun oleh masing – masing pribadi,
yaitu keempat manusia (sebagian dari muridNya saat itu ) yang selalu mengikuti sambil mencatat apa yang didengar dari sabda Yesus Kristus saat di alam zahir / dunia.
Tetapi pertanyaan itu mencerminkan seakan kita lupa, akan diri kita sendiri sebagai manusia sama seperti mereka ( para murid Yesus Kristus saat itu ) yang keberadaannya manusia juga.
Dimana kita masing – masing setiap manusia mempunyai niat melepas hajat berbeda - beda waktunya,
dengan demikian apabila salah satu murid Yesus saat itu ber halangan tidak berada dekat bersama “Dia”,
maka jelas tidak tercatalah apa yang disabdakan Yesus saat itu.
Oleh karena itulah maka dari keempat isi Injil tersebut tidak mungkin sama percis, hal perbedaan itulah yang menyatakan bahwa isi dari masing-masing ditulis apa adanya tanpa ada saling kompromi.
Perbedaan itulah yang saling melengkapi tentang satu Fokus kisah kehadiran Yesus Kristus sampai kematian dan kebangkitanNya kembali dari antara orang mati.
Disinilah bisa disimpulkan, bahwa dibalik perbedaan ternyata mempunyai arti yang penting yaitu saling melengkapi, oleh karena manusia dunia, pasti punya keterbatasan !
53
Dari sejak generasi pertama (yaitu mereka saksi hidup terhadap kehadiran Yesus) telah berganti kegenerasi berikutnya serta Injil Kristus mulai tersebar,
masih banyak manusia yang membacanya tetap ragu tidak percaya bahwa apa yang tertulis di dalamnya hasil catatan langsung dari sumbernya “Kalam Hidup”
Keraguan seperti itulah penyebab sulitnya kita untuk percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan.
Walaupun dalam Injil disaat Yesus ada dalam alam zahir (dunia) , “Dia” bisa disebut Rasul dan juga bisa disebut Nabi yang disertai dengan mujizat besar.
Akan tetapi oleh karena perkataanNya :
bahwa “Dia” turun dari Surga (Injil Yahya 6:38) dan “Dia”sudah ada sebelum Nabi Ibrahim ada (Injil Yahya 8:58), oleh karena itu dalam sejarah peradaban manusia, dimana “Dia” adalah Roh Suci yang pernah masuk kealam dunia, supaya keturunan manusia percaya akan hal itu maka Al Qur-an menegaskan kembali dengan gamblang yaitu menjelma jadi manusia di (Q.19:17),
dan seruanNya (saat di kayu salib sebagai manusia) yang meng isaratkan bahwa “Dia” Ilaahin naas, (bab3) serta “Dia” kembali keasalNya Surga, sekalian membuktikan kepada manusia, yaitu dengan kebangkitanNya dari antara orang mati, walaupun belum tiba hari berbangkit
Oleh karena “Dia” Illahin naas mempunyai Kodrat ke Illahian, sehingga "Dia" punya kuasa untuk berbuat apa saja yang dikehendaki, maka dengan demikian jelas bahwa “Dia” adalah Tuhan, bagi yang mau percayaNya !
Oleh karena itu diwaktu Yesus Kristus masih hidup dalam rupa manusia, “Dia” sudah memberikan gambaran dengan jelas dan tegas dalam pesanNya dengan berkata :
Iman mu menyelamatkan mu !
Setelah 5 abad kemudian, tetap masih banyak yang tidak percaya bahwa Injil berasal dari sumbernya yaitu yang disebut “Kalam Hidup”, hal itu disebabkan masih banyak orang awam tidak memahaminya.
Oleh karena itu Al Qur-an diturunkan merupakan rencana Allah,
bertujuan agar manusia mengetahui /mengenal siapa Tuhan itu sesungguhnya, dengan cara dipelajari
(dikaji),
karena penjelasan tentang pengertian bahwa “Dia” adalah Ilaahin naas mempunyai kuasa atas alam Zhahir dan Ghaib yang selalu disebut Tuhanmu, dijabarkan tersamar dalam Ayat-ayat Al Qur-an, dengan penggunaan suku kata terperinci dalam setiap kalimat. (Bab 10 * 15)
Itulah sebabnya mengapa Al Qur-an harus di Kaji.
Jadi begitu pentingnya mengkaji Ayat-ayat Al Qur-an,
sehingga menjadi suatu keharusan bagi semua Umat Mu’min selama hidupnya ,
dari generasi ke generasi sampai saat ini.
54
Dan yang perlu kita perhatikan diwaktu mengkaji harus dengan Akal Sehat, Hati Bersih, Hati Suci.
Yang perlu diperhatikan bahwa apa yang tertulis di dalam Al Quran tentang nabi Isa seorang manusia biasa, mengapa di Q.3:45, ditegaskan Isa seorang terkemuka dunia dan akhirat ?
.
Ayat tersebut tidak dipahami oleh hampir semua pembaca Al Quran walaupun sudah membaca Injil, ayat tersebut adalah gambaran dari sabda Yesus Kristus di Injil Matius 28:18, dimana saat "Dia" bersabda bukan lagi posisi Yesus Kristus di alam zhahir / nyata akan tetapi sudah di alam ghaib / bathin, yaitu setelah bangkit dari kuburNya dan menampakkan diriNya kepada para muridNya !
.
Jadi perlu diingatkan lagi: Bahwa apa yang tertulis di Injil, semua sabdaNya yang ditulis murid-muridNya, bahwa Yesus Kristus masih dalam posisi alam zhahir (manusia biasa), oleh karena itu tidak satupun Yesus Kristus mengatakan dengan terang-terangan "Akulah Tuhan".
.
Oleh karena itu Al Quran menegaskan bagi para pembacanya di Q.57:3-4 dengan makna bahwa "Dia" (Yesus Kristus) adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi yang sekarang menyertai kamu para pembaca Al Quran (yang belum menyangkalNya) !
.
Ayat Q.57:3-4 tersebut adalah isi dari sabda Yesus Kristus yang sudah berada pada posisi di "alam bathil" (alam Roh), yang terdapat pada Alkitab: Kitab Wahyu 22:13 dan Injil Matius 28:20.
.
Jadi jelas Al Quran secara tersamar menegaskan bahwa Yesus Kristus itu Tuhan, hanya saja bisa dimengerti kalau pembaca mempelajari semua Kitab yaitu Alquran dan Injil, karena semua makna dari ayat-ayatnya merupakan "kebenaran yang tersembunyi".
.
Jadi kalau makna dari ayat yang tertulis di Q.57:3-4, seperti penjabaran diatas dibantah oleh semua orang yang telah membaca Al Quran dan Injil, maka hal itu tidak heran sebab pembaca tidak mempelajari dengan benar Injil Kristus, bahkan membaca Injil hanya mencari kekurangan atau kejelekan saja.
.
Oleh karena itu Injil tidak bisa dibaca hanya mengandalkan "Akal" saja akan tetapi yang utama harus mengandalkan "hikmat Allah", lain halnya dengan membaca Al Quran yaitu harus dengan "akal", tetapi harus diingat bahwa Akal manusiapun ada batasnya !, tersirat di surat 72 AL JIN (JIN) ayat 4.
.
Karena Al Qur-an mengandung Ilmu / pelajaran tentang ke Illahian yang sebagian tersamar (Q. 3:7)
Oleh sebab itu setiap mulai membaca saat mengkaji, harus minta perlindungan Allah.Q.16:98 (bab 14)
Hal itu supaya Ghaib yang jahat (Da’jal) tidak menghalangi diwaktu kita mengkaji, agar mengerti dengan benar Ayat-ayat yang termasuk Mutasyaabihaat,
supaya tidak menimbulkan Fitnah (Q. 3:7).
Karena dari jenis ayat tersebut (Mutasyaabihaat) tidak dapat mengambil pelajaran kecuali orang-orang yang mau menggunakan akalnya, yaitu mencari / baca nara sumbernya yang tidak lain adalah Injil Kristus.
Jika tidak hati – hati pada saat mengkaji maka terkadang kita akan membantah Ayat-ayat tertentu yang kita kaji, bahkan kita bisa membantah Kitab sebelumnya walaupun tidak pernah membacanya.
Sehingga tanpa kita sadari, kita telah membantah Firman Allah, karena hanya Allah yang Esa yang memberikan Wahyu kepada para Nabi, yang tertulis pada semua Kitab dan masih ada sampai saat ini.
Oleh sebab itu Allah memberi peringatan di Q.5:68,
di mana pada kalimat terakhir ayat tersebut dengan makna : Apabila manusia yang mengkaji Al Qur-an melalaikan himbauanNYA (baca Taurat dan Injil), maka akan berakibat bertambahnya kedurhakaan dari kebanyakan orang. (Bab 25)
Hal tersebut disebabkan tanpa disadari akan meremehkan bahkan membantah ayat-ayat tertentu yang ada di dalam Al Qur-an itu sendiri.
(contoh meremehkan Q.43:61-64) (Bab 16)
Karena itu perlu diIngatkan kembali, yang penting pada saat mengkaji, harus sangat teliti pada semua petunjuk yang Allah berikan melalui FirmanNYA dan terlebih dahulu harus kembali pada Fitrahnya.
Supaya dengan akal dan pikiran yang jernih dapat mudah mengerti semua Ayat Mutasyaabihaat yang terdapat di dalamnya,
dan semua “Surat akan Terbuka” oleh karena mata Bathin yang bersih.
Jika anda membaca tulisan ini dengan hati tulus dan menyimak dengan baik, maka anda akan tahu maksud Allah menurunkan Al Qur-an melalui Rasul Muhammad.SAW.
Semoga anda akan memahami makna dari kalimat Syahadat yang Agung, yang merupakan dasar syarat utama yang selalu diucapkan
oleh semua Umat Mu’min.
55
Kesimpulan : Bahwa hampir semua “Surat” dalam Al Qur-an,
ada kalimat : “ALLAH MAHA TAHU”
Karena Allah Maha Tahu, bisa dipastikan pembaca Al Qur-an akan dihalangi oleh kekuatan jahat yang tidak terlihat (“Da’jal”),
hal ini disebabkan Kitab Suci Al Qur-an sebagian dalam ayatnya merupakan gambaran sabda tentang ke Illahian Yesus Kristus (di Injil) yang sudah berubah, sehingga tersamar.
Jadi Allah menurunkan FirmanNYA kepada Rasul Muhammad berupa Kitab Suci Al Qur-an, dengan tujuan untuk dibaca dan dipelajari / dikaji, supaya manusia mengenal siapa yang selalu disebut Tuhanmu!
Karena Allah Maha Tahu, bahwa hampir semua pembaca Al Qur-an dipastikan kafir terhadap Yesus Kristus (Tuhannya orang Kristen), hal itu bisa dibuktikan, dimana sabda Yesus Kristus (Injil) bermakna “Peringatan”, dan gambaran sabda itu ada lagi di Al Qur-an sudah berubah sehingga bernada “Hukuman”!
Contoh salah satu ayat Injil, yang terlebih dahulu telah ada sebelum Al Qur-an diturunkan, dan tersirat lagi maknanya dalam ayat Al Qur-an, yaitu :Di Injil Markus 16:16 ; Yesus Kristus (“Tuhannya orang Kristen”) berkata :Siapa yang percaya dan di baptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan di hukum.
Makna dari sabda Yesus Kristus tersebut di atas, merupakan pemberitahuan serta ancaman akan hukuman bagi setiap orang yang membaca atau mendengar berita Injil dan melalaikan sabdaNya !
Contoh ayat di Al Qur-an yang diturunkan Allah, setelah 600 tahun berita Injil Kristus sudah tersiar.
Ayat Al Qur-an di SURAT KE .19 MARYAM ayat 71 ; Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Jika diperhatikan kesimpulan Q.19 : 71; bahwa semua pembaca Al Qur-an (daripadamu) seakan-akan sudah ditetapkan masuk neraka oleh karena kemauannya sendiri.
Hal itu dijabarkan dengan ringkas , tegas serta gamblang arti dari bunyi kalimatnya, yang dipertegas hanya dengan satu suku kata yang ada di ayat tersebut.
Yaitu : “ mendatangi”(neraka itu).= (tanpa disuruh atau dengan sengaja datang ke Neraka).
56
Ayat tersebut tergolong “Mutasyaabihaat”, jadi ayat Q.19:71 tidak perlu dipertanyakan oleh semua pembaca !
Karena Allah Maha Tahu,: bahwa hampir semua pembaca Al Qur-an dengan berbagai macam alasannya dapat dipastikan tidak mau membaca Injil yang berarti tidak akan tahu apa isi di dalamnya.
Jadi sangat jelas dengan sengaja semua para pembaca Al Qur-an menyangkal sabda yang ditetapkan oleh Tuhannya orang Kristen (Yesus Kristus) yang ada dalam Injil !
Jadi jelas bunyi dari ayat tersebut sebagai konsekuensi akibat melalaikan sabda Yesus Kristus, (yang kita tahu, dari mendengar kata orang: bahwa “Dia” Yesus Kristus, Tuhannya orang Kristen)
Dengan demikian Q.19:71 menyatakan bahwa “Tuhanmu” yang tertulis di dalam ayat tersebut dengan tegas tapi tersamar bahwa Tuhanmu itu adalah Yesus Kristus.
.
Oleh karena ketidak tahuan kita, maka kita mengimani ayat tersebut (Q.19:71) apa adanya, jadi tidak diherankan kita semua pembaca Al Qur-an mengimani "SIKSA KUBUR", hal inilah yang diinginkan "Dajal".
Coba kita renungkan, sebab Q.19:71 sebuah peringatan untuk kita semua yang masih hidup di alam dunia ini.
Siapapun dan sampai kapanpun Q.19:71 tidak dapat di pahami apabila yang mengkaji tidak membaca Injil Kristus.
Sebab ayat Mutasyaabihaat tidak dapat mengambil pelajaran, karena dapat menimbulkan fitnah, kecuali hanya orang yang berakal.
Karena itu gunakan akal untuk mencari Injil yang merupakan sejarah (Ilmu pengetahuan) !
Hal itu sudah di ingatkan di dalam Al Qur-an Q. 3:7
Oleh karena itu Allah dalam FirmanNYA di Q.5:68 sudah menghimbau kita semua (“kamu”) agar membaca Taurat dan Injil.
Dimana Firman Allah di ayat tersebut mengandung suatu himbauan tersamar kepada semua Ahli Kitab apapun golongannya untuk membaca Taurat dan Injil,
dan apabila melalaikan himbauanNYA maka para Ahli Kitab dan kita (“kamu”) tidak dipandang beragama sedikitpun !.
Sebab meremehkan ajaranNYA. Karena Allah Maha Tahu, oleh karena itu ayat di Q.19:71, menyimpulkan kembali apa yang pernah disabdakan Yesus Kristus (di Injil).
Akan tetapi disajikan untuk pembaca dimana bunyi dari ayat tersebut sudah bermakna sebuah hukuman!
57
Dan jika diperhatikan dengan cermat ayat tersebut (Q.19:71), tersirat bahwa ada sosok (Tuhanmu) yang pernah memberikan ancaman (hukuman mutlak), apabila melalaikan sesuatu nasihat atau perintahNya !
Dimana ayat tersebut seperti kebalikan dari sabda Yesus Kristus (Tuhannya orang Kristen) di Markus 16:16.
Sehingga ayat di Q.19:71 diturunkan untuk memberikan lagi peringatan keras kepada semua manusia terutama mereka yang sedang membaca Al Qur-an, dengan bernada vonis ancaman !
Di mana kita sangat meyakini Al Qur-an adalah kebenaran Firman Allah, yang tidak bisa diremehkan !
Ironisnya mengapa kita semua orang Mu’min, disaat membaca dan sambil mengkaji ayat–ayat Al Qur-an, apabila mendapati ayat yang berbunyi “ancaman” , kemudian kita tetap tidak menyadarinya ?
Hal itu tidak bisa dipersalahkan, karena kita orang Mu’min pada umumnya tidak pernah tahu duduk permasalahan sebenarnya, oleh karena tidak pernah membaca sebagai nara sumbernya yaitu Injil Kristus.
Di mana sifat manusia apabila tidak merasa berbuat salah, maka tidak akan takut terhadap ancaman.
Keadaan itu tanpa disadari menjadi sebuah dilema dari generasi ke generasi hingga saat ini.
Hal tersebut tidak perlu diherankan, karena sejak pertama Al Qur-an diturunkan di jazirah Arab, Rasul Muhammad sudah mengeluh kepada Tuhan tentang Umatnya yang meremehkan Al Qur-an.
Hal tersebut tertulis di Q.25:30 yaitu ; Berkatalah Rasul: “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al Qur-an ini sesuatu yang tidak diacuhkan”.
Oleh Karena Allah Maha Tahu, maka Al Qur-an diturunkan, tidak lain hanyalah Pelajaran, Kitab yang memberi penerangan dan peringatan untuk MEREKA semua yang tetap kafir terhadap Yesus Kristus, sejak itu.
Oleh sebab itu begitu pentingnya ayat di Q.5:68, mengapa kita selalu harus berdalih tentang ayat ini !
Dimana bunyi ayat Q.5:68 yaitu ;Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran–ajaran Taurat, Injil dan Al Qur-an yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu. ( Al Qur-an terjemahan Dept. Agama RI. Jakarta 1984 ).
58
Ayat tersebut (Q.5:68) sangat jelas isinya, dimana Allah melalui malaikat Jibril berpesan kepada Rasul Muhammad dengan perintah yaitu : “katakanlah”.
Jadi sungguh jelas bahwa di zaman itu, pesan tersebut terutama ditujukan kepada semua ahli Kitab apapun agamanya, agar menegakan kembali pesan / ajaran-ajaran yang ada didalam Kitab-kitab tersebut.
(Dimana “ajaran-ajaran” mempunyai arti lebih dominan berhubungan dengan “akhlak” / perbuatan )
Hal itu disebabkan, di zaman itu makin banyaknya orang-orang yang melanggar hukum Taurat, yaitu 10 perintah Allah yang ada dalam Kitab tersebut, dimana perbuatan / akhlak mereka sudah menyimpang dari ajaran-ajaran Taurat.
Sehingga melalui para Imamnya, perlu diperingatkan kembali untuk ditegakkan.
Dan begitu pula selanjutnya, setelah Injil diturunkan, di zaman itu makin banyak juga orang-orang pemegang Injil tetap berbuat kejahatan, yang berarti melanggar hukum kasih yang diajarkan “Yesus Kristus” di dalamnya.
Dengan demikian orang-orang tersebut telah mengabaikan peringatan “Yesus Kristus” yang ada tertulis di Injil Matius 7:21-23.
Dimana ayat tersebut menggambarkan bahwa hidup mereka (Nasrani) akan sia sia karena tetap berbuat kejahatan walaupun mereka menyebut / meng Imani Yesus Kristus sebagai Tuhannya !.
Sehingga melalui para Imam, dan semua pemegang Injil , perlu di peringatkan kembali untuk ditegakkan.
Oleh sebab itu begitu pentingnya kalimat pertama di ayat Q.5:68, dimana Rasul Muhammad pada zaman itu diperintahkan oleh Allah untuk “mengatakan” sebuah peringatan kepada pemegang Kitab Taurat dan Injil, supaya mereka menegakkan kembali ajaran-ajaran yang terdapat pada Kitab-kitab tersebut yang mereka Imani
Begitu pula bagi kita umat Mu’min dengan Kitab Suci Al Qur-an yang merupakan Kitab terakhir, setelah Kitab Taurat dan Injil, mengapa kita diajarkan agar meng-Imani Kitab-kitab sebelumnya dan berikut Nabi-nabinya, bagaikan kaum Nasrani pemegang Injil, harus meng Imani Kitab sebelumnya yaitu Kitab Taurat.
Kalau kita berpikir tentang kenyataannya yang terjadi pada diri kita bahkan hampir semua umat Mu’min.
Bagaimana mungkin kita bisa meng-Imani Kitab-kitab sebelumnya, apalagi menegakkan ajaran-ajaran yang ada di-dalamnya ?
Sedangkan untuk membaca Kitab tersebut saja, kita tidak mau dengan berbagai alasan !
59
Ironisnya jangankan kita untuk membaca Injil, sedangkan yang merupakan nara sumber satu-satunya yaitu “Yesus Kristus”, hanya namaNya saja sudah dibenci, apalagi untuk membaca Injil dan meng-Imaninya!
Jadi untuk meng-Imani Injil tidaklah mungkin dilakukan oleh umat Mu’min !
Hal tersebut tidak perlu diherankan karena “Allah Maha Tahu”, oleh karena itu Allah sendiri dengan tegas mengatakan tentang sesuatu hal yang akan terjadi di kemudian hari sejak awal Al Qur-an diturunkan kepada Rasul Muhammad, yang dijelaskan tertulis pada kalimat terakhir dalam Q.5:68.
Allah berkata, yaitu: . . .....…Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan mereka; .….. . (ket; “Durhaka beda dengan Kafir”)
Perlu kita “ingat”, apabila manusia hanya menyimpang dari ajaran Kitab Suci maka manusia tersebut tidak dipandang beragama, akan tetapi apabila manusia tanpa bukti sudah berani menyangkal / mengingkari isi dari Kitab Suci pasti manusia tersebut tanpa disadarinya telah melakukan kedurhakaan .
Ayat di Q.5:68, menegaskan:…“akan menambah kedurhakaan dan kekafiran”kepada kebanyakan mereka…..
Kenyataannya sekarang jumlah manusia yang telah mengingkari atau menyangkal keabsahan Taurat dan Injil lebih banyak dari pada jumlah manusia zaman dulu yang hanya menyimpang dari ajaran-ajaran Kitab tersebut.
Dengan demikian Q.5:68 sudah menggambarkan apa yang akan terjadi kelak’ setelah Al Qur-an diturunkan.
Jadi di zaman itu Q.5:68 sudah memprediksi kedepan tentang keadaan mereka sebagai generasi penerus yang akan membaca Al Qur-an, dimana hal tersebut bisa dibuktikan dengan realita yang ada disaat sekarang ini.
Yaitu;Tanpa disadarinya oleh hampir setiap pribadi pemegang Al Qur-an, dengan tanpa adanya bukti yang sah’ (artinya fitnah) telah berani menyangkal “keabsahan” Kitab Injil / Taurat (Alkitab) yang ada sekarang ini.
60
Kenyataan itu disebabkan, mereka dari generasi ke generasi disaat mengkaji Al Qur-an tanpa disadari telah terjebak oleh ayat-ayat Mutasyaabihaat, walaupun sudah ada peringatan di Q.3:7.
Hal itu membuat mereka merasa tidak perlu lagi membaca Injil.
Sehingga tanpa disadari, hal sepele itulah penyebab kesalahan yang sangat “FATAL” !
Mengapa hal itu bisa terjadi ?
Karena sifat manusia umumnya merasa “Akulah yang paling benar ”!, sehingga tidak peduli akan“himbauan”.
Dimana ayat Q.5:68 termasuk Mutasyaabihaat (samar-samar), sehingga kebenarannya tersembunyi! Q.3:7
Oleh karena itu apabila “himbauan tersamar” di Q.5:68 diremehkan, maka dikemudian hari akan berakibat buruk seperti yang sudah di jelaskan sejak awal Al Qur-an diturunkan, yaitu bertambahnya kedurhakaan dan kekafiran, hal itu terbukti sekarang banyak yang kafir terhadap sabda Isa, yang tidak lain adalah:Injil Kristus.
Di zaman sekarang, sekalipun Nasrani, apabila tidak pernah membaca / mendengar ayat Injil, maka merekapun bisa terbilang mulai kafir terhadap “Firman Allah”.
Saat ini, orang-orang Nasrani karena godaan kedunia’an, mulai banyak yang meninggalkan / kafir terhadap Tuhannya (Yesus Kristus), hal itu membuat bertambahnya “kedurhakaan / kekafiran”, jadi hal tersebut tidak perlu diherankan !
Jadi kesimpulan kalimat di surat 5.
AL MAA IDAH ayat 68 yang berbunyi:
. . .....…Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; .…..
Sesungguhnya dalam kalimat tersebut (Q.5:68) tersirat bahwa dikemudian hari sejak Al Quran diturunkan kepada Rasul Muhammad maka akan terjadi fenomena yaitu: bertambahnya para "Mualaf" dari generasi ke generasi.
Hal itu tidak perlu diherankan karena Al Quran sudah memprediksikannya.
Penjelasan lebih rinci tentang bertambahnya para "mualaf" lihat di hal 11: https://hubungantersembunyi.blogspot.com/2013/12/hubungantersembunyi-peringatan-kalaumau.html
Disini perlu kita ingat bahwa ayat tersebut (Q.5:68) diturunkan kepada Rasul Muhammad seorang diri, berarti belum banyak para pengikutnya. Jadi awal mula Al Quran beredar di Jazirah Arab disaat itu orang-orang Nasrani jauh lebih banyak jumlahnya dari pada para pengikut Rasul Muhammad.
Dengan demikian jelas orang-orang Nasrani yang sudah percaya dan mengakui Yesus Kristus adalah Tuhannya setelah mereka membaca Al Quran karena tidak teliti sehingga lupa membedakan "nama yang hak", akibatnya mereka bingung sehingga ikut terobsesi bahwa nama "Yesus" sama dengan nama "Isa". Dengan demikian yang bersangkutan jadi keliru (karena terpaku dari sisi kemanusiaannya saja). Keadaan tersebut dapat mempengaruhi pikiran mereka sehingga dapat menimbulkan "fitnah" terhadap Yesus Kristus.
Hal itu berakibat fatal bagi mereka orang-orang Nasrani dizaman itu dan orang-orang Kristen saat ini yang telah terpengaruh Al Quran, karena "kebanyakan dari mereka" bisa menyangkal / mengingkari Tuhannya yaitu Tuhan Yesus yang
sudah lama di yakininya.
Dengan demikian jelas bahwa merekalah tergolong
"orang durhaka" karena telah menyangkal / mengingkari Tuhannya.
(seperti kisah legenda "Malin Kundang menyangkal ibunya")
Oleh karena itu mereka yang meninggalkan Iman Kristen bukan dikatagorikan sebagai "domba yang hilang" melainkan lebih layak disebut "domba yang kabur" !
Karena orang kabur tahu jalan pulang!
Jadi mereka itulah yang sekarang disebut "Mualaf", yaitu setiap pribadi yang awalnya sudah percaya kemudian menjadi "durhaka" karena mengingkari Tuhannya yaitu Yesus Kristus.
Sedangkan "kebanyakan dari mereka" orang-orang awam yang membaca Al Quran karena terpaku dengan sosok "Isa" dari sudut manusia biasa yang suci, maka apabila mereka membaca atau mendengar berita Injil, pasti mereka tidak mau percaya bahwa 600 tahun sebelum Al Quran ada,
sosok Anak Maria yang pernah diturunkan Allah kedunia dan diangkat kembali ke Sorga, yaitu yang bernama Yesus Kristus adalah Tuhan. Hal itu dikarenakan dalam pikiran mereka telah tertanam secara permanen bahwa "Nabi Isa a.s" hanya anak manusia biasa, sehingga para pembaca Al Quran pada akhirnya menolak keTuhanan dari Yesus Kristus.
Dengan demikian mereka menjadi kafir kepada
"Tuhan Yesus Kristus"!
Itulah kenyataannya bahwa sejak awal Al Quran diturunkan kepada Rasul Muhammad sampai dengan hari ini yaitu dari generasi kegenerasi semakin menambah kedurhakaan dan kekafiran terhadap Tuhan Yesus Kristus!
Itulah bukti kebenaran Al Quran di surat 5:68 yang tertulis: Bahwa Al Quran berdampak "akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; .….."
Jadi jelas karena Allah Maha Adil, maka tidak mungkin orang-orang yang bukan pemegangnya atau mereka yang tidak tahu menahu tentang Al Quran menjadi durhaka atau kafir.
Oleh karena itu kita harus tahu:
Siapa Isa di Al Quran dan siapa Yesus di Injil ?
Lihat di:
Jadi kalau anda sudah memahami kesimpulan diatas, sungguh jelas isi dari ayat-ayat Al Qur-an di dalamnya sungguh sempurna bagi setiap orang yang mengkaji dengan akalnya, yang disertai membaca Injil Kristus.
Jika Al Qur-an dikaji dengan benar, maka kebenaran yang tersembunyi dari ayat “Mutasyaabihaat” akan nyata, bertujuan menyempurnakan pikiran para “pembaca yang berakal dan berjiwa besar” untuk intro'speksi diri.
61
Dimana Al Qur-an dan Kitab-kitab terdahulu dengan pasti dibaca oleh kita yang masih hidup di alam dunia.
Karena semua ayat Al Quran jelas hanya penuh dengan ancaman neraka kelak bagi orang-orang kafir !
Oleh karena itu ayat-ayat Al Qur-an apabila dibaca oleh orang “kafir”, maka orang-orang kafir masih ada kesempatan untuk intro'speksi diri agar bertobat, supaya lebih sempurna lagi terhadap ajaran-ajaran yang terlebih dahulu telah mereka ketahui, sehingga Al Qur-an jelas berisi peringatan untuk mereka yang “kafir”!
Ironisnya kalau kita perhatikan tidak satupun ayat Al Qur-an yang mengancam orang durhaka !
Hal itu tidak perlu diherankan, sebab “Allah Maha Tahu” bahwa orang-orang durhaka semasa hidupnya sangat sulit bertobat dari kedurhakaannya, hal tersebut secara tersamar Al Qur-an sudah menggambarkan bahwa orang durhaka yang semasa hidupnya tetap berkeras hati, kelak tergolong orang yang merugi.
Maka Q.38:62 & Q.11:119 menegaskan; hanya orang durhaka yang ada dineraka, bukannya orang kafir !
Jadi Q.19:71 bisa disimpulkan dengan jelas, bahwa yang mendatangi neraka itu orang-orang durhaka saja dan orang-orang yang tetap kafir sampai ajal menjemputnya.
Oleh karena itu Q.19:71 dikalimat terakhir ditegaskan dengan;….. suatu kemestian yang sudah ditetapkan.
Sekali lagi”, jika anda sudah memahami kesimpulan diatas, akan menyimpulkan; bahwa Kitab Al Qur-an bersifat universal (umum), maka sejak awal pertama boleh dibaca oleh umat manusia apapun keyakinannya.
Oleh karena itu Al Qur-an hanyalah pelajaran dan berisi penerangan bagi pembaca. (Q.36:69)
Akan tetapi apabila bagi orang yang asal membaca saja, maka kelak akan menjadi orang-orang yang merugi !
Oleh sebab itu Al Qur-an satu-satunya Kitab Suci yang harus dikaji bukan untuk sekedar dibaca !
62
Jadi semua Kitab tidak dapat dipersalahkan, hanya manusia saja yang tidak menyadari bahwa sejak awal “Adam Hawa jatuh dalam dosa karena syaitan”, seterusnya syaitan akan menipu manusia agar lebih berdosa.
Oleh sebab itu kita harus introspeksi diri, apakah kelak menjadi “orang beruntung atau orang yang merugi” !
Jadi begitu pentingnya kita mengkaji ayat-ayat Al Qur-an, dimana segala sesuatu materi yang dikaji akan mendapatkan hasil yang teliti dan terperinci dari materi yang telah selesai dikaji.
Jadi yang namanya mengkaji pasti ada laporan, hasilnya : baik atau buruk.
Setiap kwalitas hasil dari pengkajian, tergantung dari akal / pikiran orang yang bersangkutan, dan keberadaan dari kelengkapan materi pendukung serta Ilmu yang berhubungan dengan materi yang dikaji.
Hal itu sangat penting guna mendukung kelancaran dan ketepatan pada saat pengkajian dilakukan.
Begitu pula bagi kita, agar lebih mudah dalam mengkaji ayat-ayat Al Qur-an secara pribadi, kita harus mempunyai bekal ilmu pengetahuan (sejarah) yang lengkap, serta Kitab-kitab yang berhubungan.
Apabila kita tidak mempunyai bekal Ilmu pengetahuan, maka akan sulit sekali bahkan tidak akan mengerti misteri Allah yang ada didalam Al Qur-an itu sendiri.
Yang dimaksud Ilmu pengetahuan disini, tidak lain adalah membaca Kitab terdahulu yaitu Taurat dan Injil.
Jadi jelas begitu pentingnya Kitab Taurat dan Injil untuk di baca, sebagai penambah Ilmu pengetahuan.
Sebab Kitab Injil dan Taurat berisi pengetahuan tentang sejarah kisah semua Nabi-nabi secara rinci’.
Oleh karena kita, bahkan hampir semua orang Mu,min mengatakan Al Qur-an inti sari dari Taurat dan Injil.
Pendapat itulah yang membuat hapir semua orang Mu’min merasa tidak perlu lagi membaca Taurat dan Injil!
63
Sedangkan mengkaji Al Quran tanpa membaca Kitab Taurat dan Injil maka dapat dipastikan tidak akan mendapatkan pemahaman yang hakiki, sehingga dapat menimbulkan prasangka yang tidak mendasar.
Tetapi kenyataannya saat ini telah banyak orang yang ragu akan “keabsahan” Al Kitab, yaitu Taurat dan Injil sehingga hampir semua orang Mu’min dapat dipastikan menolak membacanya.
Oleh sebab itu kalau kita berpendapat Injil yang ada sekarang sudah tidak asli (katanya’ ajarannya sudah diselewengkan), sehingga kita tidak mau membacanya, hal itu sangat memprihatinkan sebab tidak masuk akal.
Pendapat itulah yang harus kita tanyakan pada diri kita sendiri ; Apakah saya sudah melihat yang “aslinya” ?
Hal itu tidak perlu diherankan, karena Allah Maha Tahu keadaan itu sudah tergambar di dalam Al Qur-an.
Yaitu di Q.22:3 >: Bahwa manusia pasti akan membantah tentang Allah tanpa Ilmu pengetahuan, sehingga mengikuti bisikan syaitan yang jahat.
(ayat ini merupakan “peringatan”, pengertiannya harus dicerna dengan “akal”).
Jadi Q.22:3 tersirat bahwa begitu pentingnya membaca Injil yang merupakan Ilmu pengetahuan, supaya manusia punya pegangan dalam pendapat pribadinya, sehingga tidak mudah terpengaruh dari bisikan-bisikan syaitan yang jahat. (bisikan-bisakan yang jahat /fitnah), bisa melalui manusia yang ada penyakit dalam hatinya.
“Perhatikan”! Sangat penting dipahami penjabaran dibawah ini;
Dimana Nabi Isa dalam Al Qur-an dikisahkan dengan tegas sebagai Nabi pembawa Injil.
Sedangkan Injil sudah ada 600 tahun sebelum Al Qur-an, yang mana Injil adalah sabda dari “Yesus Kristus”.
Oleh karena dalam sejarah kehidupan manusia di dunia, tidak ada satupun manusia yang pernah hidup dan meninggalkan dunia, nama aslinya telah berubah !
Begitu pula tidak ada satu ayatpun dalam Al Qur-an yang menyatakan dengan tegas bahwa nama Nabi Isa adalah nama dari Yesus Kristus di Injil !
Jadi sungguh jelas, bahwa nama Nabi Isa dalam Al Qur-an adalah nama samaran dari Yesus Kristus !
64
Oleh karena nama “Isa” adalah samaran, sehingga kisah semua tentang Nabi “Isa” tidak jelas / samar-samar.
Jadi ayat-ayat Al Qur-an yang mengisahkan tentang Nabi Isa, ditegaskan tergolong ayat “Mutasyabihat”!
Hal itu’lah yang mengharuskan para pembaca Al Qur-an mengkaji dengan teliti, sebab kisah tentang Nabi Isa digambarkan sebagai sosok manusia biasa saja yang tidak bercela.
Dimana kisah asal usul Nabi Isa dalam Al Qur-an mengacu pada sosok ibuNya, dengan kalimat; Al Masih ’Isa Putra Maryam !
Oleh karena nama Isa dalam Al Qur-an sosok manusia biasa saja, maka tidak bisa disalahkan kalau hampir semua orang para pembaca Al Qur-an memandang Nabi Isa a.s hanya dari sudut duniawi, sebatas manusia saja.
Ironisnya kalau orang menuduh Maryam melahirkan Isa karena hasil hubungan badan (seperti layaknya manusia), maka orang yang telah menuduh dianggap dusta, sehingga tergolong kafir terhadap Isa. (Q.4:156)
Oleh karena itu, siapa Nabi Isa itu yang sesungguhnya ?
Dan kalau nabi Isa manusia biasa, mengapa tidak dijelaskan siapa Bapaknya?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sesungguhnya supaya kita pembaca berpikir, disinilah menunjukan bahwa hanya orang berakal yang dapat mengambil pelajaran dari ayat “Mutasyabihat”.
Sedangkan Injil adalah hasil catatan yang dikumpulkan dari perkataan Yesus Kristus sendiri, dimana Yesus mengatakan di ayat Injil Yahya 6 :39 yaitu; Tetapi inilah kehendak Bapak yang menyuruh Aku : Supaya dari pada segala sesuatu yang dikaruniakannya kepadaku, tiada Aku hilangkan barang apapun, melainkan Aku akan menghidupkan dia pada hari kiamat. (sumber text Injil cetakan 1971)
Kalau dilihat dari pengakuan Yesus di ayat tersebut, jadi jelas siapa Yesus Kristus sebenarnya !
Oleh karena pengakuanNya maka jelas bahwa “Dia” Illahin Naas, hal ini’lah yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya, karena tidak pernah membaca Injil Kristus !
65
Akan tetapi kenyataannya, kita dan para pembaca Al –Qur-an terpaku begitu saja dengan penjelasan yang ada di ayat Q.19:17; bahwa Isa terjadi dari Roh Allah, sehingga tidak terpikir apa tujuan dari kejadian itu ?
Dari hal itu semua jelas, bahwa kisah kehidupan Yesus Kristus yang tertulis di dalam Kitab Injil, kemudian ditegaskan dalam Al Qur-an dengan gambaran bahwa Nabi Isa hanya sosok seorang Nabi pembawa Injil.
Maka dengan demikian tokoh Yesus Kristus di Injil diceritakan lagi di Al Qur-an sudah disamarkan dengan Isa.
Sehingga kisah Yesus Kristus di Al Qur-an tertulis bukan dengan sebenarnya, maka kisah Nabi Isa a.s menjadi samar-samar juga, artinya dengan pasti alur kisahNya tidak sama terperinci seperti di dalam Injil.
Itulah sebabnya ayat tentang kisah Nabi Isa tergolong ayat “Mutasyabihat”
Oleh sebab itu, Allah melalui FirmanNYA di Q.3:7 memperingati pembaca; bahwa ayat samar-samar disebut ”Mutasyabihat”, bisa untuk menimbulkan fitnah dari pembaca. (Terjemahan Al Qur-an Dept Agama RI cetakan 1984)
Dengan kenyataan itu, bahwa kisah Yesus Kristus dalam Al Qur-an bukan diceritakan yang sebenarnya, walaupun demikian hal itu bukannya berarti kisah Isa di Al Qur-an untuk memfitnah Yesus Kristus di Injil !
Hal inilah yang dimanfaatkan kekuatan roh-roh jahat/syaiton untuk mengganggu pikiran para pembacanya, agar manusia tidak akan mengenal/bersekutu dengan Tuhannya. (tersirat di Q.72:2)
Oleh karena itu setiap mau membaca Al Quran harus meminta perlindungan kepada Allah dari gangguan syaiton. (tersirat di Q.16:98)
Akan tetapi oleh karena ; “Allah Maha Tahu”, bahwa nama Yesus Kristus telah dibenci tanpa ada sebabnya.
Walaupun namaNya hanya terdapat di Injil, tetapi kenyataannya nama tersebut dibenci orang dari sejak awal.
Begitu pula dimana Injil telah tersebar dan nama Yesus tersiar di jazira Arab sebelum Al Qur-an diturunkan, kebencian tersebut tetap berlanjut hingga saat ini.
Jadi di zaman itu sejak awal Al Qur-an diturunkan di jazira Arab, merupakan sebuah Kitab pelajaran yang memberikan penerangan (Q.36:69), supaya semua orang mengenal Yesus Kristus (juru selamat manusia) tidak secara langsung, melainkan penyampaiannya secara bertahap dengan disamarkan memakai nama Isa, yang diterangkan sebagai Nabi pembawa Injil, hal itu untuk menghindari rasa anti pati dari pembacanya.
66
Oleh karena itulah di dalam Al Quran tidak akan mungkin nama tokoh yang ada dalam Injil ditulis dengan nama asliNya yaitu Yesus Kristus, sebab nama tersebut mengandung Kharisma keIllahian yang dibenci oleh roh dajal !
Disinilah harus kita ketahui dan benar-benar dipahami; Dimana Kitab suci berhubungan erat dengan Tuhan, yang tidak lain adalah keIllahian.
Tuhan adalah Roh, dan dalam alam roh / ghaib begitu pentingnya bunyi / sebutan dari sebuah nama.
Oleh karena dalam hal keyakinan apapun, sebutan dari sebuah “Nama” sangat penting tidak boleh keliru!
Hal ini perlu dipahami; Tidak’lah mungkin seseorang berdo’a salah menyebut nama sosok yang diyakini.
Maka, tidak mengherankan, jika setiap orang yang tidak hati-hati membaca kisah Nabi Isa a.s dalam Al Qur-an, bisa dipastikan orang tersebut akan memfitnah Kodrat keIllahian yang ada di dalam nama asli “Yesus Kristus” yang diberikan langsung oleh Allah sendiri ! (Injil Lukas 1 : 26 – 31)
Karena Nabi Isa hanya dijelaskan pembawa Injil, jadi Al Qur-an bukan berisi sabda dari Nabi Isa itu sendiri!.
Maka untuk mengetahui lebih jelas apa yang pernah disabdakan oleh Nabi Isa langsung, maka baca’lah Injil !
Jadi jelas, kalau pembaca Al Qur-an sudah membaca Kitab Injil , maka akan bisa memahami arti dari sebuah “Nama”, sehingga pendapat para pembaca; tidak akan mungkin menyamakan Nabi Isa a.s dengan Yesus Kristus.
Sebab nama “Isa” bukan dari sudut pandang sosok sifat keilahian yang ada pada Yesus Kristus seperti di Injil, jadi nama Nabi Isa hanya gambaran dari sudut pandang kemanusian biasa dari Yesus Kristus.
Jadi tidak akan mungkin ada ayat Al Qur-an yang menyatakan dengan tegas bahwa Isa disalib, bahkan akan datang kedunia membangkitkan orang mati di hari kiamat, karena yang berhak atas semua itu didalam nama Yesus Kristus.
67
Karena dasar dari hal itu tidak dipahami oleh hampir semua pembaca Al Qur-an, jadi tidak akan mungkin mendapatkan adanya titik temu tentang kisah penyaliban Yesus Kristus di Injil dengan cerita tentang penyaliban Nabi Isa yang ada di Al Qur-an.
Karena keyakinan Yesus Kristus disalib suatu yang sakral dalam Iman kaum Nasrani (Kristen / pengikut Kristus) yang kisahNya di Injil.
Setelah 600 tahun kemudian, karena Al Qur-an memakai gambaran Yesus Kristus dengan nama Nabi Isa a.s, karena hal itu’lah maka Al Quran tidak mungkin menyatakan Nabi Isa disalib sesuai dengan Injil.
Akan tetapi Al Qur-an dengan benar menceritakan keadaan pendapat orang-orang kafir yang dengki terhadap Yesus Kristus dizaman itu.
Kesimpulannya Al Qur-an mengisahkan pendapat tentang penyaliban Yesus, yang dikenal dengan nama nabi Isa a.s, dimana ceritanya sesuai dengan keadaan dizaman itu.
Sebab keadaan orang-orang dizaman itu, ada yang yakin dan ada yang tidak yakin tentang kisah penyaliban tersebut yang sudah berlalu 600 tahun, sehingga dalam Al Qur-an orang yang tidak yakin terbilang kafir terhadap Isa
(gambaran Yesus)
Coba kita teliti kembali ayat tentang penyaliban Nabi Isa di Q.4 :156 dan Q.4 : 157.
.
.
Al Qur-an surat 4.AN NISAA’ ayat 156 : Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), > (tanda koma adalah indikasi hubungan dengan ayat selanjutnya, diawali huruf kecil)
Ket:
1 - Jelas kalau kita perhatikan di ayat tersebut bahwa “mereka” adalah orang yang kafir terhadap Isa !
2 - Jadi siapa yang terbilang kafir terhadap Isa ?
Yang pasti bukan kaum Nasrani maupun Muslim !
3 - Coba kita lanjutkan ayat berikutnya dengan indikasi di ayat 157, bahwa “mereka” adalah (orang kafir) !
68
Al Quran surat 4.AN NISAA’ ayat 157 : dan karena ucapan mereka : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka (orang kafir) tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka / orang kafir bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka (orang kafir). Sesungguhnya orang-orang yang berselisi paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka (orang kafir) tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka (orang kafir) tidak (pula) yakin bahwa yang mereka (orang kafir) bunuh itu adalah ‘Isa.
Jadi kesimpulan penyaliban di ayat 157:
Disaat ayat 157 (di surat 4) diturunkan disaat itu peristiwa penyaliban sudah terjadi 600 tahun sebelum Al
Quran diturunkan. Jadi isi ayat 157 menegaskan bahwa peristiwa penyaliban masih diperdebatkan oleh orang-orang di jazira
Arab antara
yang percaya dan yang tidak percaya tentang
peristiwa tersebut di masa lalu.
Oleh karena itu ditegaskan dalam Al Quran surat 4 ayat 157:
Dengan awal kalimat: “Karena ucapan mereka”, (artinya: bukan ucapan Allah tetapi ucapan mereka yang berselisih)
yang percaya berkata : “Sesungguhnya kami telah membunuh Al
Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”.
Dan "bagi mereka" yang tidak percaya berkata: padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang
diserupakan dengan ‘Isa.
Jadi isi dari makna ayat 157 tersebut menawarkan keputusan bagi pembacanya, terserah mau ikut "yang percaya" atau ikut yang "tidak percaya", bahwa Anak Maryam disalib.
Oleh karena itu supaya pembaca tidak bingung Al Quran memberikan "petujuk" untuk membaca Injil seperti tersirat di surat 5:68.
Itulah bukti Al Quran Kitab yang sempurna, yaitu membuat pembacanya: sempurna menjadi percaya atau sempurna menjadi tidak percaya/menyangkal!
Ket :Kalau kita meyakini Al Qur-an Wahyu / perkataan Allah disampaikan oleh Jibril , maka jelas isi dari Q.4:157 adalah bukan pendapat Allah yang mengatakan “diserupakan dengan ‘Isa”, melainkan jelas pendapat tersebut sumbernya dari ucapan mereka orang-orang yang kafir terhadap Isa (gambaran Yesus) di zaman itu !
Karena Allah Maha Tahu maka dizaman itu diturunkan ayat tersebut untuk menjabarkan keadaan ucapan yang keluar dari mulut orang kafir yang mempunyai penyakit dalam hatinya.
jadi sejak saat itu makna ayat tersebut merupakan suatu peringatan kepada semua orang di dunia, agar waspada jangan terpengaruh tipu muslihat orang yang kafir terhadap Isa (gambaran Yesus)
Jadi jelas kalau kita perhatikan Q.4 156 walaupun isinya singkat tetapi diakhiri dengan tanda koma, yang berarti masih berhubungan erat dengan ayat berikutnya, dimana ayat berikutnya diawali kata-kata pembuka : dan “karena ucapan mereka”, hal ini ber tujuan agar pembaca lebih mudah dan jelas membedakan bahwa isi ayat 157, Jibril menyampaikan “ucapan mereka yang kafir”, intinya : diserupakan dengan Isa “bagi mereka !”
Dengan demikian jelas kata-kata “bagi mereka” menunjukan cerita tersebut tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya, karena sumbernya dari mereka yang kafir terhadap Yesus Kristus dizaman itu , dan mereka bukan saksi hidup, sebab disaat Al Qur-an diturunkan peristiwa penyaliban sudah 600 tahun berlalu.
69
Dimana mereka adalah keturunan dari orang-orang Yahudi yang leluhurnya tidak mau mengakui Yesus berasal dari Allah (Roh Allah menjelma jadi manusia, tergambar di Q.19:17).
Oleh karena dari awal leluhur mereka tidak mau mengakui asalnya Yesus, akan tetapi kenyataannya Yesus membuktikan diriNya kembali ke Surga setelah bangkit dari kuburNya (tergambar di Q.19:33), dengan demikian leluhur mereka mengarang cerita bahwa "Yesus tidak disalib tetapi diserupai" (tergambar di Q.4:156-157).
Cerita tersebut untuk membantah kebangkitan Yesus dari kuburNya, hal itu jelas dimana Yesus wafat sebagai anak manusia di kayu salib, maka disaat ini setiap orang yang percaya terhadap cerita bohong tersebut, berarti orang tersebut termakan tipu muslihat orang kafir, akibatnya mereka beranggapan seperti mereka dizaman itu, katanya Yesus Kristus tidak bangkit.
Sebab kalau kita lihat sejarah dalam Injil, maka dari makna ayat Q.4:156-157 bisa terjawab akan tipu muslihat orang kafir yang bertujuan supaya orang - orang dizaman itu terpengaruh agar menyangkal Kebangkitan Yesus Kristus dari kuburNya.
Sehingga orang-orang dizaman itu yang terpengaruh mereka berpendapat: bagaimana mungkin ada kebangkitan sedangkan disalib saja tidak pernah !
Oleh karena ayat selanjutnya Q.4:158 hanya memberikan penegasan secara ringkas, bahwa Nabi Isa diangkat Allah saja (isi yang hakiki dari Q.4:158 : "bukan diangkat untuk diselamatkan agar terhindar dari penyalib'an").
.
Jadi karena ringkasnya isi dari ayat selanjutnya (Q.4:158), maka banyak para penafsir yang tidak mau membaca Injil Kristus berpendapat bahwa nabi Isa dihindari dari penyaliban, berarti orang tersebut tanpa sadar mendukung "ucapan orang-orang yang kafir terhadap Yesus" dizaman itu, seperti di Q.4:157.
Yaitu bermaksud membantah kebangkitan Yesus Kristus.
.
Hal tersebut tidak mengherankan sebab sekarang ini keadaan dari pendapat orang-orang tersebut sudah diprediksikan sejak Al Quran diturunkan dizaman itu, terdapat dalam Firman Allah
di Q.22:3, yaitu :
Di antara manusia ada yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang sangat jahat.
70
Jadi jelas keadaan sekarang bahwa pendapat mereka akibat tanpa membaca Kitab terdahulu yang merupakan Ilmu Pengetahuan sejarah, dan yang lebih penting dalam ayat di Q.22:3 pada kalimat terakhir, tergambar bahwa sekarang ini mereka tanpa sadar di halangi ghaib, sehinggah terpengaruh kekuatan ghaib jahat yaitu "roh dajal /syaitan".
.
Oleh karena itu "Akal" yang dapat menerima kenyataan, sebab segala sesuatu yang dipengaruhi ghaib tidak dapat diterima akal manusia.
.
Kami mau ingatkan bahwa hal itu sudah ditegaskan (di Q.22:8) dengan tersamar agar orang harus membaca Injil, sebab sangat beralasan dengan ditegaskannya di Q5:46 bahwa Kitab Injil di dalamnya ada petunjuk dan cahaya.
.
Jadi perlu kita ketahui, dimana kisah di Injil, dari mulai Yesus Kristus disalib sampai kebangkitanNya dari kubur kemudian terangkat naik ke Surga, kisah tersebut cukup rinci sehingga panjang sekali. .
Maka dapat disimpulkan karena Allah Maha Tahu bahwa di tempat asalnya jazirah Arab dimana Kitab-kitab Allah diturunkan orang-orang dizaman itu sudah banyak yang membaca Injil, sehingga karena Allah Maha Tahu maka Al Qur-an dalam ayat-ayatnya diturunkan cukup dengan ringkas dan tegas, agar semua orang yang membaca Al Qur-an hanya tinggal mencerna saja dengan akalnya supaya tidak terpengaruh dari tipu muslihat orang-orang yang kafir terhadap Yesus di zaman itu.
"Penjelasan" : Dimana kebangkitanNya merupakan pembuktian diriNya, agar semua orang akan sadar "Siapa Dia sesungguhnya !" .
Hal tersebut sudah dikatakanNya saat Dia hidup di dunia sebagai anak manusia, terdapat di Injil Yahya.14:11, dimana makna dari ayat Injil Yahya.14:11 tersebut menyimpulkan bahwa diwaktu Yesus masih dialam dunia, segala mu'jizat besar yang dilakukanNya supaya orang-orang berfikir akan perbuatan itu, sehingga setiap orang menjadi ingin tahu" Siapa Dia sesungguhNya ?", dan segala mu’jizat tersebut tidak pernah dilakukan oleh siapapun manusia yang pernah hidup di dunia ini, penjelasan hal tersebut tergambar dengan tersamar di Q.3:49.
Dimana mu’jizat di ayat tersebut dijelaskan seizin Allah, hal itu supaya pembaca berpikir akan tanda-tanda mu’jizat yang dilakukanNya, mengapa tidak ada nabi siapapun dalam Kitab Suci yang diizinkan Allah untuk melakukan mu’jizat besar tersebut ? Jadi siapa “Dia” itu ?
71
Oleh karena Q.4:157 kisah tentang Nabi Isa, maka jelas ayat tersebut termasuk samar-samar “Mutasyaabihaat” Jadi kalu kita tidak hati-hati mengkajinya maka kita akan mengikuti “ucapan mereka yang kafir” itu
Sedangkan di Q.19:33-34. di ayat ini hanya menggambarkan pengakuan Isa dibangkitkan kembali, dan ayat 34 menjelaskan orang akan berbantah-bantahan tentang kebenarannya, ayat 34 ini gambaran Injil Lukas.2:34.
Jadi gambaran dari ayat-ayat tersebut, apakah kita mau percaya nara sumbernya yaitu tergambar Q.19:34 ?,dan apakah kita mau percaya “karena ucapan mereka yang kafir” yang tergambar di Q.4:157 ?
Itu’lah ayat-ayat yang merupakan petunjuk yang kita dapatkan dalam Al Qur-an, sekali lagi diingatkan bahwa kita diberi kebebasan untuk memilih petunjuk yang ada dalam ayat-ayat Al Qur-an tanpa paksaan.
Oleh karena itu kalau kita tidak memahami isi dari Q.4:157 kemudian melihat isi dari Q.19:33-34, dimana ayat tersebut termasuk “Mutasyaabihaat”, maka kita akan bingung sendiri, bahkan tanpa disadari akan timbul argument dengan berbagai macam alasannya untuk memaksakan pembenaran ayat “Mutasyaabihaat” tanpa terlebih dahulu menganalisa dengan lebih dalam lagi.
Jadi kalau kita sudah mengerti duduk persoalannya, maka bisa disimpulkan di zaman itu maksud Al Qur-an diturunkan untuk : menegakan kembali kisah di Injil bahwa Yesus berasal dari Allah (tergambar Q.19:17), Yesus mati dan bangkit (tergambar di Q.19:33).
Maka Al Qur-an diturunkan di zaman itu memberikan penerangan secara tersamar kepada semua pembaca, bahwa orang-orang yang kafir terhadap Yesus dizaman itu berusaha membantah akan kebenaran kisah sejarah kedatangan dan kebangkitan Yesus Kristus yang tertulis di Injil.
Hal itu tergambar di Q.4:156-157, dimana ayat tersebut membongkar tipu muslihat orang-orang kafir dengan menjabarkan cerita yang dikarang bagi mereka.
Karena “Allah Maha Tahu”, jadi tidak diherankan kalau ayat tersebut tergolong “Mutasyaabihaat” sehingga dapat menimbulkan fitnah, kenyataannya hampir semua orang Mu’min tanpa pernah membaca Injil, mengatakan “Yesus tidak disalib !”
Sehingga Q.4:157 suatu dilemma dari generasi kegenerasi, terutama kebanyakan dari mereka para pendengar.
72
Jadi jelas sekali, kalau pembaca Al Qur-an tidak pernah membaca Injil Kristus, sampai kapanpun apabila mengkaji ayat tentang Isa, maka akan mendapatkan pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang lainnya.
Ayat-ayat pertentangan itulah bagi pembaca untuk memilih: mau percaya yang mana?
Dimana Injil adalah catatan sejarah kehidupan Yesus Kristus sampai diakhir hidupNya mengalami penyaliban, maka “Dia” mati sebagai anak manusia dan pada hari ke tiga bangkit kembali dari antara orang mati.
Jadi setelah 600 tahun Injil tersebar di jazira Arab, dizaman itu Al Qur-an diturunkan mengisahkan keadaan nyata sebagian orang-orang ada yang percaya dan ada pula yang ragu-ragu tentang penyaliban Yesus Kristus, hal itu akibat pengaruh berita bohong (Injil Matius 28: 1-15), oleh “karena ucapan mereka” itu, sehingga telah menimbulkan prasangka belaka diantara mereka, yaitu orang-orang yang kafir terhadap Yesus Kristus !
Dimana berita bohong tersebut tercipta atas prakasa imam –imam kepala orang Yahudi saat itu, yang tidak bisa menerima kenyataan setelah mendengar dari prajurit bahwa “Yesus Kristus bangkit dari kuburNya”, sehingga mereka berunding dan melakukan KKN dengan saksi hidup yaitu para prajurit penjaga kubur, dengan memberikan sejumlah uang perak, agar mengatakan kepada semua orang :,,Katakanlah oleh mu: ,murid-muridNya datang pada malam, tengah kamu tidur, serta mencuri “Dia”.
Maka masyurlah perkataan ini diantara orang Yahudi hingga sekarang ini. (kesimpulan kisah tersebut dari Text Injil 1971)
Oleh karena itu tidak mengherankan, hingga saat ini di seluruh dunia masih akan timbul berbagai macam usaha yang bertujuan untuk membantah akan kebenaran sejarah kebangkitan Yesus Kristus dari kuburNya. Jadi dengan tegas sejak dulu surat Q.4:157 sudah menjabarkan usaha mereka yang kafir, agar kita waspada.
Jika dianalisa dengan teliti berdasarkan sejarah, maka cerita yang ada di ayat tersebut tidak bertentangan dengan Injil, sebab tidak mungkin Al Qur-an mengisahkan Isa disalib, karena kebenaran sejarah yang disalib adalah nama Yesus Kristus, yang pristiwanya 600 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan !
73
Jadi siapapun yang pengkaji Al Qur-an, lalu mengatakan Q.4.157 bertentangan dengan Injil, berarti mereka langsung menelan mentah-mentah arti tulisan di Q.4:157, tanpa dianalisa dengan lebih dalam dan lebih teliti, serta tanpa ilmu pengetahuan sejarah terdahulu.
Begitu pula kalau orang Nasrani membaca Al Qur-an dan mengatakan ayat di Q.4:157 bertentangan dengan Injil, berarti orang tersebut belum benar-benar memahami Injilnya terutama Injil Matius pasal 28 . Sebab justru Q.4:157 menceritakan situasi dizaman itu, dimana berita bohong disebarkan oleh mereka yang kafir terhadap Yesus akibat dari perbuatan dusta Mahkama Agama dulu, yang dilakukan 600 tahun yang lalu terhitung dari saat ayat Q.4:157 diturunkan.
Disinilah kedua belah pihak pada umumnya baik orang Nasrani maupun orang Mu'min tidak memahami hal tersebut.
Jadi kalau semua orang termasuk Nasrani dan terutama Muslim memahami hal tersebut, dengan demikian tidak ada lagi orang yang berdebat karena terpancing ulah orang kafir dan tidak pula ada yang tertipu olehnya !
Q.4:156 & 157 menggambarkan situasi yang memprihatinkan, dimana banyaknya korban pembohongan di zaman itu, sehingga jelas di zaman itu begitu rapuhnya keyakinan manusia akan kebenaran Injil, di sekitar wilayah dimana Al Quran diturunkan.
Oleh karena itu Al Qur-an diturunkan untuk menegakkan kembali kebenaran sejarah terdahulu, dengan memberikan penerangan apa adanya, tentang ucapan orang-orang yang terpengaruh kebohongan, jadi Allah menurunkan Q.4:157, bersifat netral terserah kepada masing-masing pribadi manusia memilih dengan akalnya,
mau percaya yang mana ?
Kami ingatkan beberapa penegasan yang terdapat di Q.4:156 & 157, yaitu :
- 1- Al Qur-an di Q.4:157 menegaskan kembali keadaan di zaman itu dimana mereka dalam keragu-raguan !
-2- Al Qur-an di Q.4:157 membuktikan “karena ucapan mereka” sehingga ceritanyapun hanya bagi mereka !
-3- Al Qur-an di Q.4:156, menegaskan bahwa “mereka” di zaman itu adalah orang yang kafir terhadap Yesus !
-4- jadi Q.4:156 merupakan kunci pegangan bagi pembaca untuk mengingatkan, akan sumber cerita tersebut !
Oleh karena kisah di dalam Injil sumber pencetus awal kebohongan dilakukan oleh penguasa besar Mahkamah Agama dizaman itu, sehingga ayat Al Qur-an dengan makna isi cerita yang ada di Q.4:156 yang mengandung sebuah Isarat akan sumbernya saja sudah dibantah mereka, sehingga dalam ayat tersebut tersirat kalimat yaitu: ......."dengan kedustaan besar".
74
Jadi perlu diperhatikan !Bahwa Q.4:157 bukan kisah penyaliban Yesus Kristus, sebab sebuah kisah pasti bersumber dari saksi hidup.
Sehingga Q.4:157 diturunkan dizaman itu, makna dari isinya hanya cerita dari “ucapan mereka yang kafir !”
Pada saat itu ayat tersebut diturunkan, jelas belum ada pengikut Rasul Muhammad (agama Islam).
Sebab ayat tersebut pertama-tama yang menerima hanya Rasul Muhammad dan isinya seperti itu adanya.
Karena Allah Maha Tahu akan kedengkian hati setiap orang, dan karena Allah Maha Pengasih terhadap umat manusia, sehingga dizaman itu begitu pentingnya Allah menurunkan Q.4: 156 - 157 kepada Rasul Muhammad dengan maksud supaya para pengikut Rasul harus membaca ayat tersebut, sebagai pelajaran dan peringatan: agar para pengikut Rasul Muhammad waspada, jangan sampai tertipu oleh “ucapan mereka orang kafir”.
“PERHATIAN”
Jika Q.4:157 tidak dipahami, maka selamanya timbul “perbedaan pandangan yang tidak akan berkesudahan!”
Q.4:156 & 157 merupakan kebebasan manusia yang diberikan Allah untuk memilih pemahaman pribadi.Hal itu sudah tersirat di Q.42 : 8
Mulai zaman itu Q.4 : 157 bermakna sebuah “informasi penting yang tersamar”, sehingga terabaikan.
Jadi sebenarnya sejak Al Qur-an diturunkan di zaman itu, bahwa Q.4 :156 & 157 tanpa disadari merupakan sebuah gambaran “isarat ”, yang bertujuan untuk mewujudkan bersatunya umat Allah ! / Q.42:8
Dimana ayat tersebut menggambarkan kedustaan besar manusia (mereka) dizaman itu dan makna dari isi ayat tersebut untuk menguji insting pembaca terhadap penilaian mana yang benar dan mana yang salah.
75
Jadi dari penjelasan semua tentang Q.4:156-157 diatas, maka dapat disimpulkan bahwa para pembaca Al Qur-an tinggal memilih makna / pengertian dari ayat tersebut, apakah pembaca mau percaya / mengikuti perkataan mereka orang-orang kafir yang diancam dengan hukuman neraka, atau mau percaya / mengikuti kebenaran yang hakiki, sehingga ditinggikan dari mereka yang kafir seperti sudah dijelaskan dengan tegas tergambar di Q.19:33 dan Q.3:55.
Dari hal itu semua jelas bahwa para pembaca / orang Mu'min berada pada posisi Netral, sehingga dengan bebas untuk memilih mau mengikuti yang mana ?
Kalau kita sudah mengambil keputusan percaya atau tidak dengan apa yang dikatakan mereka seperti di ayat tersebut, walaupun sadar atau tidak disadari, berarti itu'lah yang kita pilih dalam hidup ini, oleh karena itu ada tertulis : "Iman mu menyelamatkan mu" !
Dengan demikian Q.4:156-157 jika dianalisa lebih mendalam, merupakan pelajaran dasar yang bersifat penting untuk memahami sosok yang selalu dijuluki orang kafir dalam ayat-ayat Al Qur-an.
Oleh karena itu, tanpa membaca Injil dan memahami sejarah, maka semua umat Mu’min tidak akan paham mengapa dalam Al Qur-an nama Yesus Kristus yang ada di Injil, harus berubah dengan nama “Isa” ?
Jika kita sudah memahami semua, maka kita akan tahu bahwa di Injil, Yesus Kristus di Salib dan di dalam Kitab Al Qur-an memang tidak akan mungkin ada keterangan bahwa nabi Isa disalib !
Karena sudah ditegaskan bahwa Allah Maha Tahu, jadi dalam Kitab Suci tidak mungkin ada kekeliruan dalam hal hak atas nama siapa yang disebut.
Kalau pembaca sudah mengetahui duduk persoalannya, maka bisa menyimpulkan bahwa setiap ayat-ayat di dalam Al Qur-an untuk menyatakan Yesus Kristus yang sesungguhnya, maka ditulis dengan inisial “Dia”.
Contoh di Q.11:118 dan Q.42:8, “Dia” adalah gambaran dari Yesus yang berhak memilih (Injil Yahya 15:16).
Sedangkan Jibril menyampaikan pesan kepada Rasul Muhammad, mengenai gambaran Yesus Kristus yang berhubungan dengan wewenangNya dihari Kiamat, selalu diawali dengan suku kata: “katakanlah”!
Contoh: Injil Yahya.6:38-39 >> Q.36:79 dan Injil Matius.25:31-32 >> Q.34:26
Injil Yahya 6:38-39 yaitu ayat 38 : Karena Aku turun dari surga, bukannya sebab Aku melakukan kehendak Diriku, melainkan kehendak DIA itu yang menyuruhkan Aku.
Selanjutnya ayat 39 : Tetapi inilah kehendak Bapak yang menyuruhkan Aku: Supaya daripada segala sesuatu yang dikaruniakannya kepadaku, tiada Aku hilang barang apapun, melainkan Aku ini menghidupkan dia pada hari kiamat . (sumber text Injil cetakan 1971)
76
Al Qur-an surat 36. YAA SIIN ayat 79, yaitu: Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan, yang menciptakannya kali pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.
Kalau kita sudah membaca dan memperhatikan makna dari isi masing-masiang ayat tersebut .
Dimana Injil adalah perkataan manusia Yesus saat di dunia, akan tetapi sabda-sabda tersebut disampaikan lagi oleh Jibril dan tertulis di Al Qur-an secara ringkas dan tegas, sudah dalam bentuk baku dan bersifat mutlak.
Dimana ayat tersebut di dalam Al Qur-an jika diteliti dengan merujuk kepada Kitab Injil, maka apa yang tertulis di Al Qur-an secara tidak langsung memberikan penegasan bagi semua para pembaca dengan makna yang mempunyai arti: Bahwa Yesus Kristus yang telah bersabda di Injil Yahya 6:38-39, dimana sabda tersebut menjelaskan tentang wewenang diriNya terhadap umat manusia dihari Kiamat.
Sedangkan dalam ayat Al Qur-an yang berhak atas wewenang tersebut ditegaskan lagi, akan tetapi oleh karena menghindari kebencian terhadap nama Yesus, maka di Q.36:79 bukan lagi dengan memakai nama asliNya yang ada di Injil dan tidak’lah mungkin memakai nama Isa.
Oleh karena itu ayat yang berhubungan dengan wewenang Yesus selalu memakai awalan: “katakanlah”!
Dengan demikian Q.36:79 mengandung sebuah perintah yang tersamar > (“katakanlah”), seakan bagaikan harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.
Maka jika dipahami mau tidak mau pembaca harus mengakui dengan tanpa disadari, bahwa Tuhan yang tertulis di Q.36:79 adalah Yesus, karena “Dia” yang berhak atas wewenang tersebut.
Jadi jelas, ayat tersebut memerintahkan dengan; “katakanlah”…..…, perintah di ayat tersebut bermaksud menerangkan secara tersamar bahwa yang berhak atas wewenang tersebut bukan lagi disebut namaNya.
Hal ini tidak bisa dipahami jika tidak mengetahui sejarah yang ada di Injil Kristus.
Bagi yang sudah membaca Al Qur-an dan Injil, maka akan dapat mengambil kesimpulan; bahwa nama “Isa” sosok manusia biasa saja, sedangkan nama Yesus Kristus (di Injil) sosok manusia Illahi yang telah bersabda; (Injil Wahyu.22:13); “Akulah yang Awal dan yang Akhir”, oleh karena perkataan tersebut dari Yesus sendiri, dan terlebih dahulu sudah ada di Injil, maka Al Qur-an di Q.57:3 & 4 menegaskan kembali bahwa : “Dialah”yang Awal dan yang Akhir dan “Dialah” yang mencipta langit dan bumi!........... …..
77
Dengan demikian jelas sekali, Al Qur-an dalam ayatnya di Q.57: 3 & 4 dengan tegas membenarkan bahwa Yesus Kristus yang berkata di Injil “Akulah yang Awal dan yang Akhir”, sesungguhnya “Dia” adalah Tuhan !
Orang yang teliti mengkaji Al Qur-an dan membaca Injil dengan hati yang tulus, akan mengetahui bahwa ayat “Mutasyaabihaat” suatu misteri terselubung, hubungan antara Al Qur-an dengan Injil, dimana ada kebenaran Injil tersembunyi di dalamnya, jadi disimpulkan sejak zaman itu Al Qur-an suatu pelajaran, yang bertujuan untuk meyakinkan pembaca yang berpendirian dengan akalnya, bahwa Yesus Kristus yang kisahNya terdapat di Injil, sesungguhnya Dia adalah Tuhan !
Oleh karena sebab yang tidak jelas, maka Injil dianggap tabu untuk dibaca , akibatnya kebenaran tersembunyi itu menjadi hampa, karena ditafsirkan seadanya tanpa merujuk kepada Kitab Induknya (ALKitab), (Q.43:4).
Jadi kalau kita sudah memahami duduk persoalan tersebut, maka kita akan tahu ada kebenaran tersembunyi pada kalimat ;“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan!”> Sebab memang benar, nama Isa bukan Tuhan!
Akan tetapi, mereka yang tidak membaca Injil, dimana kalimat;“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan”, pengertian dari kalimat itu jika ditelan mentah-mentah, maka akan timbul suatu kesimpulan di benaknya:bagaimana mungkin sosok manusia bisa-bisanya disebut Tuhan !
Kesimpulan itu dikarenakan mereka menyamakan Yesus dengan Isa, maka akibatnya membuat seseorang bahkan kitapun dengan mudahnya mengambil suatu kesimpulan bahwa orang Nasrani itu sesat.
Ironisnya kesimpulan tersebut berkembang, sehingga tertanam di benak setiap orang yang hanya mendengar !
Hal itu menjadi suatu dilema bagi orang awam dari generasi kegenerasi, mereka bisa berprasangka ajaran Injil sudah diselewengkan, sehingga beranggapan orang Nasrani salah, karena memper Tuhankan “Yesus Kristus”!
78
Karena anggapan tersebut, maka sekarang hampir semua orang Mu’min, timbul rasa antipati membaca Injil.
Akibatnya membuat orang Mu’min turun-temurun menganggap Nabi Isa dalam AL Qur-an sama dengan Yesus Kristus, sehingga apabila mereka mengkaji, maka akan mudah terjebak pada ayat “Mutasyaabihaat”.
Keadaan mereka tidak bisa dipersalahkan, karena kebanyakan mereka adalah orang-orang awam yang tidak pernah tahu apa itu Kitab Injil, dan ironisnya banyak dari mereka hanya mendengar saja “katanya….”
Hal itu kelak dihari akhir (Q.33:67) tanggung jawab para pemimpin yang melarang mereka membaca Injil !
Oleh karena keadaan tersebut, maka kalimat; (“Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan”) bagi orang yang paham maupun yang tidak paham, bisa dijadikan sebuah kalimat “pembelaan” untuk mempertahankan argumentasi masing-masing, dalam hal pemahaman; siapa Tuhanmu itu.
Hal itu disebabkan karena sifat manusia
“Aku’lah yang paling benar”.
Karena kalimat tersebut tergolong “Mutasyaabihat”sehingga kebenarannya tersembunyi, maka kalimat tersebut menjadi dilema terselubung bagi mereka, dari generasi ke generasi yang akan membaca Al Qur-an kelak.
Sebab pemahamannya tergantung dari tingkatan seseorang akan Ilmu Pengetahuan yang dimilikinya.
Oleh karena sedikitnya orang yang paham tentang hal tersebut, dimana lebih banyak jumlah orang awam yang tidak memahami, sehingga orang yang memahami lebih banyak diam, karena takut dipandang “murtad”!
Seiring dengan berjalannya waktu, dari awal Al Qur-an diturunkan hingga saat ini, maka banyak orang awam yang telah menjadi Imam dalam keluarga atau Umat.
Dimana para Imam tersebut yang berstatus sebagai pemimpin, tidak dapat menjelaskan duduk persoalan “inti” yang sebenarnya seperti kalimat; “Mutasyaabihaat” >> “Kafir’lah orang yang mengatakan Isa Tuhan” !
79
Kenyataan tersebut bisa dilihat sekarang ini, hampir semua pemimpin umat bahkan kitapun sebagai Imam dalam rumah tangga tidak menyadarinya, sehinga tidak bisa menjelaskan duduk persoalan yang benar.
Keadaan tersebut tidak perlu kita herankan, sebab “Allah Maha Tahu” !
Dimana kenyataan tersebut sudah terprediksi dalam ayat Al Qur-an itu sendiri, bahwa di hari pengadilan nanti kita sebagai Imam yang berstatus Pemimpin diminta pertanggung jawaban atas keterangan yang kita berikan.
Hal itu ditegaskan dalam ayat Al Qur-an di Q.33:67.Q.33:67 yaitu; Dan mereka berkata: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menta’ati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan yang benar.
Ayat tersebut bermakna sebuah “peringatan” bagi semua pembaca Al Qur-an. Karena Al Qur-an untuk kita Umat Mu’min, maka peringatan tersebut bukan untuk mereka diluar Mu’min !
Oleh karena itu saat mengkaji kita harus teliti, sebab Al Qur-an banyak sekali ayat “Mutasyaabihaat”, dimana jenis ayat tersebut samar-samar, sehingga tidak dapat diambil pelajaran kecuali orang yang ber akal. (Q.3:7)
Karena manusia mahkluk berakal, maka hanya dengan “akal sehat” dapat menerima kenyataan.
Keterangan tambahan di Al Qur-an terjemahan Dept Agama RI 1984 urutan No:184, menjelaskan bahwa : ayat “Mutasyabihat” tidak dapat dimengerti karena tidak dapat ditentukan arti dari maksud isinya, kecuali terlebih dahulu melalui penyelidikan secara mendalam; ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya, mengenai hari kiamat………….. .
Coba kalau kita hayati keterangan tersebut, tidak’lah mungkin seperti ayat mengenai hari kiamat para pembaca Al Qur-an harus bertanya kepada Allah !
Akan tetapi para pembaca jangan lupa walaupun ayat tersebut dijelaskan hanya “Allah yang mengetahui”!
Tetapi ditegaskan juga, bahwa jenis ayat tersebut bisa diselidiki secara mendalam ?
Oleh karena bisa diselidiki, maka semua pembaca pasti bisa menemukan jawaban dari arti ayat tersebut.
80
Oleh karena itu Allah menurunkan Kitab Al Qur-an merupakan pelajaran (Q.36:69).
Artinya untuk dipelajari.
Berarti jika dipelajari dengn benar ; maka ayat “Mutasyaabihaat” seperti tentang Hari Kiamat dapat diketahui.
Coba kita buktikan untuk dipelajari, sebagai contoh hanya 2 ayat saja yang tergolong “Mutasyaabihaat” sebagai penuntun.
Contoh; >Dimana ayat Al Qur-an yaitu Q.31:34 pada kalimat pertama menjelaskan bahwa :Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat;…………….
Sedangkan ayat di Q.43:61 pada kalimat pertama dengan sangat sangat tegas, menjelaskan :Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. ……….. .
Dengan demikian jelas hanya Isa yang mengetahui hari kiamat, karena Isa itu satu-satunya manusia di dunia ini yang terjadi dari Roh Allah (Jelma’an manusia sempurna > Q.19:17), dengan kata lain Illahin Naas .
Jadi sangat jelas dan masuk “akal”, kalau gambaran mengenai Hari Kiamat hanya Allah yang tahu, karena Allah adalah Roh Suci, dimana Allah melalui media manusia Suci Yesus Kristus, pernah hadir hidup nyata diantara manusia .
(penjelasan kasar: Yesus Kristus selama hidup di dunia dirasuki Roh Allah sehingga semua sabda yang keluar dari mulutNya disebut Kalimat Allah)
Karena Yesus Kristus di Al Qur-an digambarkan manusia biasa dengan nama Isa, maka untuk mengetahui perkataan Isa dari sifat ke IllahianNya tentang hari Kiamat tidak lain harus membaca Injil, karena semua sabda Yesus Kristus saat di dunia ini telah dicatat dan terrekam dalam Kitab Injil !
(“Dia” Illahin Naas, perkataanNya disebut “Kalam hidup”)
Jadi jelas Al Quran bukan sabda Isa, jadi di dalam Al Quran tidak ada ilmu pengetahuan hari Kiamat yang Isa berikan.
Oleh karena itu untuk mengetahui tentang misteri ayat-ayat “Mutasyaabihaat” harus membaca Injil.
Maka begitu pentingnya Q.5:68 yang merupakan himbauan tersamar kepada semua pembaca Al Qur-an.
Jadi jelas bahwa akal pikiran manusia yang dapat memecahkan misteri ayat tersebut, yaitu dengan cara diselidiki yang tidak lain menggunakan akal untuk mencari tahu sejarah Nabi-nabi dari Kitab-kitab terdahulu.
81
Kalau kita tidak gunakan akal, maka sulit sekali dalam mengambil pengertian dari ayat tersebut, sehingga dengan pasti bisa menimbulkan fitnah tentang ayat itu sendiri bahkan terhadap Kitab-kitab terdahulu.
Oleh karena Kitab Al Qur-an sarat akan petunjuk, dimana manusia ada pada posisi netral, diberi kebebasan oleh Allah, untuk mengambil keputusan secara pribadi, petunjuk mana yang akan dipilihnya, tanpa paksaan.
Dengan demikian janganlah kita terpaku dengan suku kata “petunjuk”, sehingga kita sudah merasa mendapat “petunjuk”, sedangkan “petunjuk” itu harus dibaca lalu dicari arahnya, dan arahnya harus konsisten dari awal melangkah supaya langkah-langkah yang dijalanni tepat, agar tidak keliru sampai ketitik akhir “yang dituju”.
Dengan demikian di saat mengkaji Al Qur-an, dari awal kita harus konsisten mencari petunjuk (ayat-ayat) yang berhubungan dengan surat pertama : AL FAATIHAH (PEMBUKAAN) : “Tunjukilah kami jalan yang lurus”.
Karena dalam hal mengkaji tidak sama dengan berDo’a, maka bunyi permintaan yang tertulis di ayat tersebut dengan pasti jika dicari dengan teliti, jawabannya pasti ada juga tertulis di dalam ayat Al Qur-an itu sendiri !
Perlu diingatkan” , bahwa pembaca harus hati-hati dan teliti pada saat membacanya, karena kekuatan jahat syaitan telah mengetahui bahwa Al Qur-an memberi petunjuk kepada jalan yang benar. (Q.72 Al Jin :1)
Sehingga syaitan berusaha tidak akan mempersekutukan manusia dengan Tuhan. (Q.72 Al Jin:2)
Oleh sebab itu agar manusia tidak dapat bersekutu dengan Tuhan, maka syaitan berusaha mengganggu pikiran manusia yang membaca Al Qur-an, supaya lupa akan petunjuk yang meng arah kepada “jalan yang lurus”itu.
Penjelas, mengapa syaitan mengganggu ?
Berdasarkan historisnya, bahaw asal usul syaitan dan para pengikutnya adalah mahluk berasal dari Sorga yang telah dicampakkan / diusir oleh Allah dari hadapanNYA, karena melakukan kesalahan. Karena mahluk tersebut sudah melihat Allah, hidup dalam roh dan kekekalan serta pengetahuannya, lengkap.
82
Kalau mereka berdosa, itu berarti telah berbuat dosa dengan sengaja, sehingga tidak ada lagi pengampunan.
Akan tetapi lain halnya dengan manusia yang belum pernah melihat Allah, oleh karena Allah Maha Tahu dimana manusia sejak awal diciptakan kemudian jatuh dalam dosa oleh karena dipengaruhi oleh syaitan.
Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang terhadap ciptaanNYA, maka Allah memutuskan suatu perkara, agar dosa-dosa manusia dapat diampuni (bagi yang mau), yaitu dengan Kasih karunia oleh “RahmatNYA”.
Dimana pengertian dari gambaran “RahmatNYA” dalam Al Qur-an sungguh jelas di Q.24:21 & Q.19:21.
Hal itulah yang membuat syaitan menjadi dendam kepada manusia mahluk ciptaan Allah, sehingga syaitan berusaha agar manusia tidak bisa terselamatkan akibat perbuatan dosanya, dengan cara menghalangi semua pembaca Al Qur-an supaya tidak mendapatkan pengertian tentang petunjuk ke arah “Jalan yang lurus itu”!
Dimana kalimat “jalan yang lurus” adalah merupakan gambaran kalimat “sandi” bagi pembaca Al Qur-an, sebab kalimat tersebut mengandung gambaran yang tersamar dari wujud zhahir “RahmatNYA”.
Oleh karena merupakan “sandi” petunjuk, maka harus dipecahkan dengan kata lain harus benar-benardi pahami bagi semua pembaca Al Qur-an, karena petunjuk adalah suatu logika yang pasti bagi yang berakal.
Dengan demikian atas penjabaran diatas, maka siapapun orangnya, berapapun usianya dan dimanapun tempatnya, apabila membaca Al Qur-an pasti diganggu syaitan, agar pikiran manusia tanpa sadar dipengaruhi supaya tidak memahami apa yang dimaksud dengan pengertian sebenarnya, akan “jalan yang lurus itu” !
Oleh sebab itu pada saat membaca Q.43:61, selanjutnya di ayat “62” sudah jelas-jelas diperingati, supaya para pembaca harus waspada jangan sampai dipalingkan oleh syaitan. Oleh karena itu harus tahu duduk permasalahan yang sebenarnya terhadap isi ayat tersebut.
Akan tetapi kenyataannya tanpa sadar pembaca terpengaruh, sehingga terjerat pada ayat “Mutasyaabihaat”, yaitu pikiran pembaca terpaku dengan beranggapan sepele: “bahwa Isa hanya sosok manusia biasa saja” !
83
Itulah sebabnya Al Qur-an harus dikaji ulang, agar semua pembaca mendapatkan suatu kesimpulan yang pasti!
Akan tetapi bukan sekedar dibaca dan dikaji, melainkan harus di dasari dengan hati / bathin yang bersih, karena syaitan / roh dajal lebih suka akan manusia yang mempunyai penyakit dalam hatinya.
Oleh karena syaitan merajalela di dunia, maka orang yang diganggu sehingga tertipu syaitan maka hanya terpaku pengertian dunia saja.
Hal itu sudah dikatakan Rasul Muhammad, bahwa sejak awal Al Qur-an diturunkan sudah diganggu oleh kekuatan jahat syaitan sang penipu yang menyesatkan. (Q.25:29)
Oleh karena itu, para pembaca Al Qur-an jangan’lah meremehkan akan kekuatan jahat syaitan pengganggu !
Maka pada saat memulai membaca Al Qur-an, Allah sudah memberi tahu sebagai suatu isarat penting !, yang tertulis di Q.16 : 98, yaitu ; Apabila kamu membaca Al Qur-an hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.
Ayat tersebut merupakan suatu rabu-rambu dalam membaca Al Qur-an untuk mengingatkan kita, supaya pembaca selalu harus waspada terhadap roh pengganggu!
Ayat selanjutnya Q.16:99, yaitu ; Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya.
Di ayat Q.16:98 jelas sekali ditujukan kepada semua pembaca Al Qur-an siapapun juga yang masih dalam taraf pencarian akan petunjuk kepada jalan yang benar, yaitu sesuai permintaan awal: “jalan yang lurus” itu !
Sebab selama masih dalam taraf penentuan pilihan, pribadi yang bersangkutan pasti dihalangi syaitan.
Hal ini terbukti dari ayat berikutnya (Q.16:99), dimana dijelaskan bahwa syaitan tidak ada kuasanya untuk mengganggu para pembaca yang sudah tahu dan memahami sehingga dia sudah berIman kepada Tuhannya.
Oleh karena itu, untuk memahami isi petunjuk dalam Al Qur-an, hanya satu kuncinya, yaitu pahami dan laksanakan himbauan tersamar di Q.5:68 yaitu membaca Taurat dan Injil,
(sebab harus “diingat” bagaimana mungkin seseorang bisa mengatakan “Kitab itu salah” kalau tidak membacanya).
84
Kemudian bacalah semua “Surat” Al Qur-an, kalimat per kalimat dalam satu ayat hingga semua surat, sambil dipikir dengan dilandasi hati yang lapang.
Dengan demikian anda dapat membuktikan bahwa Al Qur-an merupakan “Surat Terbuka” yang bermakna Pelajaran dan Petunjuk bagi semua orang untuk di baca dan dikaji. (Q.69:48)
Sehingga kita memahami bahwa agama Islam adalah agama yang disempurnakan bagi semua orang yang berserah diri kepada Allah Sang Haliq, dengan pedoman kitab Suci Al Qur-an yang sarat dengan petunjuk berupa tulisan serta petunjuk Tahajud bagi mereka yang tetap ragu dengan petunjuk tulisan.
Dengan tujuan supaya semua manusia mengenal bahwa “Dia” adalah Tuhanmu, tanpa paksaan atau pengaruh dari orang lain, melainkan dengan cara dipelajari dan atas kemauannya sendiri, masing – masing Pribadi.
Hal itu bertujuan untuk menghindari perselisihan, yang berawal dari perdebatan / argumentasi setiap orang !
Jadi tulisan kami ini, dari “awal sampai akhir kesimpulan”, sekedar bacaan dari hasil mengkaji kembali semua ayat-ayat yang tergolong “Mutasyaabihaat”.
Sehingga sangat perlu untuk dibaca, karena selama ini para pembaca tanpa sadar bahwa ayat-ayat tersebut terhalang ghaib jahat, yang mempengaruhi para pembaca supaya tidak memahami dengan benar.
Oleh karena itu pelajari kembali Al Qur-an dengan sungguh-sungguh, dan renungkan’lah.
Sebab Q.3:7 sudah memprediksikan keadaan setelah Al Qur-an diturunkan, dengan kenyataannya bahwa sekarang, hampir semua orang yang mendalami Al Qur-an tanpa sadar berIman pada ayat “Mutasyaabihaat”, tetapi tanpa dipelajari dahulu dengan akalnya, maka sekarang timbul’lah fitnah tentang keabsahan Kitab Injil.
Jadi, kalau anda sudah mengetahui sesuatu Rahmat Allah yang benar-benar dingkari manusia. (Q.43:15)
Berarti anda sudah memahami apa isi penjabaran dari tulisan ini !
Akan tetapi semua kesimpulan dari tulisan ini, kembali pada diri anda masing-masing pribadi !
Sebab ada tertulis: “Hendak’lah yang punya mata melihat dan yang punya telinga mendengar !”
85
Mengapa? : - Kita harus mengkaji Al Qur-an ?-
- Hampir semua ayat-ayat Al Quran penuh dengan “peringatan”?-
- Harus ada ayat yang disebut “Mutasyaabihaat” ?
Pertanyaan diatas, tidak bisa terjawab dengan benar tanpa membaca Injil Kristus, dengan tulus.
Renungan dari kesimpulan:
Kalau kita menuduh orang lain “kafir”, jadi, termasuk golongan yang mana’kah kita ini ?
Penutup Kesimpulan .
Jadi kalau kita sudah mengkaji dan meng-analisa Al Qur-an dengan mendalam disertai membaca Injil Kristus, maka salah satu kesimpulan dari sudut pandang hubungan ayat-ayat Al Qur-an terhadap Kitab Injil adalah:
Al Qur-an dengan tersamar telah menjabarkan, bahwa ada Manusia Illahi yang berasal dari Allah Yang Maha Tinggi / Surga, pernah hadir di bumi ini.
Dimana Manusia Illahi itu tidak lain adalah Yesus Kristus, yang kisahNya ada di Injil Kristus.
Sedangkan di dalam Injil, berisi kisah kehidupan Yesus dan sabdaNya tentang himbauan, nasehat dan janji-janjiNya untuk menyelamatkan manusia dari perbuatan mungkar, dan hanya bagi yang percaya kepadaNya.
Oleh karena kehadiran Manusia Illahi tersebut berasal dari Surga, maka bisa jadi dan pasti “Dia” akan datang kembali kebumi, hal itu dijabarkan dalam Al Qur-an dengan gambaran “wewenang Dia” dihari kiamat.
Dimana dalam Injil tidak ada satu ayat pun Yesus mengatakan dengan terusterang menyatakan diriNya secara tegas bahwa “Dia” Manusia Illahi.
Akan tetapi pernyataan diriNya di dalam Injil dengn menggunakan bahasa perumpamaan, sehingga sulit dipahami kalau bukan dikaruniakan Hikmat Allah.
Oleh karena itu semua orang / kita yang mengkaji Al Qur-an dengan "Akal" untuk meng-analisa lebih dalam dan teliti dengan dilandasi hati yang bersih dan di sertai membaca Injil Kristus, dan bukan mencari perbandingan atau kesalahan.
Maka semua orang / kita pasti akan mengetahui “siapa yang sesungguhnya manusia Illahi itu”.
Dimana Kitab Al Quran mengungkapkan dengan logika / akal agar manusia dapat mengerti apa yang selama ini sulit diterima, mengapa manusia Yesus Kristus, punya kuasa atas Surga dan bumi (tergambar di Q.3:45).
86
Oleh karena itulah sebagian ayat Al Qur-an memberikan penerangan kepada pembaca dengan penjelasan bahwa Illaahi naas makhluk ber-unsur manusia, jadi karena sosoknya rupa manusia, dengan pasti punya nama.
Dengan demikian orang yang mengkaji Al Qur-an dengan hati yang tulus akan memahami, bahwa yang dimaksud Manusia Illahi adalah Yesus Kristus, yang kisahNya ada dalam Injil.
Sehingga pembaca Al Qur-an dapat mengerti bahwa manusia Yesus saat di dunia, “Dia” adalah Ilaahin naas.
Oleh sebab Yesus Kristus berasal dari Allah, oleh karena itu Dia adalah Manusia Illahi, Manusia yang mempunyai Kodrat ke Illahi'an, sehingga Dia Manusia yang Kekal dan Dia dapat melakukan apa saja tehadap bumi berikut isinya karena sesuai dengan KodratNya.
Gambaran dari Manusia Illahi tersebut sudah ditegaskan dengan ringkas tapi tersamar di Q.112 AL IKLASH.
Bagi mereka / kita yang sudah mendalam dalam pengkajian maka mereka / kita tahu bahwa Q.112 AL IKLASH merupakan kesimpulan inti dasar utama keimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pada umumnya mereka / kita tidak memahami tetang hal itu, walaupun sudah dijelaskan oleh Allah melalui FirmanNYA dalam Al Qur-an secara isarat, hampir disemua ayat dalam
surat Al Qur-an dengan suku kata :
"Tuhanmu, Tuhannya, Tuhan kita".
Dimana Q.112 mempunyai nilai fungsi / bobot sepertiga dari Al Qur-an, hal itu sangat jelas karena surat ini adalah ringkasan sepertiga dari gambaran Hadirat Allah yang manusia dapat ketahui dalam Kitab-kitab terdahulu. (penjelasan Bab.28)
Oleh karena Manusia Illahi wujudNya Manusia maka Dia punya "Nama".
Oleh karena itu NamaNya mempunyai kharisma keIllahian.
Dimana kita tahu bahwa ke Illahian berhubungan dengan Roh, maka nama Yesus Kristus ditakuti oleh raja syaitan apapun yang ada di bumi maupun di alam udara sampai saat ini.
Peng'ungkapan yang terdapat dalam Kitab Al Qur-an tentang Manusia Illahi itu’lah yang merupakan pelajaran dasar, yang membuat syaitan / dajal merasa ter usik sehingga gusar terhadap para pembaca Al Qur-an, hal itu tanpa disadari oleh kita dan semua orang terutama para pembaca Al Qur-an.
87
Dengan demikian setiap orang yang membaca Al Qur-an agar tidak memahami tentang siapa Manusia Illahi itu, maka Gahib jahat yaitu "Dajal" yang disebut roh anti Kristus selalu berusaha menghalang / meracuni pikiran manusia yang membacanya sehinggga ingkar kepada Tuhannya.
Penjelasan roh "Dajal" adalah anti Kristus, tertulis di Al Kitab cetakan tahun 1961 (ejaan lama) di 1 JAHJA 4:3 ; dan tiap-tiap roh, jang tidak mengaku Jesus itu, bukanlah dari pada Allah, melainkan inilah roh si Dadjal, jang telah kamu dengar jang akan datang, dan sekarang ini sudah ada didalam dunia.
Maka kita / setiap orang yang membaca ayat-ayat Al Qur-an tentang “nabi Isa”, (gambaran Yesus), selalu dihalangi syaitan / Dajal, sebab “syaitan / Jin” mengetahui Al Qur-an merupakan penjabaran tentang hal itu. (Q.72 AL JIN : 2)
Dengan demikian semua ayat-ayat tersebut tanpa disadari terhalang Ghaib !
Oleh karena hal tersebut, maka kita / setiap orang yang akan mulai membaca Al Qur-an, Allah memberikan ketetapan dalam ayat Al Qur-an di Q.16:98, agar kita dan semua pembaca harus waspada terhadap gangguan ghaib jahat / syaitan.
Hal itu suatu peringatan agar jangan dipalingkan oleh syaitan dari pengertian yang hakiki (Q.43:62). Jadi apabila kita / pembaca Al Qur-an sudah memahami bahwa Manusia Illahi itu yang dikenal dalam nama Yesus Kristus, maka gangguan bisikan dari kekuatan ghaib yang jahat / syaitan akan dapat terhindari.
Hal tersebut tersamar dalam ayat Al Qur-an,di surat terakhir 114 AN NAAS (MANUSIA), ayat 3, yaitu: Ilaahin naas / Manusia Illahi.
Jadi surat ini merupakan kesimpulan tersamar dari kharisma akan “Dia”, di ayat pertama diawali dengan perintah : “Katakanlah” .
Oleh karena itu surat AN NAAS sebagai penutup dari Kitab Suci AL QUR-AN.
Hal itu’ lah yang perlu kita renungkan dengan hati yang tulus.
Jadi sangat jelas bahwa Al Qur-an menegakkan kebenaran yang hakiki dengan logika /akal.
Sehingga dengan kenyataan tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Islam “agama berakal”.
Kesimpulan itulah yang kita sudah tahu tapi tidak benar-benar dipahami secara mendalam !
Dengan penjabaran dan kesimpulan dari tulisan ini, semoga anda memahami misteri dasar dari kalimat:
“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”
AMIEN.
88
31.
Tujuan dari tulisan yang kami susun ini, semata-mata hanya membagi pengalaman Nyata .
Supaya kita pembaca mengerti bahwa Al Qur-an suatu petunjuk yang mengandung Ghaib, yaitu agarmanusia dapat percaya bahwa “Yesus Kristus Tuhan”, bukan karena dipengaruhi oleh orang lain.
Tetapi dengan jalan Shalat Tahajud, untuk membuktikan kebenaran yang hakiki secara pribadi.
Sebab agama berhubungan erat dengan Tuhan yang keberadaanNya Roh.
Sehingga kita mendapatkan keyakinan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan, dengan lebih sempurna.
Hal inilah yang merupakan kesimpulan inti sesungguhnya, bahwa Islam agama yang disempurnakan.
Karena apapun Kitabnya dan apapun bunyi Ayatnya, bahwa keyakinan tentang Allah tidak bisa diukur dan tidak dapat dibuktikan dengan Logika manusia.
Alasan pokok yang mendasar sehingga kami merasa perlu untuk menulis pengalaman nyata ini,karena pada umumnya kita meng-artikan mentah-mentah kalimat : “Tidak ada Tuhan selain Allah”.
Maka hal tersebut menjadi suatu harga mati, yang berakibat menyangkal Yesus Kristus adalah Tuhan.
Oleh sebab itu : Tidak ada satu dalih pun dan tidak ada satu orang manusia pun di dalam Dunia ini yang dapat merubah Akidah, kecuali “Dia”lah yang Awal dan yang Akhir !
Melalui tulisan ini mengingatkan bahwa Tuhan yang Ghaib adanya, bisa ditemui (dalam Ghaib) dansemua ini tergantung kita pribadi, apakah mau? atau tidak ? tanpa harus melalui syarat Duniawi.
Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang sehingga tidak akan mempersulit UmatNYA.
Tetapi hanya ada satu syarat Bathin, yaitu :
Bertanya dengan Benar dalam Tahajud dengan modal meyakini akan menemui Tuhannya dilandasi Hati yang Tulus. (Q.2 : 46)
Siapa saja yang mau melaksanakannya (spt bab 22), jika Allah berkenan atas ketulusan hati andadipastikan “Dia” akan hadir dalam suasana ghaib yang indah menakjubkan…. Amien.
Shalat Tahajud tersebut suatu pembuktian nyata untuk kita semua orang Mu’min, karena hal ini merupakan ujian untuk mendapatkan jawaban pribadi pada tingkat Ma’rifat yang sesungguhnya.
89
Karena tanpa Tahajud (spt Bab 22), dipastikan sampai saat menjelang Ajal menjemputnya, tidak akan mungkin percaya bahwa “Dia” Yesus Kristus adalah Tuhan, yang akan membangkitkan kita.(Bab 4 & 18)
Oleh karena itu 600 tahun sebelum Al Qur-an diturunkan, Yesus Kristus saat hadir di Dunia sebagai anak manusia, Dia sudah berpesan memberikan tawaran yang mudah untuk semua manusia, dalam sabdaNya di Injil Yahya 20:29 : “Berbahagialah orang yang percaya, meskipun tiada nampak”.
Tahajud tersebut bukan ajaran baru tetapi tanpa kita sadari hal ini sudah ada dalam ayat Al Qur-an di Q.2:46 ; Orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya,………………
Karena kami sudah meng-Imani semua Kitab, dan kami sudah membuktikan (Ghaib) kehadiran “Dia”.
Maka kami mau ingatkan bahwa makna dari melakukan Tahajud di Q.2:46, yaitu bernuansa bathin / ghaib yang merupakan suatu petunjuk bahkan tawaran ulangan cuma-cuma dari Allah tanpa paksaan bagi MEREKA yang tetap tidak mau percaya begitu saja, atas tawaran terdahulu di Injil Yahya 20:29.
Perlu diingatkan, bahwa tawaran ulangan tersebut terkadang tidak semudah dalam pelaksanaannya.
Apabila dalam pelaksanaan, suasana / perasaan mengalami gangguan oleh kekuatan ghaib yang jahat. Keadaan tersebut harus dilawan dengan niat dan Iman.
Jika ghaib jahat tetap menghadang, anda tinggal menyebut nama “Dia” yang paling ditakuti oleh roh jahat.
Kalau anda sudah melakukan Tahajud seperti bab 22, maka anda akan mengerti makna dari Injil Yahya 20:29, karena anda akan mengalami sendiri menghadapi kekuatan-kekuatan Ghaib Jahat ! Bab 11
Perlu diketahui, bahwa apa yang tertulis di Injil bermakna nasehat bagi pembaca, mau percaya atau tidak !
Akan tetapi apa yang tertulis di Al Qur-an bermakna pelajaran serta petunjuk pelaksanaan Tahajud untuk pembuktian langsung dengan ghaib, bagi mereka yang tetap tidak percaya dengan apa yang tertulis di Injil !
90
Tulisan ini hanya bermakna pengkajian, berdasarkan ayat-ayat yang ada didalam Al Qur-an, yang merupakan Kitab pedoman Umat ISLAM.
Jadi bukan bermakna Syari-at.
Jika anda setelah membaca semua isi tulisan ini, kemudian meremehkan bahkan mencibirnya, kami tidak merasa heran karena kami dahulu seperti itu adanya.
Jadi jangankan tulisan ini, Firman Allah saja dapat dibantah manusia, karena ketidak tahuannya !
Tulisan ini tidak perlu dibahas untuk bahan perdebatan sehingga menimbulkan perbantahan.
_________________________________________________________________________________
Tetapi sangat perlu bagi setiap pribadi untuk direnungkan dengan hati bersih, karena hari ini, besok,lusa, bisa merupakan hari terakhir untuk kita semua. Jangan sampai terlanjur ajal menjemput, sehingga menyesal setelah masuk ke alam ghaib yang kekal.
Jadi anda tinggal memilih, "siksa kubur" atau tempat yang "diberkati" (Q.23:29) / (Yahya 14:3) (Bab 23)
Karena status kita diwaktu hidup dalam dunia ini, berserah total kepada Allah Sang Haliq sambil mencari untuk mendapatkan petunjuk “jalan yang lurus” itu, apabila “jalan yang lurus” itu belum juga kita dapati, maka dari mulai ajal menjemput, yang kita alami adalah "siksa kubur" bahkan sampai tibanya hari berbangkitpun tidak ada yang membangkitkan kita, berarti kita tetap di alam siksa kubur, jadi hal itu sesuai dengan yang kita Imani !
Hal itu tergambar dengan jelas dan tegas di Q.36 : 52, keadaan kita di hari kiamat akan “celaka”.(Bab18)
Sekali lagi kami ingatkan, sangat penting bagi setiap pribadi kita untuk merenungkan hal tersebut.
Di mana Allah melimpahkan RahmatNYA (Q.19:21), tetapi manusia mengingkarinya (Q.43:15) (Bab23)
91
Jika Anda patuh menjalankan Ibadah dengan hati yang Tulus Ikhlash, pasti tidak menolak “Dia”.
Karena “Dia” adalah Tuhanmu.(Q.43:64)
Perlu diingatkan; karena tulisan ini bermakna pengkajian dan penyajian dari isi bunyi ayat-ayatnyatidak lengkap, oleh karena itu harus ada materi yang akan dikaji, yaitu Kitab-kitab sesuai Ref.
Yang utama saat mengkaji semua Kitab, bukan mencari perbandingan apalagi perbedaan !, tetapimencari hubungan yang saling mendukung antar Kitab-kitab tersebut, karena merupakan mata rantai.
Jika kita mencari perbedaan berarti kita meragukan akan ke Esa-an Allah !Sebab semua Kitab sumbernya hanya satu yaitu Allah Sang Haliq dan Dialah Tuhan yang Esa.
Maka janganlah mencari perbedaan, sebab Tuhan tidak pernah berbeda apapun zamannya.
Apabila anda sudah selesai / tamat membaca tulisan ini, renungkanlah dengan hati dan pikiran tenang. Sekali lagi diingatkan !
Jangan bertanya kepada manusia apapun agamanya, karena pada umumnya manusia bersifat
“Akulah yang paling benar” sehingga lebih cendrung men-doktrin / memaksakan.
Oleh karena itu tulisan ini bersifat “Pribadi!”
Kami ingatkan; bahwa tulisan ini bukan untuk merubah suatu Akidah, akan tetapi semata-mata untuk mempertegas dengan penjabaran makna dari akidah itu sendiri.
Dimana tulisan ini hanya memberikan masukan kepada anda yang membaca, agar setiap pribadi tahu bahwa selama ini tanpa kita sadari, hampir sebagian ayat-ayat penting yang mengandung makna petunjuk tentang “jalan yang lurus”itu, dengan nyata saat dikaji selalu dipengaruhi / terhalang ghaib, yang bertujuan agar para pembaca Al Qur-an menyepelekan kebenaran tersembunyi dari ayat “Mutasyaabihaat”.
92
Oleh sebab itu, kami hanya memberi tahukan, bahwa tanpa anda membaca Injil maka anda tidak akan mungkin mengetahui apa tujuan yang sesungguhnya Al Qur-an diturunkan.
Sebab sudah kita dengar bahwa Al Qur-an ringkasan dari Taurat dan Injil, jadi kalau anda baca AlKitab dengan hati yang tulus, maka anda akan lebih jelas lagi isi dari ringkasan yang ada dalam Al Qur-an.
Karena hal itu sudah ditegaskan dalam Al Qur-an di Q.43:4.
Jadi jelas’lah dalam mengkaji harus merujuk kepada Kitab Induknya agar lebih mudah mendapatkan pengertian yang hakiki.
Dimana misteri Allah yang ada dalam ayat-ayat Al Qur-an tersusun dengan sistemmatis, sehingga untuk mendapatkan ayat yang saling berhubungan, tidak selalu berada dalam satu surat, kenyataan itulah sebagai bukti bahwa Al Qur-an harus benar-benar dikaji , bukan sekedar dibaca dan ditelan mentah-mentah.
Jadi hanya fitrah diri dan akal sehat saja, yang mampu menerima adanya kebenaran yang tersembunyi.
Dimana kebenaran itu terhalang ghaib jahat, hal itu bisa dibuktikan bahwa hanya Kitab Suci Al Qur-an saja jika hendak mulai dibaca harus minta perlindungan Allah dari gangguan syaitan terkutuk !,yang ditegaskan
di Q.16:98; Fa-idzaa qara’tal-qur-aana fasta’idz billaahi minasy-syaithaanir-rajiim
Jika anda marah setelah membaca tulisan ini, kami sangat memahaminya, karena kami tahu bukan karena fitrah anda yang menimbulkan amarah, hah ini harus kita sadari bahwa kita manusia tempat pertarungan pengaruh antara roh ghaib jahat dengan Roh Allah yang sejati, sebab manusia diberi kebebasan oleh Allah untuk memahami Kitab Suci, guna memilih: percaya atau tidak kepada Tuhanmu, maka terserah manusia itu sendiri.
Jadi jangan’lah kiranya tulisan ini membuat hati anda gusar.
Tulisan ini tidak ada arti apa-apa sedikitpun jika tidak dibaca sambil dihayati, akan tetapi tulisan ini sebagai penjelasan awal berdasarkan realita, bagi pembaca yang mau mengkaji Al Qur-an dengan hati yang lapang.
Perlu “diingat” setiap agama mempunyai Kitab masing-masing!
Tulisan ini mengulas hubungan yang terlupakan antara Al Qur-an dengan Injil yang tidak pernah dibaca.
93
Oleh karena itu tulisan ini
“bukan pelajaran agama”,
jadi jangan berburuk sangka !
Kami ingatkan lagi, bagi pembaca Al Qur-an, bukan juga karena semata mengandalkan pengertian sendiri dari akalnya, melainkan yang lebih utama harus waspada terhadap gangguan ghaib yang jahat !
Demikian tulisan ini kami buat, semoga bermanfaat bagi setiap pribadi yang membacanya, amien.
Jika anda melakukan Tahajud dengan hati yang tulus, semoga hadirat Nur Illahi dapat anda buktikan.
Amien.
“SEMUA TERSERAH ANDA !”
94
32.
Ya” Ukhty ya Akhuya”…… Inilah sebagian pengalaman ana dan para Sahib”……yang sefaham dan yang sepenuhnya.
Tolong mengkaji dengan benar, sedetil-detilnya dan dengan pengantara Injil.
Yang antuma kumpulkan…..yang selama ini…. Menjadi pertentangan yang bagi antum yang tidak faham dengan isi Alquran dengan benar dan yang paling prinsip antum”…..Yang beranggapan Injil tidak benar.
Coba baca Injil pasti tergambar dalam Al Qur-an, yang selama ini oleh karena Dadjal menutup Mata hati, maka tidak terlihat.
Dengan ini utamakan singkirkan Dadjal….dan jangan antum marah………dengan penjelasan ini dan jangan disepelekan”
Dengan hati ikhlas antuma bersedia menjawab semua pertanyaan antum”…………………….. , dan bagi yang ingin memiliki Tulisan ini, cantumkan nama serta alamat lengkap, kirimkan melalui (sms) hp : ---------------------- ----------------------9-7
Syukran kathir…ma assalamah ihlal liqha….Taufiqh wall hidayah
” Wassalam alaikm wr”wb…..Kullu fi jannah,
Asgf/Ahdr/Sahib.
Bacalah tulisan ini sekali lagi, dari awal sampai akhir . .
Ket : Tulisan ini disusun berdasarkan pengalaman nyata kami. Lamanya masa pengkajian pribadi, lebih dari lima belas tahun.
Jumlah asli tulisan ini yang kami buat secara rinci – pass seribu bab. Kami sajikan hanya sebagian kecil saja, untuk menghindari rasa jenuh pembaca.
Karena itu mohon maaf kalau tidak ber-urutan.
95
Ref : Al Qur-an Terjemahan resmi Dept Agama RI - 1984
Hadits Shahih Bukhari
Alkitab keluaran Lembaga Alkitab Indonesia cetakan 1970 (eja-an lama – masih memakai istilah Arab)
Judul Tulisan : “Surat Terbuka”
Disarankan diwaktu mengkaji harus disertai Kitab-kitab sesuai Ref, bagi mereka yang lancar membaca tulisan Arab serta mengartikannya, lebih baik mempergunakan Al Qur-an tanpa terjemahan.
Mintalah Hikmat Kepada Allah maka akan lebih mudah memahami Bahasa Qur-an. Hanya “Akal sehat dengan didasari fitrah diri” maka dapat menerima kenyataan adanya kebenaran Injil yang tersembunyi di Al Qur-an.
Jika sampai saat ini masih ada orang yang berdebat soal Agama,berarti orang – orang tersebut hanya tahu Kitabnya masing – masing !
Karena sifat manusia,
“Aku’lah yang paling benar!”
Iman mu menyelamatkan mu !
Copyright © 2007 Pribadi ! Surat Terbuka
96